loading...

Tanya, Jawab Tentang Filsafat Umum

January 18, 2013
loading...
1. Apakah manfaat atau faedah mempelajari filsafat dan menurut para ahli serta sebutkan contohnya?

Jawaban:

Manfaat atau faedah mempelajari filsafat menurut saya filsafat itu bermanfaat dalam memecahkan berbagai masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan, yang mana masalah-masalah itu dapat terselesaikan dengan mencari kebijakan-kebijakan yang baik ataupun dapat terungkapnya suatu kebenaran-kebenaran yang menurut kita hal itu belum jelas kebenarannya. Misalkan saja contohnya yaitu pada zaman dahulu orang beranggapan bahwa Tuhan mereka matahari dan mereka menyembah matahari, namun mereka mulai berfikir ketika datang malam hari, maka matahari tidak ada lagi dan mereka beranggapan bahwa bulan adalah Tuhan mereka, namun pada saat itu mereka berfikir pula bagaimana jika pada saat siang hari mereka harus menyembah apa, maka dari situ mereka mulai berfikir, siapakah yang dapat menciptakan bulan, bintang, matahari serta alam semesta ini dan itulah Tuhan kita.

Itu merupakan salah satu contoh seseorang berfilsafat, selain itu juga menurut saya filsafat juga bermanfaat sekali bagi diri kita untuk menyongsong masa depan yang lebih semangat dan lebih baik. Misalkan saya contohnya kita memikirkan atau membuat suatu keinginan kita untuk menjalani kehidupan kita kedepannya nanti bagaimana, dan dengan begitu kita akan lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan yang kita jalani.

Adapun menurut para hali filsafat (filsuf), kegunaan secara umum filsafat adalah:

a. Plato merasakan bahwa berfikir dan memikirkan adalah hal yang nikmat luar biasa sehingga filsafat diberi predikat sebagai keinginan yang maha berharga

b. Rene Descartes, yang termashur sebagai filsafat modern dan pelopor pembaruan dalam abad ke 17 terkenal dengan ucapannya Cogito Ergo Sum (karena berfikir maka saya ada). Tokoh ini mempertanyakan segala-galanya tetapi dalam keadaan serba mempertanyakan itu ada satu hal yang pasti bahwa aku bersangsi dan bersangsi berarti berfikir. Berfilsafat berarti berpangkal kepad suatu kebenaran yang fundamental atau pengalaman yang asasi.

c. Alferd Nort Whitehed seorang filsuf modern merumuskan filsafat sebagai berikut: “Filsafat adalah kesadaran dan pandangan jauh ke depan dan suatu kesadaran akan hidup dan kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat kepada seluruh usaha peradaban.

d. Maurice Marleau Ponty seorang filsuf modern eksistensialisme mengatakan: “Jasa dari filsafat adalah terletak pada sumber penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan dengan sumber itu kita bisa berfikir tentang manusia”.

Disamping kegunaan secara umum, filsafat juga dapat berguna secara khusus dalam lingkungan sosial budaya Indonesia. Franz Magnis Suseno (1991) menyebutkan ada 5 kegunaan filsafat, yaitu sebagai berikut:

1. Bangsa Indonesia berada di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi banyak bidang dan sebagian dapat dikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan hidup, nilai dan norma itu filsafat membantu untuk mengambil sikap sekaligus terbuka dan kritis.

2. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kembali kekayaan, kebudayaan, tradisi dan filsafat Indonesia serta untuk mengaktualisasikannya. Filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secara verbalistik, melainkan secara evaluatif, kritis dan refleksi sehingga kekayaan rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus menerus identitas modern bangsa Indonesia.

3. Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka kedok ideologis berbagai bentuk ketidak-adilan sosial dan pelanggaran terhadap martabat dan hak asasi manusia yang masih terjadi.

4. Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual bangsa dan umumnya dalam kehidupan intelektual di Universitas dan lingkungan akademis khususnya.

5. Filsafat menyelidiki dasar dan sarana sekaligus lahan untuk berdialog diantara agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara khusus dalam rangka kerja sama antar agama dalam membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

2. Sebutkan ciri-ciri seseorang itu berfilsafat menurut para ahli serta sebutkan contohnya?

Jawaban:

Menurut pendapat saya ciri-ciri seseorang itu berfilsafat yaitu dalam menyelesaikan problema dalam kehidupannya ia akan bertindak hati-hati dan tidak gegabah, di dalam mengambil keputusan ia akan mempertimbangkan hal-hal yang baik dan yang buruk, sehingga ia akan bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil, serta berpikirnya secara logis.

Sedangkan menurut para ahli (filsuf) ciri-ciri seseorang berfilsafat yaitu:

1. Menurut Suyadi M.P dan Sri Suprapto Wirodiningrat menyebutkan bahwa ciri-ciri seseorang itu berfilsafat memiliki 3 ciri,

a. Menyeluruh

Artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut pandangan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral, seni dan tujuan hidup.

b. Mendasar

Artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi, tidak hanya berhenti pada periferis (kulitnya) saja, tetapi sampai tembus kedalamnya.

c. Spekulatif

Artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Meskipun demikian, tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah mencapai penyelesaian.

2. Menurut Ali Mudhofir (1996), ciri-ciri seseorang berfilsafat yaitu:

a. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal, yaitu berfikir sampai keakar-akarnya. Berfikir sampai ke hakikat, esensi atau sampai ke subtansi yang diperlukan.

b. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum), yaitu berfikir tentang hal-hal serta proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan sesuatu yang parsial.

c. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Yang dimaksud dengan konsep disini adalah hasil generalisasi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses individual. Dengan ciri yang konseptual ini maka berfikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari.

d. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren, artinya sesuai dengan kaidah berfikir (logis. Konsisten, artinya tidak mengandung kontradiksi.

e. Berfikir secaar kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasal dari kata sistem. Yang dimaksud dengan sistem adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang berhubungan menurut tata pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan tertentu.

f. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara komprehensif. Yang dimaksud komprehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berfikir secara kefilsafatan berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.

g. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas, setiap filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.

h. Berfikir secara kefilsafatan adalah pemikiran yang bertanggung jawab. Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir sambil bertanggung jawab. Pertanggung jawaban yang pertama terhadap hati nuraninya sendiri.

Contoh ciri-ciri seseorang berfilsafat

Menurut pendapat saya misalnya di dalam kehidupan sehari-harinya, seseorang itu jika melihat sesuatu atau mendapatkan suatu pengalaman yang mana ia belum ketahui secara mendalam, ia akan terus mencari tahu tentang sesuatu itu hingga keakar-akarnya. Kemudian lagi saya contohkan jika seseorang itu menghadapisuatu masalah, ia akan pikirkan baik-baik masalah itu dan akan menyelesaikan dengan pertimbangan-pertimbangan yang baik pula, maka dari itu jika nantinya terdapat suatu masalah dalam pengambilan keputusannya, maka ia akan bertanggung jawab.

3. Apa yang mendorong seseorang itu untuk berfikir filsafat menurut para ahli, serta sebutkan contohnya?

Jawaban:

Yang mendorong seseorang itu untuk berfikir filsafat menurut saya yaitu, rasa keingintahuan seseorang itu tentang sesuatu yang belum mereka ketahui. Dan mereka ingin menyelidiki tentang sesuatu itu. Contohnya saja: tentang keingintahuan seseorang untuk mengetahui bagaimana bentuk bumi ini, bagaimana proses terjadinya siang dan malam. Sehingga seseorang itu menyelidiki dan akhirnya mengetahui bagaimana bentuk bumi yang sebenarnya dan bagaimana proses terjadinya siang dan malam itu.

Kemudian menurut pada ahli yang mendorongseseorang itu berfikir filsafat yaitu:

a. Keheranan

Banyak filsuf menunjukkan rasa heran (dalam bahasa Yunani Thaumasia). Plato misalnya mengatakan: “Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan untuk menyelidiki. Dari penyelidikan ini berasal filsafat”.

Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap bulan, yang indah yang dapat kita lihat pada malam hari, sehingga dari keindahan bulan tersebut mendorong seseorang untuk mengetahui bagaimana bulan itu. Serta dapat kita ketahui semua bahwa ada seorang ilmuan yang mendatangi bulan yaitu Neil Amstrong, ini merupakan bukti bahwa seseorang itu merasa heran dan ingin mengetahui tentang keheranannya itu.

b. Kesangsian

Augustinus (254 – 430 M) dan Descartes (1596 – 1650 M) menunjukkan kesangsian sebagai sumber utama pemikiran. Manusia heran, tetapi kemudian ia ragu-ragu. Apakah ia tidak ditipu oleh panca indranya kalau ia heran? Apakah kita tidak hanya melihat apa yang kita lihat? Dimana dapat ditemukan kepastian? Karena dunia ini penuh dengan berbagai pendapat, keyakinan dan intetprestasi.

Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap matahari dan menganggap bahwa matahri itu Tuhan. Namun mereka masih merasa ragu bahwa matahari itu Tuhan, sedangkan jika malam hari matahari itu tidak ada. Nah, dari situlah timbul keragu-raguan yang membuat mereka untuk berfilsafat, mencari siapakah Tuhan yang sebenarnya?

c. Kesadaran akan keterbatasan

Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya itu sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya ini manusia mulai berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas (Harri Hamersma, 1988).

Contohnya: misalkan saaj seseorang yang dalam hidupnya diberi kehidupan yang serba pas-pasan, namun mereka menyadari atas keterbatasan itu, bahwa di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang kehidupannya lebih sulit dibandingkan kehidupan saya.

4. Filsafat barat adalah abad pertengahan seperti:

a. Masa patristik

b. Masa skolastik

c. Masa peralihan

Jelaskan secara singkat pada masing-masing tersebut dan apa yang pendapat saudara?

Jawaban:

a. Masa patristik

Patristik berasal dari kata latin patres yang berarti bapa-bapa gereja yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.

Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasan beranggapan bahwa walaupun sudah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, akan tetapi manusia juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, menerima/memakai filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.

Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup selain dengan Tuhan.

Akibatnya munculnya upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis (pembela Iman Kristen) dengan kesadarannya membela Iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela Iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Orgenes, Gregorius Nissa, Terfullianus, Diosios Arepagos, Aurelius Augustinus.

b. Masa skolastik

Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school yang berarti sekolah. Jadi skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, yaitu:

a. Filsafat skolastim adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama

b. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk

c. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan kedalam sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal

d. Filsafat skolastik adalah filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran Gereja.

Filsafat skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor, yaitu:

Faktor religius

Yang dimaksud dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang berprikehidupan religius

- Faktor ilmu pengetahun

Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara, gereja ataupun dari keluarga istana dan keputakaannya diambilkan dari para penulis latin, Arab (Islam) dan Yunani.

Masa skolastik terbadi menjadi 3 periode, yaitu:

1. Skolastik awal, berlangsung dari tahun 800 – 1200

Pada abad ke 8 Masehi, kekuasaan berada di bawah karel Agung, baru dapat memberikan ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan dan ilmu pengetahuan termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat yang kesemuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah merupakan kecemerlangan abad pertengahan. Pada saat inilah merupakan zaman baru bagi bangsa Eropa yang ditandai dengan skolastik yang di dalamnya banyak diupayakan ilmu pengetahuan yang dikembangkan di sekolah-sekolah.

Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735 – 805), Johane Scotes Eriugena (815 – 870), Peter Lombard (1100 – 1600), Jhon Salisbury (1115 – 1180), Peter Abaelardus (1079 – 1180).

2. Skolastik puncak berlangsung dari tahun 1200 – 1300

Massa ini disebut masa berbunga, karena pada saat itu ditandai dengan munculnya Universitas-Universitas dan ordo-ordo.

Terdapat beberapa faktor mengapa pada massa skolastik mencapai pada puncaknya, yaitu:

a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke 12 sehingga sampai abad ke 13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas

b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancir. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya: Universitas di Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge, dll.

c. Berdirinya ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke 13

3. Skolastik akhir, berlangsung dari tahun 1300 – 1450

Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan) diantara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285 – 1349), Nicolas Cusasus (1401 – 1464)

c. Masa peralihan

Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaruan. Masa pembaruan ini ditandai dengan munculnya renaisance, humanisme dan reformasi yang berlangsung antara abad ke 14 hingga ke 16.

Renaisance

Renaisance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupak suatu gelombang kebudayaan yang dimulai di Italia hingga menyebar ke seluruh Eropa. Tokoh-tokohnya adalah Leonardo Davinci, Miche Langelo, Machiavelli dan Geodarno Bruno.

Humanisme

Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian di kalangan ahli fikir. Kemudian, humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari Gereja dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani dan Romawi. Diantara tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Valia, Erasmus dan Thomas Morre.

Reformasi

Merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke 16. Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan Gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asaa protestantisme. Para tokohnya: Jean Calvin, martin Luther.

Pendapat saya terhadap masa patristik, skolastik dan peralihan menurut saya pada masa ini penuh dnegan dominasi ajaran Gereja-Gereja. Yang mana pada masa patristik, skolastik dan peralihan mereka berfilsafat mengenai kepercayaan ajaran agama mereka yaitu Kristen, disini mereka tidak mau menerima ajaran dari pihak manapun seperti filsafat Yunani. Baginya agama Kristen itu lebih bermutu di banding dengan filsafat Yunani, sehingga pada masa abada pertengahan ini ajaran Kristenlah yang mendominasi hingga mereka mengajarkan kesekolah-sekolah hingga Universitas, agar agama Kristen itu berkembang.

5. Apa yang dimaksud filsafat epistimologi, siapa tokohnya dan berikan contohnya?

Jawaban:

Epistimologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logis. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran dan logis diartikan pikiran, kata atau teori. Epistimologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya menjadi theory of know ledge. Dan dalam bahasa Indonesia lazim dipergunakan istilah filsafat pengetahuan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa filsafat epistimologi merupakan suatu cabang filsafat yang mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan.

Adapun tokoh-tokoh filsafat epistimologi yaitu J.A Niels Mulder yang mana ia menuturkan, bahwa epistimologi adalah cabang filsafat yang mempelajari soal tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan. Kemudian Jacques Veuger ia mengemukakan bahwa epistimologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan yang kita miliki sendiri bukannya pengetahuan orang lain tentang pengetahuan kita atau pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang lain. Dan kemudian Abbas Hamami Mintareju yang mana bahwa ia memberikan pendapat epistimologi adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pengertian dari pengetahuan yang telah terjadi itu.

Contoh epistimologi manurut pendapat saya, yaitu misalkan di dalam menemukan suatu pengetahuan itu sendiri yang dapat kita peroleh dari pengalaman indra kita, misalkan kita melihat sebuah lampu, dari sebuah lampu tersebut kita tentu berfikir mengapa lampu itu bisa menyala? Bagaimana proses pembuatan lampu tersebut? Dan lain sebagainya, tentu saja dari pengalaman indra seseorang itu dapat memperoleh pengetahuan yang mana dari lampu yang ia lihat, ia terdorong untuk mengetahui bagaimana lampu itu bisa menyala dan bagaimana proses pembuatan lampu tersebut dan lain sebagainya.
loading...
Previous
Next Post »
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929