loading...

MAKALAH ILMU NEGARA

March 30, 2017 Add Comment
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kepada Allah Swt.Yang Telah Memberikan Penulis Nikmat Sehat,Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Baik Dan Tepat Waktu.Dan Penulis Ucapkan Terima Kasih Kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah ILMU NEGARA Yaitu bapak kurniawan Yang Telah Memberikan Kami Kesempatan Untuk Menyelesaikan Makalah Ini.
Penulis Sadar Dalam Pembuatan Makalah Ini Banyak Terdapat Kekurangan Sana Sini.Maka Dari Itu Penulis Mohon Kritik Dan Sarannya Dari Teman-Teman Dan Dosen Yang Bersangkutan Guna Untuk Perbaikan Makalah Penulis Selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb


Penulis

KATA PENGANTAR........................................................................i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.Fungsi Utama Negara .......................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yaitu suatu tempat yang di dalamnya di diami oleh banyak orang yang mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Suatu tempat dapat disebut dengan Negara jika mempunyai 3 unsur terpenting yang harus ada didalamnya yaitu :
1. Wilayah
2. Pemerintah
3. Rakyat
Ketiga unsur tersebut harus ada dalam suatu Negara. Jika salah satu dari unsur tersebut tidak ada maka tempat tersebut tidak dapat dinamakan Negara. Ketiga unsur tersebut saling melengkapi dalam suatu Negara. Unsur yang lainnya yang juga harus dimiliki oleh suatu Negara adalah pengakuan dari Negara lain. Pengakuan dari Negara lain harus dimiliki oleh suatu Negara supaya keberadaan Negara tersebut diakui oleh Negara-negara lain.
Setelah suatu Negara terbentuk maka Negara tersebut berhak membentuk undang-undang atau konstitusi.Konstitusi di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia, konstitusi telah ada yang berfungsi mengatur kehidupan bermasyarakat yang disebut dengan adat istiadat yang ada karena kesepakatan dari suatu masyarakat yang terlahir dan dipakai sebagai pengatur kehidupan bermasyarakat.Adat istiadat mempunyai suatu hukum yang dinamakan hukum adat. Pada jaman dahulu walaupun belum ada undang-undangseperti halnya sekarang, tetapi kehidupan masyarakat sudah diatur dengan adat istiadat dan yang melanggar adat istiadat akan dikenakan suatu hukum yang telah masyarakat setempat sepakati yaitu hukum adat.

BAB II
PEMBAHASAN
.
Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Masyarakat
Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesna suatu tatanan dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara.
2. Wilayah (teritorial)
Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai Negara. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de’etre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari wilayah suatu negara.
3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara.
Teori-Teori Negara
Teori Individualisme : Teori ini menganggap negara sebagai masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian antara setiap pribadi (individu) yang menjadi anggota masyarakat itu.
Teori Kelas (Golongan) : Teori ini menganggap negara sebagai alat dari suatu golongan atau kelas ekonomi kuat yang menindas golongan ekonomi lemah.
Teori Integralistik : Teori ini menganggap negara adalah susunan masyarakat yang integral artinya semua anggota masyarakat merupakan bagian dari persatuan organisasi.
Fungsi Utama Negara
1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
2. Fungsi Keadilan
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-peraturan lainnya untuk menjalankannya agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Negara harus dapat melindungi rakyat, wilayah serta pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
2. Fungsi Keadilan
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Setiap warga negara harus dipandang sama di depan hukum.
3. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara harus mempunyai peraturan (UU) dan peraturan-peraturan lainnya untuk menjalankannya agar terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.








DAFTAR PUSTAKA
Soehino. 2008. Ilmu Negara. Jogjakarta: Liberty

ATOMISME LOGIS BETRAN RUSSEL DAN WITTGENSTEIN

March 29, 2017 Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan bahasa dengan filsafat telah lama menjadi perhatian para Filosof bahkan sejak zaman Yunani. Para Filosof mengetahui bahwa berbagai macam problema filsafat dapat dijelaskan melalui suatu analisis bahasa. Sebagai contoh: problema filsafat yang menyangkut pertanyaan, keadilan, kebaikan, kebenaran, kewajiban, hakekat ada (Metafisika) dan pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan menggunakan metode analisis bahasa. Tradisi inilah oleh para ahli sejarah filsafat disebut sebagai “Filsafat Analitik” yang berkembang di Eropa terutama di Inggris abad.
Analitika bahasa adalah suatu metode yang khas dalam filsafat untuk menjelaskan, menguraikan dan menguji kebenaran ungkapan-ungkapan filosofis. Secara garis besar, filsafat bahasa ini terbagi dalam tiga aliran yang pokok, yaitu: Atomisme logis, Positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa.
Didalam pembahasan pada makalah kami ini, pembahasan difokuskan kepada aliran filsafat bahasa yang bercorak Atomisme logis, untuk lebih jelasnya tentang atomisme logis, mari kita seksama membahas pada makalah ini. 
BAB II
PEMBAHASAN

1. ATOMISME LOGIS BETRAN RUSSEL DAN WITTGENSTEIN
a. Atomisme Logis Betran Russel
Atomisme logis merupakan salah satu teori yang ada dalam aliran filsafat analitik bahasa. Istilah ini dinisbatkan kepada dua filosof Anglo-Saxon, yaitu Bertran Russell dan Ludwig Wittgenstein (1899-1951). Bertran Russel adalah seorang sarjana yang lahir dari lingkungan Universitas Cambridge Inggris. Ia banyak menulis tentang berbagai persoalan diantaranya tentang filsafat, politik, pendidikan, sejarah dan agama.
Konsep atomisme logis yang dikembangkan oleh Russell dan wittgenstein sebenarnya terdapat perbadaan antara keduanya. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang pendekatannya antara keduanya terdapat kesamaan yang sangat signifikan. Menurut Russell untuk memahami atomisme logis kita harus memahami tujuan filsafat terlebih dahulu yang terdiri dari tiga tujuan yaitu:
Filsafat memiliki tujuan untuk mengembalikan seluruh ilmu pengetahuan kepada bahasa yang paling padat dan sederhana. Menurutnya tugas filsafat yaitu merumuskan pandangan yang mendasari semua ilmu khusus, yaitu dengan jelas merumuskan suatu sintesis.
Menghubungkan logika dan matematika. Russel menghendaki dalam dunia pendidikan antara jurusan ilmu pasti (eksak) dan jurusan sastra tidak dipisahkan. Karena menurutnya logika dan tata bahasa tidak hanya penting bagi bahasa, melainkan juga merupakan dasar bagi matematika.
Analisis bahasa. Tujuan ketiga ini pada dasarnya merupakan titik puncak dari tujuan filsafat Russell, yaitu untuk mencari pengetahuan yang benar.
Ketiga tujuan filsafat Russell tersebut sangat mempengaruhi seluruh pemikiran filsafatnya, termasuk mempengaruhi konsep atomisme logis. Juga merefleksi terhadap landasannya, yaitu bahasa logika dan corak logika, teori isomorfi (teori kesepadanan) dan proposisi atomik. Ketiga landasan filsafat ini merupakan arah prinsipil untuk memahami filsafat atomisme logis.
Bahasa logika menurut Russell akan sangat membantu terhadap aktivitas analisis bahasa. Sebab, ia berkeyakinan bahwa teknik analisis bahasa yang didasarkan pada bahasa logika yang mampu melukiskan hubungan antara struktur bahasa dan struktur realitas.
Selanjutnya, kata Russell tugas dari filsafat pada dasarnya merupakan analisis logis yang diikuti sintesis logis tentang fakta-fakta. Yang dimaksud dengan analisis logis tentang fakta adalah ialah pemikiran yang didasarkan pada metode deduksi untuk mendapatkan argumentasi apriori, yaitu kebenaran yang sudah diketahui kebenarannya sebelum dilakukan suatu percobaan atau penelitian. Sedangkan sintesis logis yaitu suatu proses menentukan makna pernyataan atas dasar empirik yang dengan sendirinya akan melahirkan pengetahuan yang baru. Dalam filsafat Kant pengetahuan ini disebut dengan pengetahuan sintesis a-posteriori.
Russell menerapkan teknik analisis bahasa untuk memecahkan problema filsafat . akan tetapi ia lebih mendahulukan analosis logis daripada sintesis logis. Karena baginya, teori yang hanya didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat empiris tidak akan bisa menjangkau pengetahuan yang universal. Sebab katanya, kebenaran yang bersifat logis dan matematis yang diungkapkan melalui analisis logis akan meyakinkan kita untuk mengakui keberadaan sifat-sifat yang universa. Berdasarkan uraian tersebut, tampak jelas bahwa Russell hendak menyusun atomisme logis dengan berpijak pada bahasa logika. Dengan bahasa logika itulah ia melakukan kerja analisis bahasa bagi bahasa filsafat untuk memperoleh apa yang disebutnya sebagai atom-atom logis atau proposisi atomis .
Russell memandang proposisi sebagai suatu simbol-simbol yang rumit yang bisa benar atau salah, dan dia juga menegaskan bahwa di dunia realita ini yang menentukan proposisiitu benar atau salah adalah fakta. Proposisi itu terdiri dari simbol-simbol atau sebutan-sebutan (nama) yang simpel. Suatu sebutan mempunyai makna jika merujuk pada objek. Namun demikian ini tidak berarti bahwa semua nama yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari adalah simbol-simbol dalam pengertian ini. Hal ini karena struktur bahasa keseharian bisa jadi salah dan ini merupakan salah satu tugas dari bahasanya. Russell meminta teorinya tentang deskripsi merupakan pelaksanaan paradigmatis dari tugas ini. Maksudnya bahwa frase yang bersifat deskriptif merupakan simbol-simbol yang tidak sempurna yang kegunaannya tidak bergantung pada suatu refrensi tertentu dan karena itu implikasi ontologis yang salah dari bahasa sehari-hari tidak diperdebatkan. Dengan cara ini, Russell mengangkat maxim (dalil) metodologi bahwa melalui analisis bahasayang logis seseorang bisa mengungkapkan simbol-simbol yang benar-benar sederhana dengan mana dunia dibangun .
b. Atomisme Logis Wittgenstein
Wittgenstein adalah seorang filosof asal Wina Austria yang merupakan sahabat dan sekaligus murid Russell yang sangat cemerlang. Akan tetapi dalam berbagai hal Russell mengakuinya sebagai murid dari Wittgenstein. Dari sini kita dapat melihat bahwa hubungan antara Russell dan Wittgenstein tidak hanya memiliki hubungan yang erat dalam bidang intelektual saja, akan tetapi di luar itu juga .
Pada awalnya filsafat wittgenstein banyak hal yang mirip dengan logika atomisme Russell. Tulisan-tulisan keduanya sama-sama berasumsi bahwa analisis yang logis dari bahasa harus menjelaskan unsur pokok atom dari dunia ini. Namun, wittsgenstein tidak mencurahkan perhatiannya terhadap hakikat atom dan batas pengetahuan kita tentang atom sebagai unsur pokok, melainkan lebih mencurahkan pada hakekat dan batas-batas bahasa itu sendiri.
Ciri-ciri khas proposisi sebagai gambar realitas yang logis yakni dapat melahirkan batasan yang sempit pada wilayah wacana yang signifikan. Batasan itu ditandai oleh dua sikap ekstrim yang berhadap-hadapan, dan diantara dua ekstrim ini terdapat statemen-statemen yang sejati, yang semuanya memfungsikan proposisi pokoknya untuk kebenaran. Jika proposisi ini hanya menggambarkan gambar realitas empirik, maka persoalan-persoalan kehidupan lainnya seperti etika, tata nilai, tentang makna dan tujuan hidup menjadi terusir kaluar dari wilayah wacana yang signifikan .[4]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analitika bahasa adalah suatu metode yang khas dalam filsafat untuk menjelaskan, menguraikan dan menguji kebenaran ungkapan-ungkapan filosofis. Secara garis besar, filsafat bahasa ini terbagi dalam tiga aliran yang pokok, yaitu: Atomisme logis, Positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa.
Hubungan bahasa dengan filsafat telah lama menjadi perhatian para Filosof bahkan sejak zaman Yunani. Para Filosof mengetahui bahwa berbagai macam problema filsafat dapat dijelaskan melalui suatu analisis bahasa. Sebagai contoh: problema filsafat yang menyangkut pertanyaan, keadilan, kebaikan, kebenaran, kewajiban, hakekat ada (Metafisika) dan pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan menggunakan metode analisis bahasa. Tradisi inilah oleh para ahli sejarah filsafat disebut sebagai “Filsafat Analitik” yang berkembang di Eropa terutama di Inggris abad.
Atomisme logis merupakan salah satu teori yang ada dalam aliran filsafat analitik bahasa. Istilah ini dinisbatkan kepada dua filosof Anglo-Saxon, yaitu Bertran Russell dan Ludwig Wittgenstein (1899-1951). Bertran Russel adalah seorang sarjana yang lahir dari lingkungan Universitas Cambridge Inggris. Ia banyak menulis tentang berbagai persoalan diantaranya tentang filsafat, politik, pendidikan, sejarah dan agama.
Konsep atomisme logis yang dikembangkan oleh Russell dan wittgenstein sebenarnya terdapat perbadaan antara keduanya. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang pendekatannya antara keduanya terdapat kesamaan yang sangat signifikan.

Pengertian Hadits Shahih

March 29, 2017 Add Comment


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al-qur’an,dimana hadits adalah bagian dari Sunnah yang bersumber dari Rosulullah Muhammad SAW hal ini menunjukan betapa pentingnya seorang muslim mempelajari ilmu Hadits,jauh sebelum sebelum hadits ini di ditulis Rosululloh sempat melarang para sahabat karena beliau khawatir nantinya tercampurnya antara Al-Qur’an dan Hadits, setelah Islam bekembang pesat dan banyaknya huffadz (penghafal Al-Qur’an) maka di hapuslah larangan menulis hadits. Dalam ilmu Hadits ada istilah Musthalah Hadits yaitu ilmu yang membahas tentang dasar dan kaidah yang berkaitan dengan Hadits di antara cabang ilmu ini adalah Hadits shahih,perlunya kita mengetahui perbedaan dan kiteria Hadits shahih dikarenakan kualitas hasdits dapat mempengaruhi hujjah yang akan kita gunakan untuk masalah tertentu. Oleh karena itu pemakalah dalam kesempatan ini akan mengupas criteria hadits shahih

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hadits shahih ?
2. Apa Pembagian Hadits Shahih?
3. Macam-Macam kriteria hadits shahih ?









BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Shahih

Shahih Menurut bahasa ( etimologis) adalah ضد السقيم = lawan dari sakit. Ini adalah makna hakiki pada jasmani.sedangkan pada penggunaannya pada hadits dan makna-makna yang lain, ia adalah makna yang majazi. dalam keterangan yang lain dijelaskan bahwa kata sahih juga telah menjadi kosakata bahasa Indonesia dengan arti sah ,benar,sempurna,sehat,(tidak celanya),pasti.
Sedangkan Shahih menurut istilah ilmu hadists ialah: “Satu hadits yang sanadnya bersambung dari permulaan sampai akhir,disampaikan oleh orang-orang yang adil, memiliki kemampuan menghafal yang sempurna (dhabith),serta tidak ada penyelisihan dengan perawi yang lebih darinya (syadz) dan tidak ada ‘illat yang berat.
B. Pembagian Hadits Shahih

1. Shahih li Dzatihi
Menurut Ibnu Shalah (w.643) dan pakar hadits lainnya, bahwa Hadis Shahihadalah Hadis musnad yang bersambung sanadnya,diriwayatkan oleh orang-orang yang adil dan dhabit dari perawinyang adil dan dhabit pula sejak awal sampai akhir, serta tidak terdapat didalamnya suatu kejanggalan dan cacat,
Musnad: maksudnya Hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah dengan disertai sanad. Misal:

حدثنا مسدد,حدثنا معتمر,قال: سمعت ابي قال: سمعت انس ابن مالك رضي الله عنهم قال ..............الي اخره penjelasannya sebagai berikut :
a) Anas bin Malik r.a, beliau termasuk salah seorang sahabat yang dinilai adil
b) Sulaiman bin Tharkhan (ayah Mu’tamir), dia tsiqah ’abid (terpercaya ahli ibadah)
c) Mu’tamir dia tsiqah.
d) Musaddad bin Masruhad, dia tsiqah hafidz.
e) Al-Bukhari dia dinilai sebagai jabal al-hifdzi (gunungnya hafalan dan amir al-mu’minin fi al-hadits.
f) Hadits ini tidak syadz .
g) Hadits ini tidak ada ‘illat-nya.
2. Hadits Sahih li Ghairihi
Hadits shahih li Ghairihi adalah Hadits hasan li dzatihi apabila diriwayatkan dari jalan lain yang setingkat atau lebih kuat darinya.
Dinamakan shahih li ghairihi , karena ke shahihannya tidak datang dari sanad-nya sendiri, tetapi karena ada riwayat dengan sanad lain yang setingkat ke- dhabitannya atau lebih kuat darinya (Hadits shahih li Dzatihi).

C. Kriteria Hadits Shahih

Dari definisi diatas jelaslah bahwa untuk hadits shahih dipersyaratkan adanya 5 syarat berikut:
a) Sanadnya bersambung: yaitu setiap perawi telah mengambil hadits secara langsung dari gurunya mulai dari permulaan sampai akhir sanad.Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa rangkaian para perawi hadits shahih sejak perawi akhir hingga para sahabat yang menerima hadits langsung dari Rosulullah SAW.
b) Para perawi yang adil :kata adil menurut bahasa berarti lurus,tidak berat sebelah, tidak dzalim, tidak menyimpang tulus dan jujur, sedangkan yang dimaksud adil dalam periwayatan hadits disini yakni senantiasa mentaati perintah dan larangan agama, senantiasa menjauhi perbuatan dosa-dosa kecil,senantiasa memeliahara ucapan yang dapat menodai muru’ah. Sifat-sifat tersebut dapat diketahui melaui:
1. Popularitas di kalangan ulama’hadits
2. Penilaian dari para kritikus hadits tentang kelebihan dan kelemahan yanag ada pada perawi
3. Penerapan kaedah jarh wa ta’dil, bila ada kesepakatan di antara para kritikus hadits menegnai kualtas perawi’ tersebut.

c) Dhabith yang sempurna, yaitu setiap perawi harus seorang muslim yang sempurna hafalannya. Dijelaskan juga Dhabith yang dimaksud disini perawi bukan hanya memiliki daya hafal yang sempurna melainkan memliki daya pemahaman yang tinggi dari gurunya. ada dua: dhabt shadr,dan dhabth kitab.
Dhabt shadr adalah apabila seorang perawi benar-benar hafal hadits yang telah didengarnya dalam dadanya, dan mampu dan mampu mengungkapkan kapan saja.
Dhabt kitab adalah bila seorang perawi “menjaga” hadits yang telah didengarnya dalam bentuk tulisan. Kedabitan seorang perawi hadits, tidak berarti ia terhindar sama sekali dari kesalahan dan kekeliruan. Mungkin saja kekeliruan atau kesalahan itu sesekali terjadi pada diri seorang perawi. Yang demikian itu tidak di anggap sebagai orang yang kurang kuat hafalannya.

d) Tidak ada syududz (syadz), yaitu hadits tersebut tidak syadz. Syududz adalah jikaseorang perawi yang tsiqah menyelisihi perawi yang lebih tsiqah darinya. ini berarti juga hadits yang tidak syadz berarti yang matannya tidak bertentangan dengan hadts lain yang lebih tsiqah. Al hakim an-naisaburi memasukkan hadits fard( hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah tetapi perawi lain yang meriwayatkannya) hadits ini termasuk syadz, tetapi pendapat ini tidak di dukung oleh jumhur.

e) Tidak ada ;illat yang berat,yaitu hadits tersebut tidak boleh ada cacat.
‘illat adalah suatu sebab yang tersembunyi yang dapat merusak status keshahihan hadits meskipun dzahirnya tidak tampak cacat. Kata illat yang bentuk jamaknya‘ilal atau al-‘ilal, menurut bahasa berarti cacat,penyakit,keburukan,dan kesalahan baca. Dengan pengertian ini, maka yang disebut hadis berillat adalah hadis-hadis yang ada cacat atau penyakitnya.
Menurut istilah,illat berarti suatu sebab yang tersembuyi atau yang samr-samar, yang karenanya dapat merusak kesahihan hadis tersebut. Dikatakan samar-samar disini, karena jika dilihat dari segi dzahirnya, hadits tersebut terlihat sahih. Adanya kesamaran pada hadis tersebut mengakibatkan nilai kualitasnya menjadi tidak sahih. Dengan demikian,maka yang dimaksud hadis yang tidak barillat, ialah hadis-hadis yang didalamnya tidak ada kesamaran atau keraguan-raguan. Illat dapat terjadi baik pada sanad maupun matan hadis atau pada kedua-duanya secara bersamaan. Namun demikian,illat yang paling banyak,terjadi pada illat sanad, seperti menyebutkan muttasil terhadap hadis yang yang munqati’ atau mursal.





























BAB III
PENUTUP

A. A. Kesimpulan
Ilmu hadits merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipelajari bagi kaum muslim, karena ia merupakan bagian sember hukum Islam yang ke-2 yaitu Sunnah. Di antara pembagian hadis dari segi kualitasnya, hadis diklasifikasikan menjadi tiga yakni hadis shahih, hasan dan dhaif.Dalam hadis shahih sendiri masih di klasifikasikan lagi menjadi dua yakni shahih li dzatihi dan shahih li Ghairihi adapun kriteria atau syarat-syarat hadis shahih secara umum ada enam: a) Sanadnya sambung, b) Perawi yang adil, c)Dhabit, d) tidak syadz, e) tidak ada ‘illat.

B. Kritik dan saran

Demikian makalah ini kami buat , tentunya banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk perbaiakan makalah kami.
















DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman, Mifdhol “Pengantar Studi Ilmu Hadits terjemah mabahis fi’ulumuu al-hadits” (Jakarta Timur, PUSTAKA AL-KAUTSAR, cet 8 Juli 2014)

Sahrani, Sohari “ Ulumul Hadits” (Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia, cet 1 2010)

,Rahmawati,Gufron ‘Ulumul Hadit praktis mudah’ (Depok,Penerbit Teras, cet 1,2003

supara, Munzier,Ranuwijaya “Ilmu Hadits” (Jakarta Utara,PT Raja Grafindo Persada ,cet 1 1993)
















ISLAM DAN PERADABAN MELAYU SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM

March 29, 2017 Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Brunei darussalam, yang biasa disebut negara brunei darussalam, state of brunei abode of peace, sebuah kerajaan kaya yang terletak di bagian utara kalimantan. Brunei diapit oleh dua wilayah malaysia, sabah dan serawak dan diperintah oleh keturunan sultan, sekarang sultan hassanal bolkiah. Negara brunei darussalam, yang mempunyai luas 5.765 km2 dan jumlah penduduk 385.660 jiwa ini, menyatakan kemerdekaannya dari protektorat inggris pada 1 januari 1984.
Brunei merupakan negara kaya, dengan pendapatan negara GDP $9.009 juta dan pendapatan per kapita $24.826. negara brunei dibagi menjadi empat daerah: belait, muara, temburong, dan tutong. Ekonomi brunei didukung oleh penghasilan minyak dan gas yang cukup besar dan sedikit pertanian, perikanan, dan untuk masa depan depan industri.penduduk brunei kebanyakan adalah keturunan melayu, sedikit china, dayak, dan kadazan. Agama utama dan resmi adalah agama islam. Meski demikian, tetap dilindungi pemeluk kristen, konghucu, dan agama islam.
Kota-kota utama adalah disamping bandar seri begawan (ibu kota), adalah muara, kuala belait, dan panaga (kota minyak dan kota rekreasi). Oleh karena kemakmurannya, pendidikan dan kesehatan diberikan kepada rakyatnya secara Cuma-Cuma.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana sejarah islam masuk ke brunei darussalam?
b. Bagaimana pengaruh inggris di brunei darussalam?
c. Bagaimana islam di brunei darussalam di masa kini dan masa depan?

C. TUJUAN MASALAH
a. Agar kita mengetahui sejauh mana perkembangan islam di asia tenggara.
b. Bagaimana islam berkembang di suatu negara seperti di brunei darussalam.
c. Kita juga mengetahui sosial budaya ekonomi pendidikan di brunei darussalam.



BAB II
PEMBAHASAN

A. MASUKNYA ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM
Sekalipun brunei telah menerima islam sebagai agama resmi semenjak pemerintahan sultan muhammad syah yang diperkirakan sejak 1368, kemudian di lanjutkan oleh sultan ahmad, dan diteruskan oleh menanantunya, sultan sharif ali (wafat 1432), islam diperkirakan telah tersebar di brunei jauh sebelum itu,karena brunei merupakan daerah transit dan persinggahan pedagang-pedagang islam yang mengembangkan islam ke wilayah ini.
Menurut riwayat china, pada 977, raja puni (sebutan brunei menurut lidah chinese) telah menghantar utusannya ke china diketuai oleh Pu-ya-li, qadhi kasim dan syeh noh. ini membuktikan bahwa agama islam sudah di peluk ole orang berpengaruh di brunei. Dalam sejarah china, di catatkan bahwa pada 1370 brunei atau puni pada masa itu. Raja nya bernama ma-ha-mo-sya (sultan mohammad syah) telah menghantar utusan ke china dengan membawa sepucuk surat menggunakan tulisan khat yang bentuknya sama dengan tulisan huis-ku, tulisan orang islam keturunan turki yang mendiami daerah uighur.
Berdasarkan data di atas, dipercayai agama islam telah masuk ke brunei jauh sebelum tahun 1368. Sesudah awang alak batatar (sultan muhammad syah), islam barulah menjadi agama resmi bagi seluruh negara disebutkan juga oleh riwayat china bahwa utusan china, yang diketuai oleh seorang isalm bernama chengho, yang datang ke brunei pada tahun 1405, mendapati bahwa di brunei telah ada kerajaan islam dan keluarga raja di sebutnya dengan sebutan “pengiran”. Pengganti sultan muhammad syah adalah pateh berbai yang setelah di angkat menjadi sultan bergelar sultan ahmad menurut silsilah raja-raja brunei, sultan ahmad kemudian di gantikan oleh menantunya sultan syarif ali berasal dari taif, seorang keturunan nabi dari jalur syaidina hasan. selain itu, beliau pula yang menentukan arah kiblat yang betul, karena ajara islam sebelumnya banyak bercampur denagn ajaran agama hindu budha. Panji-panji negara brunei darussalam juga di asaskan oleh syarif ali, dengan tiga sayap dan di atasnya terletak “tunggul alam bernaga”.
Sultan sarif ali wafat pada 1432 dan di gantikan oleh putra baginda bernama sultan sulaiman. Keturunan sultan sarif ini inilah yang melahirkan keturunan sultan dan raja-raja brunei sampai ke hari ini.
Dua dari penetak asas dan pembangun kesultanan brunei yang berpengaruh adalah sultan sulaiman (1432-1485) dan sultan bolkiah (1485-1524). Di bawah pemerintahan sultan bolkiah itulah brunei mencapai masa kegemilangan. Era keemasan ini berlanjut selama beberapa waktu hingga kedatangan pengembara-pengembara barat, seperti pelaut berbangsa portugis, ludovico devartema (1507), dan antonio pigafetta (1521), yang banyak menceritakan masa keemasan brunei.
Kegairahan penyebar-penyebar agama islam dari brunei di wilayah filifina selatan, kemegahan sultan bolkiah, dan berkembangnya perdagangan dari dan ke brunei, termasuk hubungan perdagangan yang mesra dengan portugis di malaka, telah menyebabkan cemburu dan iri hati penguasa spanyol di manila. Itulah di antara kolonial spanyol di manila mengirim sepucuk surat kepada sultan syaiful rijal(1533-1581), yang isinya selain menuduh brunei menghasut orang-orang islam si filifina untuk memberontak terhadap kuasa spanyol, meminta paksa agar di izinkan menyebarkan agama kristen di brunei. tentu saja, sultan syaiful rijal berang dan menolak keras isi surat tersebut. Akibatnya, spanyol pada april 1578 mengirim armada laut ke brunei dengan maksud menundukkan dan menguasai brunei. Tetapi ternyata sultan syaiful rijal berjaya mematahkan serbuan armada laut spanyol tersebut, sehingga mereka kembali ke manila dengan tangan hampa.
Pemerintah negara brunei, sebagaimana tercatat dalam kanun brunei-dan pernah dijalankan sebelum menyebar luasnya sistem atau gaya pemerintahan ala barat (inggris), adalah suatu pemerintahan yang terdiri dari sultan, jema’ah perunding, dan penasihat, yaitu duli-duli wazir, pengiran bendahara, pengiran di gadong, pengiran tamenggong, pangiran pemancha, ; kadhi besar, dan beberapa orang ceteria (sebutan melayu untuk satria-peny).2





B. BERMULANYA PENGARUH INGGRIS DI BRUNEI
Pengaruh inggris di brunei bermula dari kedatangan seorang pengembara ingris bernama james brooke di kutching (serawak) pada 1839. Tidak sampai setengah tahun kemudian, james brooke mendapat simpati besar drai pangiran muda hasyim, wakil sultan brunei di serawak akibat bantuan james brooke dalam memadamkan pemberontakan kecil di serawak. Bahkan, pada 1841, james brooke dilantik pemegang kuasa (wakil) sultan brunei untuk daerah serawak, menggantikan pangiran indera mahkota, dan kemudian kedudukan james brooke di kukuhkan dengan “perjanjian serawak” 1842.
Pada awalnya, daerah yang di serahkan pada james brooke hanyalah sebatas daerah kuching saja, tetapi setengah abad kemudian seluruh wilayah serawak, yang meliputi sungai krian, sadong, batang lupar, dan seribas (pada tahun 1853), mukah, oya, tatau dan kemana (1861), similajau, suai, niah, sibuti dan sungai baram (1883), lawas dan terusan (1885), dan daerah limbang pada 1890.
Hal yang sama juga berlaku di wilayah brunei di bagian borneo utara (sabah). Wilayah ini di pajakkan kepada dua orang saudagar erofa, baron de overbeck dan alfred dent, oleh sultan abdul mokmin pada 29 desember 1877. Empat tahun kemudian, yakni 1881, pihak pemajak membentuk sebuah serikat perdagangan, yakni north borneo chartered company untuk mengurus dan memerintah negeri itu sebagai ladang pribadi. Keadaan ini berlanjut hingga juli 1946, ketika borneo utara di jual kepada kerajaan inggris dan di jadikan tanah jajahannya. Semasa perang dunia II, borneo utara di njajah oleh penduduk jepang.
Pada masa kekuasaan sultan omar ali saifuddin II terjadi konflik internal keluarga diraja brunei, yakni bertentangan yang berakhir dengan pembunuhan pangiran muda hasyim (adik pangiran badaruddin) dan keluarga mereka pada akhir bulan oktober 1845 atas perintah sultan omar ali saifuddin II. Keadaan ini dimanfaatkan inggris untuk melakukan tekanan terhadap sultan omar ali saifuddin II, dengan memaksa sultan menyerahkan pulau labuan kepada inggris pada 1846.




Pada 22 januari 1848, james brooke dilantik oleh kerajaan inggris menjadi pesuruhnya dan konsul jenderal inggris untuk kerajaan brunei. Pada 1847, brunei menandatangani perjanjian pershabatan dan perdagangan dengan inggris, yang berisi pemberian hak-hak istimewa dibidang perniagaan dan extra teritorial kepada warga inggris yang berniaga di brunei. Bahkan, kemudian brunei meletakkan dirinya dibawah perlindungan inggris, melalui perjanjian yang ditanda tangani pad 17 september 1888. Dengan perjanjian tahun 1906, brunei membri hak kuasa kepada kerajaan inggris untuk menempatkan seorang residen di brunei. Residen ini akan bertugas memberi nasehat dalam segala urusan dalam dan luar negara, kecuali masalah-masalah yang berkaitan dengan agama islam. Sejak itu, bermulalah satu era baru, satu sistem pemerintahan keresidenan (residential system) sama halnya dengan negeri-negeri melayu di semenanjung melaka. Dengan itu, brunei telah kehilangan kemerdekaan dan kebebasannya. Sultan sudah tidak berkuasa secara penuh, karna yang memegang kuasa de facto adalah residen inggris. Sistem keresidenan mengubah sama sekali pemerintahan tradisional yang di warisi berkurun-kurun lamanya, dan sebagai penggantinya diasaskan satu sistem pemerintahan ala barat. Keadaan tersebut berubah lagi setelah brunei diberikan perlembagaan bertulis oleh sultan pada 29 september 1959 dan kemerdekaan penuh brunei pada 1984.
Untuk memudahkan urusan pemerintahan, brunei dibagi kepada empat daerah: daerah brunei dan muara, daerah tutong, daerah kuala belait, dan seria.
Adapun struktur pemerintahan kerajaan brunei dalam sistem residen (antara tahun 1906-1948).









C. ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM MASA KINI DAN MASA DEPAN.

Sebagaimana halnya di kawasan melayu di asia tenggara lainnya, brunei sejak perempat pertama abad xx juga mengalami gelombang reformasi. Meski demikian, reformasi di brunei berbeda dari gejala yang sama dikawasan tanah melayu lain, seperti di indonesia dan malaysia. Tema reformasi di brunei mencakup masalah pendidikan, penegakan hukum dan administrasi islam.
Perubahan keagamaan di brunei sejak abad XIX sedikit banyak terkait dengan tanah suci dan dunia melayu lainnya. Pada 1807, dimekah didirikan rumah wakaf brunei. Lembaga ini berfungsi sebagai tempat pendidikan dan pemukiman pemuda-pemuda brunei bersama-sam dengan komunitas jawi.
Kebangkitan nasionalisme melayu brunei memunculkan kerusuhan antara masarakat china dan melayu pada 24 maret 1946 di bandar brunei. Kemarahan kaum melayu seperti tercermin dalam kerusuhan ini menyadarkan pemerintahan kolonial. Sejak saat itu bendera china yang biasanya berkibar setiap hari dikantor persatuan pemuda china seberang laut, tidak tmapak lagi. Pada pertengahan 1946, didirikan kesatuan melayu brunei (PMB) dengan ketua ali syaifuddin dan abu bakar bin pangiran omar sebagai sekretaris. Organisasi ini bertujuan antara lain menyatukan kekuatan kaum melayu dan memperjuangkan hak-hak orang brunei.
Brunei baru mengumumkan kemerdekaannya pada 1 januari 1984, dengan menempuh perjuangan melalui jalur diplomasi pihak kerajaan. Setelah brunei merdeka, kerajaan berusaha menjadikan islam sebagai landasan undang-undangnya dalam falsafah negara yang di sebut melayu islam beraja (MIB). Jika ditelusuri lebih lanjut, asam MIB telah di gagas sejak sebelum lahirnya perlembagaan brunei 1959, yang di gagas oleh sultan haji omar ali syaifuddin dan jawatan kuasa penasihat kerajaan tahun 1954. Perjuangan kemerdekaan di lakukan beriringan dengan usaha penataan lembaga brunei, antara lain dengan menempatkan sultan sebagai kepala negara yang berdaulat dan berkuasa penuh, menjadikan islam sebagai agama resmi, bahasa melayu sebagai bahasa resmi, dan kedudukan khusus bangsa melayu.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Brunei darussalam, yang biasa disebut negara brunei darussalam, state of brunei abode of peace, sebuah kerajaan kaya yang terletak di bagian utara kalimantan. Brunei diapit oleh dua wilayah malaysia, sabah dan serawak dan diperintah oleh keturunan sultan, sekarang sultan hassanal bolkiah. Negara brunei darussalam, yang mempunyai luas 5.765 km2 dan jumlah penduduk 385.660 jiwa ini, menyatakan kemerdekaannya dari protektorat inggris pada 1 januari 1984.
Brunei merupakan negara kaya, dengan pendapatan negara GDP $9.009 juta dan pendapatan per kapita $24.826. negara brunei dibagi menjadi empat daerah: belait, muara, temburong, dan tutong. Ekonomi brunei didukung oleh penghasilan minyak dan gas yang cukup besar dan sedikit pertanian, perikanan, dan untuk masa depan depan industri.penduduk brunei kebanyakan adalah keturunan melayu, sedikit china, dayak, dan kadazan. Agama utama dan resmi adalah agama islam. Meski demikian, tetap dilindungi pemeluk kristen, konghucu, dan agama islam.













DAFTAR PUSTAKA

DR.H.SAIFULLAH,SA. MA. Sejarah & kebudayaan islam di asia tenggara

makalah tentang dinamika kepemimpipnan

March 27, 2017 Add Comment
Dinamika kepemimpinan

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat beriringan salam kami hadiahkan kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW suri tauladan yang baik bagi umatnya.
Adapun judul makalah kami “Dinamika kepemimpinan” kami menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah LEADERSHIP. Semoga makalah ini ada mamfaatnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif.Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980)
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual.Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan.Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami ambil yaitu:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kepemimpinan ?
2. Apa saja Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan ?
3. Bagaiman mekanisme kerja dan prosedur kerja sebagai keterbatasan kepemimpinan ?
4. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?
5. Mengapa pentingnya teori kepemimpinan situasional ?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinamika Kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Sedangkan arti kepemimpinan menurut Locke & Asssociates (1997) Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama. Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin itu adalah seseorang yang mempengaruhi suatu kelompok yang mempunyai visi dan misi yang sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan itu seperti ilmunya, caranya, atau kemampuannya untuk membujuk atau mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
Dinamika dapat diartikan sebagai kemampuan atau kekuatan sekumpulan orang dimasyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat. Jadi, dinamika kepemimpinan itu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis.
Seperti yang telah dibahas di depan tentang pengertian dinamika . degan ruangnya seputar manusia , maka dbawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kepemimpinan dalam praktiknya:
a. Hubungan manusia dalam kepemimpinan
Kepemimpinan memerlukan bentuh hubungan manusia yang efektif artinya hubungan manusia dalam kepemimpinan adalah cara seseorang memimpin dalam memperlakukan oorang yang dipimpinnya sehingga aktualisasi kelompok organisasi menjadi dinamis menciptakan hubungan manusia yang efektif meupakan alat dalam kepemimpinan.hubungan itu harus dipelihara dikembangkan dan dibina .karenanya harus kita pahami dua jenis hubunga manusia
b. Hubungan manusia yang efektif dalam hubungan ini komunikasi dsn perlakuan yang dapat menimbulkan rasa senang dan puas antara kedua pihak .Kondisi seperti ini akan menimbulkan rasa ikut memiliki, rasa ikut bertanggung jawab dan pada gilirannya memliki rasa untuk ikut berpartisipasi.
c. hubungan manusia yang tidak efektif; yaitu komunikasi dan perlakuan yang menimbulkan rasa tidak senang tidak puas dan saling menolak antara kedua belah pihak.
d. Proses pengamilan keputusan
Keputusan dasi seorang pemimpin tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui sebuah proses.pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan weweanang itu dapat dilimpahkan. Melalui pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat diperoleh beberapa mamfaat :
1. Pimpinan tertinggi mendapat kesempatan yang cukup untuk memikirkan keputusan –keputusan dan melaksanakan tugas-tugas yang penting saja dalam tugas-tugas pokok organisasinya
2. Setiap keputusan dan perintah sesuai dengan sifat penting atau tidak penting.
3. keputusan-keputusan dan perintajh- perintah dapat diberikan secara cepattanpa kekhawatiran penyalahgunaan wewenang karena setiap pimpinan berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban
4. Memperbesar patisipasi dan meningkatkan dedikasi serta loyaliutas pada kebersamaan dan bahkan pada pemimpin karena setiap anggota kelompok merasa ikut berperan
5. Mendorong dan mengembangkan inisiatif,kreatvitas dan kemauan untuk berprestasi dibidangnya masing-masing dan sebagainya pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin berlangsung dengan tahapan sebagai berikut:
Menghimpun data melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
Melakukan analisis data
Menetapkan keputusan yang ditempuh
6. Penendalian dalam kepemipinan
Tujuan pokok pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh tanggapan berupa kesediaan dalam dalam mewujudkan program kerja dan para anggota organisasi
Pemimpin menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerja sama dengan orang orang yang dipimpinnya
Kepemimpinan yang efektif seperti di atas dapat terlaksana secara dinamis karma kemampuan pucuk pemimpin dalam mengambil dan menetapka kepuan keputusan yang selalu dirasakan sebagai keputusan bersama .keputusan seperti itu merupakan bagian dari pengendalian dalam kepemimpinan yang membutuhkan proses.proses itu dapa ditempuh melalui pertemuan atau rapat dan itu semua memiliki tujuan antara lain:
Untuk mengumpulkan informasi, pemikiran dan pendapat dalam melaksanakan program organisasi
untuk mengevalausi program kerja organisasi
B. Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan
a. Fungsi kepemimpinan
1. Pimpinan sebagai penentu arah
Telah umum diketahui bahwa setiap organisai diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mecapai sesuatu tujuan tertentu..kenyataan yang selalu dihadapi oleh organisasi ialah bahwa sarana dan prasarana yang tersedia mungkin selalu terbatas sedangkan tujuan yang hendak dicapai adala sifatnya yang tidak terbatas pada gilirannya situasi kelangkaan yang selalu dihadapi organisasi menuntut agar seluruh kompnen an jajaran suat organisasi bekerja sedemkia rupa sehingga dalam penyelenggaraan bearbagai kegiatan tidak terjadi pemborosan karena akan membuat jalannya organisasi
2. pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
Tidak ada yang mempersoalkan kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya tidak organisasi yang bergerak didalam suasaa yang terisolasi artintya tidak organisasi yang akan mampu mencapai tujuan tampa memelihara hubungan yan baik dengan berbagai pihak di luar organisai yang bersangkutan sendiri . sasaran yang baik itu agar berbagai pihak yang berkepentingan itu;
a. mempunyai persepsi yang tepat tentang citra organisasi yan bersangkutan
b. memahami bebagai kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuannya
c. mencega timbulnya salah pengertian tentang arah yag ditempuh ole organisasi
d. memberikan dukungan pada organisasi
3. Pemimpin sebagai komunikator yang efektif
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu fungsi pimpinan adalah berkomunikasi secara efektif karna ada pendapat yang mengatakan bahwa timbulnya perselisiha perbedaan pendapat dan bahkan konflik itu disebabkan adanya komunikasi yang tidak efektif antara pihak-pihak yan saling berhubungan. Pada hakikatya berkumunikasi berarti mengalihkan sutu pesan dari suatu pihak ke pihak-pihak yang lain
4. Pemimpin sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasioal selalu saja ada konflik yang harus diatasi baik dalam hubungan keluar maupun hubungan keluar organisasi .pembahasan pada bagian ini lebih difokuskan pada penyelesaian konflik yang mungkin timbul alam satu organisas tampa mengurangi pentingnya situasi konflik yang ada di luar. Dalam satu organisasi dapat timbul situasi konflik karena disebabkan oleh beberapa factor antara lain:
persepsi subjektif tentang kemungkina timbulnya konflik dari pihak lain dalam organisasi
kelangkaan sumber daya dan dana
Adanya asumsi bahwa dalam organisasi tedapat berbagai kepentingan yang diperkirakantidak dapat atau sulit diserasikan
b. Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otokratik
Dilihat dari segi persepsinya seorang pemimpin yang otoriter adalah seorang yang sangat egois egoisenya yang sangat besar akan mendorongnya untuk memutarbalikan kenyataan sehingga sesuai dengan yang diingikan dengan egoisme yang besar dia akan melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasinya seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang latn karena baginya organisasi yang dipimpinnya sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya
2. Tipe Paternalistik
Tipe [ni banyak terdapat dalam masyarakat yang masih bersifat tradisional popularitas pemimpin yang paternalistik persepsikan berperan sebagai bapak dan pelindung karena sifatnya yang tidak memntingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatuan terghadap kepentingan dan kesejahteraan bawahanya akan tetapi pemimpin macam ini mengharapkan bahwa kehadiran dan keberadaannya tidak lagi dipertanyakan oleh orang lain
3. Tipe Kharismatik
Pemimpin macam ini memiliki pengaruh yang sangat menarik sehingga banyak orang yang empati padanya meskipun orang tidak dapat menjelaskan secara rinci peenyebab dia dikagumi banyak orang
4. Tipe Kendali Bebas
Pemimpin hanya berkedudukan sebagai simbol kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kepentingan masing-masing jadi pemimpin hanya memposisikan diri sebagai penasihat
5. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan yang menempatkan manusia sebagai factor utama dan terpenting dalam setiap organisasi pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang kepribadian dengan berbagai aspeknya seperti dirinya juga tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk memamfaatkan setiap orang yang dipimpinnya kepemimpinan yang demokratis adakah kepemimpinan yang aktif,dinamis dan terarah. Dan dalam mengambil keputusan selalu mementingkan musyawarah
C. Keterbatasan Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan orang yang dipinpinnya tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang bersifat universal dan kodrati manusia sebagai makhluk. Sebaga mana juga dalam pepatah Arabi mengatakan yang artinya ; manusia adalah tempat salah dan lupa.
Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan manusia yang lain tidak dapat melepaskan diri dari kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi fisik maupun psikologis.Akan tetapi manusia punya potensi untuk meminimalisir keterbatasa-keterbatasan yang ada pada dirinya yang berarti juga berpotensi untuk meningkatkan efisiensi danj efektifitas dalam melaksanakan visi misi dalam sebuah organisasi.
Selain keterbatasan sebagai factor manusia, eterbatasan manusia juga merupakan pembibangan kerja, norma-norma, peraturan mekanisme kerja dan prosedur kerja yang disebut juga sebagai keterbatasan administratif.
1. Keterbatasan Manusiawi
Sebagaimana keterbatasan/kelemahan manusia yang telah kami sebutkan di atas. Kelemahan –kelemahan tersebut dapat mengakibatkan keterbatasan dalam mertealisasikan kep[emimpinannya, keterbatasan itu meliputi:
a. Keterbatasan Norma Spiritual
Harkat manusia yang tinggi merupakan pembatas perilaku setiap manusia, termasuk
b. dalam melaksanakan fungsi tugas kepemimpinanya. Harkat manusia memikul tanggung jawab dalam arti tingkah laku dibatasi oleh nilai-nilai tertentu, diantaranya norma social, norma spiritual/ agama atau kepercayaan yamg dipeliuk oleh pemimpin.
c. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)
Keterbatasan kepemimpnan karena unsur fisik antara lain;1. Usia, 2. Fisik, 3. Jenis kelamin, 4. Keterbtasan Waktu
d. Keterbatasa Psikis (Rohani)
Kepemimpinan dibatasi oleh kemampuan psikis berupa kemampuan berfikir , mengingat, menghayal, perasaah maupun kehendak. Dan karena dibatasi oleh perbedaan potensi psikis lain sepert bakat, minat, intelegensi dan berbagai sifat kepribadian. Keterbatasan yang dimiliki akal manusia untuk memahami berbaga macam persoalan secara bersamaan atau masalah yang rumit merupakan contoh bahwa pemimpin tidak dapat mengatasi seluruh tanggung jawabnya secara sendiri.
e. Keterbatasan Administrasi
Kolompok/ organisasi sebagai wadah untuk mewujutkan kepentingan bersama yang disebut tujuan organisasi. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan, kehendak, gagasan , pendapat, rencana, kreatifitas dari seorang pemimpindapat dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, keterbatasan pemimpin dibatasi oleh kondisi yang terdapat didalam pengendalian proses kerja sama untuk mencapai yang disebut keterbatasan administratif. Beberapa keterbatasan adninistrasi diantaranya;
Misi organisasi, setiap organisasi dalam menggerakan orang-orang yang dipimpin tidak boleh keluar dari upaya mewujutkan kerja sama yang terarah pada pencapaian misi organisasi.
Setiap pemimpin dibatasi oleh posisi, sebagai wujud pembidangan tugas horisotal pada jenjang yang sama sebagai pembatas yang mengharuskan pemimpin hanya boleh melakukan kegiatan dibidangnya.
D. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan atau tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumulan cirri-ciri yang digunakan pemimpin dalam untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpiman adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksaana tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama, dan yang mementingkan hasil yang dicapai. Sehinnga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimalkan produktifitas, mkepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.
Sebenarnya sangat banyak teori mengenai gaya kepemimpinan, namun pada pembahasan ini penulis ingin menjelaskan teori gaya kepemimpinan yang berkembang pada tahun 1960-an yang dinamakan dengan “pola manajerial”. Kepemimpinan dipengaruhi oleh dua perhatian manajerial yang mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi/ tugas dan perhatan terhadap manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan diantaranya;
1. Gaya Manajemen tugas, pemimpi menunjukan perhatian yang tinggi terhadap produksi, tetapi terhatiah rendah terhadap mausia.
2. Gaya Manajemen Country Club, pemimpin memperlihatkan perhatian yang tinggi terhadap manusia, tetapi perhatian terdah terdadap roduksi.
3. Gaya Manajemen Miskin, pemiminpin tidak terlalu menunjukan perhatian, baik terhadap produksi maupun terhadap manusia.
4. Gaya manajemen Tim , pemimpin menunjukan perhatian yang baik terhadap produksi maupun terhadap manusia.
Seorang pemimpin yang efekiif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Denga demikian hal ini menuntut seorang pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan, membedakan situasi dan mampu menggunakannya secara benar.
Sehinnga berdasarka uraian di atas, secara konseptual gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, keteramplan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin dalam berinreraksi dengan orang lain, dalam mengambil keputusan dan dalam melaksanakan tugas pegendalian.
E. Kepemimpinan Situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan semua pemimpin tergantung pada keadaan atau situasi. Situasi adalah gelanngang yang perlu bagi pemimpin untuk beroperasi. Bagi sebagian besar manajer, situasi bisa menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi adalah keliru untuk terlalu menyalahkan situasi. Dalam menerapkan teory kepemimpinan situasional, manajer harus didasarkan pada hasil analisis terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat tertentu dan mengidentifiksi kondisi anggota atau anak buak yang dipimpinnya. Kondisi bawaha merupakan factor yang penting pada kepemimpiman situasional karena bawahan selain sebagai individu mereka merupakan kelompok yang kenyataanya dapat menentukan kekuatan pribadi yng dipunyai pemimpin
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.
2. Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.
3. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan.
4. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.
Bagaimana cara kita memimpin haruslah dipengaruhi oleh kematangan orang yang kita pimpin supaya tenaga kepemimpinan kita efektif dan juga pencapaian hasil optimal.
Tidak banyak orang yang lahir sebagai pemimpin. Pemimpin lebih banyak ada dan handal karena dilatihkan. Artinya untuk menjadi pemimpin yang baik haruslah mengalami trial and error dalam menerapkan gaya kepemimpinan.
Pemimpin tidak akan pernah ada tanpa bawahan dan bawahan juga tidak akan ada tanpa pemimpin. Kedua komponen dalam organisasi ini merupakan sinergi dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Paul Hersey dan Ken Blanchard telah mencoba melepar idenya tentang kepemimpinan situasional yang sangat praktis untuk diterapkan oleh pemimpin apa saja. Tentu masih banyak teori kepemimpinan lain yang baik untuk dipelajari. Dari Hersey dan Blanchard, orang tahu kalau untuk menjadi pemimpin tidaklah cukup hanya pintar dari segi kognitif saja tetapi lebih dari itu juga harus matang secara emosional. Pemimpin harus mengetahui atau mengenal bawahan, entah itu kematangan kecakapannya ataupun kemauan/kesediaannya.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.


DAFTAR PUSTAKA
Pudjo Sumedi,(2010). Organisasi dan Kepemimpinan, Jakarta, Uhamka Press.
Ardana, Komang, dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Penerbit PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia,Jakarta. 1.P.Siagian, Sondang, Teori Dan Praktek Kepemimpinan,
Jakarta,RinekaCipta,2003
Rivai, Veitzal, Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Jakarta, PT. RajaGravindo
Persada,2007
Gaya kepemimpinan Situasional, http://edymartin.wordpress.com

model-model evaluasi

March 27, 2017 Add Comment

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Model–model ini lahir bersamaan dengan perkembangan bidang studi evaluasi kurikulum di amerika serikat dan kemudian diikuti oleh inggris dan Australia. Mengingat literature yang ditulis yang digunakan penulis maka sejarah singkat perkembangan model-model tersebut terutama menggambarkan perkembangan model-model evaluasi kurikulum di tiga negara tersebut. Perkembangan evaluasi kurikulum di Indonesia dikemukakan berdasarkan literatur yang dapat dikumpulkan dan berdasarkan pengalaman penulis. Keterbatasan informasi mengenai perkembangan evaluasi kurikulum di Indonesia memang merisaukan dan semoga menjadi pemicu bagi kita untuk memperhatikan bidang evaluasi kurikulum lebih seksama dan mempublikasikan hasil evaluasi tersebut.
Dalam makalah ini penulis mencoba menyajikan sedemikian rupa model-model hasil evaluasi belajar. Sehingga nantinya dapat menambah pengetahuan tentang model-model hasil evaluasi belajar dari berbagai para tokoh, dan khusunya untuk calon guru agar dapat menjadi ppedoman dalam mengevaluasi proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari pemaparan yang telah dijabarkan dalam latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
l. Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam model evaluasi belajar ?
2. Bagaimanah bentuk model-model evaluasi dari masing-masing para tokoh ?





iii
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat memahami siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat dalam model evaluasi belajar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk model-model evaluasi dari masing-masing para tokoh.
D. Manfaat Penulisan Makalah
1. Manfaat bagi penulis:
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan evaluasi pembelajaran.
b. Sebagai bahasan mata kuliah pengembangan evaluasi pembelajaran.Dan memahami
isi dari setipa macam-macam model dari para ahli.
c. Untuk pembekalan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa – siswi di Sd/Mi.

2. Manfaat bagi pembaca:
a. Untuk pemahaman mengenai pembahasan model- model evaluasi hasil belajar
b. Sebagai bahasan mata kuliah pengembangan evaluasi pembelajaran.
c. Sebagai pembekalan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa – siswi di Sd / Mi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Model CIPP (context, input, procces, product)
Model ini dikembangkan oleh sebuah tim yang diketuai oeh Stufflebeam. Pada waktu memimpin tim tersebut, Stufflebeam bekerja sebagai professor di the Ohio State University.Meskipun demikian, tim yang dipimpinnya tersebut terdiri dari para sarjana yang bekerja diberbagai universitas dan salah satu anggotanya, Ghephart, adalah sarjana yang bekerja di Phi Deta Khappa (PDK). Organisasi ini pula mengembangkan pemikiran tentang evaluasi pendidikan.
Pokok-pokok pikiran awal CIPP yang dikembangkan tim PDK masih tetap merupakan ciri dari CIPP yang disederhanakan. Oleh karena itu, pembehasan mengenai CIPP ini tidak akan membandingkan antara keduanya. Pembahasan keduanya dilakukan bedasarkan model yang dikembangkan terakhir. Sesuai dengan namanya, model ini terbentuk dari 4 jenis evaluasi yaitu evaluasi context, input, procces, dan product. Keempat evaluasi ini merupakan suatu rangkaian keutuhan. Tetapi seperti dikemukakan oleh Stufflebeam, dalam pelaksanaan seorang evaluator dapat saja hanya melakukan satu jenis atau kombinasi dari dua atau lebih jenis evaluasi itu. Artinya, seorang evaluator tidak selalu harus menggunakan keempatnya. Walaupun dianjurkan demikian, karena model ini dikembangkan berdasarkan suatu pandangan tentang kegiatan kurikulum sebagai sesuatu dalam dimensinya yang utuh, pelaksanaan keempat jenis evaluasi model ini merupakan hal yang diharapkan. Lagipula, kekuatan model sebetulnya terletak dari rangkaian kegiatan keempat jenis evaluasi itu. Keempat tugas evaluator itu seperti yang tampak pada tabel 8.5
Context Evaluator mengidentifikasi berbagai faktor guru, siswa, manajemen, fasilitas kerja, peraturan, komite sekolah, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap kurikulum.
Input Evauator menentukan tingkat pemanfaatan berbagai fakto yang dikaji dalam konteks pelaksanaan kurikulum. Pertimbangan mengenaienjadi dasar bagi evaluator untuk menentuksn apakah perlu ada pergantian kurikulum.
Procces Evaluator mengumpulkan berbagai informasi mengenai keteraksanaan implementasi kurikulum, berbagai kekuatan dan kelemahan dalam kekuatan prooses implementasi.
Product Evaluator mengumpulkan berbagai informasi mengenai hasil belajar,membandingkannya dengan standar dan mengambi keputusan mengenai status kuikulum ( direvisi,diganti,atau dilanjutkan ).
B. Stake’s Model
Model countenance adalah model pertama evaluasi kurikulum yang dikembangkan stake. Dalam tulisannya, Stake tidak memberikan nama khusus terhadap model ini. Model Stake dikelompokan sebagai model evaluasi kuantitatif karena pada awalnya model ini dikembangkan dengan pendekatan kuantitatif. Apabila kemudian ada evaluator yang ingin menggunakan model ini dengan menggunakan kualitatif tentu saja hal tersebut dapat dilakukan. Oleh karena itu, penempatan model ini dalam kelompok model kuantitatif besifat “ arbitrary” dan tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang mutlak. Dalam model ini jelas Stake masih mengutamakan proses kuantitatif dan pendekatan kuantitatif dalam mengumpulkan data. Bahkan mengenai pertimbangan yang diberikan berbagai kelompok sumber haruslah dikumpulkan secara objektif; suatu sikap yang berubah ketka ia kemudian lebih cenderung menggunakan model-model kualitatif. Seperti diungkapkannya ketika ia menguraikan tentang pertimbangan ( Stake, 1972:95) :
Evalution will seek out and record the opinions of persons of special qualification. These opinions, though subjective, can be very useful and can be gathered objectively, independent of the solicitor’s opinions.
Dalam model ini Stake lebih menekankan peran evaluator dalam mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang terukur, sebagaimana berlaku dalam tradisi pengukuran yang behavioristik dan kuantitatif. Model Countenance Stake terdiri atas dua matriks. Matriks pertama dinamakan matriks deskripsi dan yang kedua dinamakan Matriks pertimbangan. Matriks pertmbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks deskripsi diselesaikan.



C. Scriven’s Model
Scriven mengemukakan model Goal Free Evaluation (GFE). Maksudnya model GFE ini bahwa penilai mengambil dari berbagai laporan atau catatan pengaruh-pengaruh nyata atau konkrit dan pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dalam program pendidikan dan pelatihan. Perhatian khusus diberikan secara tepat terhadap usulan tujuan-tujuan dalam evaluasi, tetapi tidak dalam proses evaluasi atau produk. Keuntungan yang dapat diambil GFE, bahwa GFE para penilai mengetahui antispasi pengaruh-pengaruh penting tarhadap tujuan dasar dari penilai yang menyimpang.

D. The CSE Model OF Evaluation
CSE merupakan singkatan dari center for study of evalution. CSE evalution model menekankan pada lima tahap yang dilakukan,yaitu: Perencanaan, Pengembangan, Impleentasi, Hasil dan Dampak. Menurut fernandes seperti yang dikuti dari arikunto menjelaska bahwa model CSE menjadi empat tahap, yaitu:
1. Need Assessment.
2. Program Lanning.
3. Formative Evalution.
4. Sumatif Evalution.

E. Alkin’s model
Alkin termasuk salah seorang yang aktif dalam evaluasi. Pendekatan yang dilakukannya memiliki keunikan dibandingkan pakar evaluasi lainnya dimana ia selalu memasukkan unsur pendekatan ekonomi mikro dalam pekerjaan evaluasi. Sebagaimana pendekatan sistem pada umumnya, alkin membagi model ini atas tiga komponen yaitu masukan, proses yang dinamakannya dengan istilah perantara ( mediating ), dan keluaran (hasil). Dalam model ini, alkin juga mengenal adanya sistem internal yang meruupakan interaksi antara komponen yang langsung berhubungan dengan pendidikan, dan juga system luar (external) yang mempunyai pengaruh dan dipengaruhi oleh pendidikan. Mengenai sistem luar ini alkin menulis:
By “ external systems ’’ we mean the framework of social, political, legal, economic, and other systems outside of the school, formal or informal, which encompass the program, have impact upon it, and are in turn, modified-by the outputs of the program.
Model ini dikembangkan berdasarkan empat asumsi. Keempat asumsi tersebut ialah:
1) Variabel perantara adalah merpakan satu-satunya kelompok variabelang dapat di manipulasi.
2) Sistem luar tidak langsung dipengaruhi oleh kelaran sistem (persekolahan).
3) Para pengambil keputusan sekolah tidak memiliki control mengenai pengaruh yang diberikan sistem luar terhadap sekolah.
4) Faktor masukan mempengaruhi aktivitas faktor perantara dan pada gilirannya faktor perantara berpengaruh terhadap faktor keluaran.
Keempat asumsi tersebut harus terpenuhi sebelum model alkin dapat digunakan. Pemahaman model alkin dan penerapannya memerlukan pengertian yang benar mengenai setiap komponen yang ada dalam model. Sistem luar (external) adalah sistem yang mempengaruhi sistem dalam (internal) maupun sebagai sistem yang dipengaruhi oleh keluaran sistem internal. Fakto masukan terdiri atas komponen masukan peserta didik dan masukan keuangan, dan keduanya adalah masukan penting yang berpengaruh terhadap proses atau faktor perantara. Faktor perantara adalah faktor yang manggambarkan terjadiya suatu proses interaksi dari berbagai komponen pada faktor masukan. Tentu saja proses interaksi ini sangatlah menentukan hasil belajar atau faktor keluaran. Keluaran sistem terdiri atas keluaran peserta didik maupun keluaran bukan peserta didik.
F. Ralp Tyler’s Mod
Model tyler dinamakan Black Box karena tidak ada nama resmi yang diberikan oleh pengembangnya. Tyler, yang mengajukan model ini menuliskan buah pikirannya tersebut tidak dalam suatutulisan lepas mengenai evaluasi kurikulum. Ia mengemukakan pikirannya mengenai model evaluasi kurikulum tersebut dalam suatu buku kecil tentang kurikulum. Dengan buku kecil itu pula namanya terangkat sebagai seorang ahli yang disegani baik dalam kurikulum maupun evaluasi. Model yang dikemukakannya dibangun atas dua dasar, yaitu: evaluasi yang ditujukan kepada tingkah laku peserta didik dan evluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserrta didik sebelum suatu pelaksanaan kurikulum seta pada saat peserta didik telah melaksanakan kurikulum tersebut. Denga kedua dasar ini, tyler ingin mengatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya hanya berhubungan dengan hasil dimensi belajar.
Dengan dasar evaluasi yang kedua, Tyler rmenghendaki evaluator dapat menentukan perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang diperoleh dari kurikulum. Karena itu evaluasi yang menggunakan model tyler mestinya memerlukan informasi perubahan tingkah laku pada dua titik waktu. Dalam istiah yang banyak digunakan ekarang banyak diperlukan adanya pretest dan posttest untuk mengumpulkan kedua informasi tersebut. Dalam kata-katanya sendiri tyler menulis:
On this basis, On is not able to evaluate an instructional program by testing students by only at the end of the program. Without knowing wher the students were at the beginning, it is not possible to tell how fo changes have taken place.
Informasi yang diperoleh dari tes awal merupakan gambaran kemampuan awal peserta didik sedangkan informasi yang diperoleh darites akhir menggambarkan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan melalui kurikulum tersebut.

G. Molcom’s Provus model
Evaluasi kesenjangan program, begitu orang menyebutnya. Kesenjangan program adalah sebagai suatu keadaan antara yang diharapkan dalam rencana dengan yang dihasilkan dalam pelaksanaan program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standard yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut (Eko Putro Widoyoko: 2009).
Dengan demikian tujuan dari model ini adalah untuk menganalisis suatu program sehingga dapat ditentukan apakah suatu program layak diteruskan, ditingkatkan dan sebaliknya yang disesuaikan dengan standar, performance, dan discrepancy



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada 7 model yang terdapat dalam pembahasan ini, diantaranya:
1. Model Cipp. Didalam model ini yang harus dikerjakan evaluator ada 4 meliputi context, input, process, product.
2. Stake’s Model. Dalam model ini Stake lebih menekankan peran evaluator dalam mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang terukur, sebagaimana berlaku dalam tradisi pengukuran yang behavioristik dan kuantitatif.
3. Scriven’s Model. Penilai mengambil dari berbagai laporan atau catatan pengaruh-pengaruh nyata atau konkrit dan pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dalam program pendidikan dan pelatihan.
4. The CSE Model OF Evaluation. CSE evalution model menekankan pada lima tahap yang dilakukan,yaitu: Perencanaan, Pengembangan, Impleentasi, Hasil dan Dampak.
5. Alkin’s model. Alkin membagi model ini atas tiga komponen yaitu masukan, proses yang dinamakannya dengan istilah perantara ( mediating ), dan keluaran (hasil).
6. Ralp Tyler’s Mod. Tyler rmenghendaki evaluator dapat menentukan perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang diperoleh dari kurikulum.
7. Molcom’s Provus model. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standard yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut

B. Saran
Pada penulisan makalah ini penulis sangat mengharapkan ketercapaian dalam pembahasan dan penulisan. Maka dari itu jika ada kesalahan ataupun terdapat kekurangan kritik dan saran sangatlah penulisan harapkan.





DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan, Hamid. 2009. Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.
2. Widoyoko Putro Eko. 2009 Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



makalah tentang pidato

March 27, 2017 Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu ragam berbicara yang sering di gunakan dalam penataran, peringatan, seminar, dan perayaan dari dahulu sampai sekarang adalah pidato. Seorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru dan seorang mahasiswa hendaknya berusaha memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memiliki kemampuan berpidato di hadapan khlayaknya karna bagaimana pun pada suatu saat kita di tuntut untuk berpidato.
Pidato merupakan suatu hal yang sangat penting, baik waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang karena pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran informasi atau dari gagasan pembicara pada khalayak ramai. Orang yang berpidato baik akan mampu meyakinkan pendengarnya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan atau pesan yang di sampaikan.
Naskah pidato seperti juga naskah dialog, ditulis untuk ditampilkan. Perbedaannya, naskah dialog ditampilkan oleh beberapa orang, sedangkan pidato ditampilkan oleh seorang saja. Selain itu, komunikasi dalam dialog dilakukan di antara pemeran, sedangkan di dalam pidato, komunikasi terjadi antara yang berpidato dengan pendengar.
Sebenarnya, pidato tidak selalu harus menggunakan naskah lengkap, bahkan ada pidato yang sama sekali tidak menggunakan naskah. Bila Anda akan berpidato dengan menggunakan naskah, maka Anda harus menyiapkan naskah tersebut terlebih dahulu. Dengan demikian, Anda harus memiliki keterampilan menulis naskah pidato.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pidato?
2. Ada beberapa Jenis pidato?


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pidato
Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang mendukung oleh aspek-aspek non kebahasaan (ekspresi wajah, gesture,kontak pandangan dll). Dengan demikian pidato adalah gagasan kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek non kebahasaan yang dapat mendukung keefisienan dan keefektifan pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato merupakan salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia. Pidato biasanya digunakan oleh seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai. Pidato juga dapat di artikan sebagai Art Of Persuasion yaitu sebagai seni membujuk/ mempengaruhi orang lain karna itu berpidato sangat erat hubungnnya dengan Retorika yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif.
2. Jenis-Jenis Pidato
a. Jenis-jenis pidato di tentukan factor
Jenis-jenis pidato yang ditentukan faktor seperti : situasi, tempat, tujuan dan isi pembicaraan. Factor-faktor yang menjadi patokan untuk menentukan jenis pidato adalah :
1) Bidang Politik
Dalam dunia politik sering di ucapkan pidato yang bertujuan politis. Pendengar pidato politis pada umumnya adalah massa rakyat. Tujuan pidato politis pada umunya bukan mengajar, tetapi mempengruhi, bukan menyakinkan, tetapi membakar semangat. Oleh karena itu pembicara harus menguasai teknik dan taktik berbicara. Dia juga harus menguasai teknik penampilan, sehingga member kesan pasti dan mengundang kepercayaan pihak pendengar terhadap dirinya. Seorang pembicarapolitik yang baik, harus sanggup membimbing massa untuk mengambil keputusan, meski hanya dengan menggunakan suaranya. Kata-katanya tidak boleh hanyamenyentuh akal para pendengar tetapi terutama juga hati mereka.
Jeni-jenis pidato politis yang lazim dibawakan adalah : pidato kenegaraan, pidato parlemen pidato perayaan nasional, pidato pada kesempatan demonstrasi dan pidato kampanye.
Pidato-pidato politis umumnya panjang dan dapat dibawakan langsung di hadapan massa atau dapat juga melalui media komunikasi seperti radio dan televise.
2) Kesempatan khusus
Ada banyak kesempatan atau pertemuan tidak resmi, dimana orang harus membawakan pidato. Suasana pertemuan semacam ini pada umumnya akrab, sebab para peserta sudah saling mengenal, seperti : pertemuan keluarga, siding organisasi dan siding antara para anggota dan pimpinan perusahaan. Bentuk pidato yang dibawakan biasanya disebut kata sambutan, lamanya antara 3-5 menit. Pidato atau sambutan ini lebih diarahkan untuk menggerakan hati dan bukan fikiran pendengar. Sasaran utamanya adalah perasaan bukan pengertian.jenis pidato yang dibawakan di sini adalah : pidato ucapan selamat datang, pidato untuk memberikan motivasi, pidato ucapan syukur, pidato pembukaan dan pidato penutup.
3) Kesempatan Resmi
Dalam kehidupan bermasyarakat sering di selenggarakanberbagai pertemuan karena alasan-alasan resmi. Para peserta yang hadir adalah para pejabat,para pembesar atau orang-orang terkemuka yang datang dalam suasana formal. Bentuk pidato pada kesempatan ini juga di sebut kata sambutan. Dalam kesempatan resmi, pidato atau sambutan yang harus dibawakan seharusnya singkat, meski di sampaikan secara bebas. Sasaran lebih untuk menggerakan perasaan dan bukan untuk menanamkan pengertian rational.
Jenis-jenis pidato yang di ucapkan pada kesempatan ini adalah : pidato hari ulang tahun , pidato pernikahan, pidato perpisahan, pidato pelantikan, pidato pesta perak dan pesta emas.
4) Pertemuan Informatif
Dalam hubungan dengan pembinaan, sering di selenggarakan pertemuan-pertemuan informative. Maksudnya adalah pertemuan dalam kelompok-kelompok kecil atau besar, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam bidang kehidupan lain, dengan maksud untuk memberikan dan membagi informasi atau untuk membahas suatu masalah secara ilmiah.
Pidato yang dibawakan pada kesempatan ini juga bersifat sungguh-sungguh, ilmiah, objektif dan rasional. Konsentrasi pembeberannya lebih pada penalaran rasional.

b. Jenis-jenis pidato informative
Jenis-jenis pidato yang informatif seperti: kuliah, ceramah, Referat/makalah, pengajaran dan wejangan informatif.
1) Kuliah
Kuliah adalah penyampaian ilmu pengetahuan di dalam universitas atau sekolah tinggi. Di dalam kuliah. Salah satu bahan atau tema dari bidang tertentu di tawarkan lewat sejumlah kuliah yang diberikan berturut-turut. Cara penyampaian biasanya dengan membaca teks yang sudah di siapkan.
2) Ceramah
Pada dasarnya tujuan ceramah adalah memberikan informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu bahan yang di ceramahkan harus disiapkan dengan teliti. Ceramah harus menampilkan disposisi yang jelas, bahasayang padat dan berisi. Fikiranyang tersusun logis dan memiliki skema yang jelas serta hubungan yang serasi antara bagian-bagiannya.

3) Referat/Makalah
Sebuah referat atau makalah sebenarnya adalah salah satu ceramah singkat mengenai satu bidang ilmu pengetahuan, yang berlangsung antara 10-20 menit. Seringkali referat juga merupakan pengantar kedalam salah satu bidang atau di pakai sebagain salah satu acara dalam perundingan, sehingga orang menyebutnya pengatar singkat atau referat singkat. Referat dapat juga dibawakan dalam diskusi , dalam komperensi atau komperensi meja bundar. Pada dasarnya referet di batasi uraiannya pada hal-hal yang esensial, sehingga lebih mengenai budi dan bukan perasaan manusia.
4) Pengajaran
Pengajaran adalah uraian yang di susun secara pedagogis, umumnya dibawakan untuk kelompok orang setingkat SLTP adan SLTA. Bentuk penyajiannya bermacam-macam, sehingga tidak begitu membosankan.
5) Wejangan Informatif.
Ini adalah ceramah yang santai di depan sekelompok pendengar dengan jumlah yang kecil. Bentuk ini sering di pakai apabila menunjukan slides atau film. Gambar atau film menjadi pokok pembicaraan, sehingga tidak menuntut suatu periapan yang teliti.

c. Jenis-jenis pidato Pidato berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya, macam-macam pidato dapat digolongkan menjadi beberapa, yaitu: (1) pidato informasi; (2) pidato persuasi; dan (3) pidato aksi.
1) Pidato Informasi
Pidato Informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan, atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha menangkap informasi dengan sungguh-sunguh.
Contoh pidato informasi
(a) pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara;
(b) pidato Mensekneg sehabis sidang kabinet.
2) Pidato Persuasi
Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan menyakinkan pendengar tentang sesuatu. Pada jenis pidato ini, orang yang berpidato benar-benar dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik, karena bertugas untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dan tidak mau membantu menjadi mau membantu, dari tidak percaya menjadi percaya. Dalam pidato ini, si pembicara atau orang yang berpidato harus melandaskan isi pembicaraannya pada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh pidato persuasi
(a) pidato pimpinan partai di daerah yang kurang menyenangi partai tersebut;
(b) pidato pimpinan BRI pada masyarakat yang lebih senang berhubungan dengan tengkulak;
(c) pidato calon kepala desa di daerah yang massanya belum simpati kepadanya.

3) Pidato Aksi
Pidato Aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pidato aksi memiliki persamaan dengan pidato persuasi. Perbedaannya pada pidato persuasi hasil yang diharapkan ditujukan pada kepentingan pribadi atau lembaga, sedangkan pidato aksi bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Pada pidato jenis ini, orang yang berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola, atau panutan masyarakat yang memiliki keterampilan berbicara dan pandai membangkitkan semangat.
Contoh pidato aksi
(1) pidato presiden Soekarno pada saat menggerakkan rakyat Indonsia untuk tetap memiliki semangat dalam berjuang melawan penjajah; atau
(2) pidato Bung Tomo saat menggerakkan para pemuda dengan cara membangkitkan semangat juang mereka pada Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

d. Jenis-jenis Pidato Menurut Kesiapan
1) Impromtu (dadakan)
Bila menghadiri pesta dan tiba-tiba di panggil untuk menyampaikan pidato, pidato yang di lakukan di sebut Impromtu. Bagi juru pidato yang berpengalaman,
(a) impromtu memiliki keuntungan yaitu :
• impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karna pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya,
• gagasan dan pendapatannya datang secara spontan, sehingga tampa segan dan hidup
• impromtu memungkinkan anda untuk terus berfikir.

(b) Kekurangan dari impromtu, yaitu :
• Impromtu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karna dasar pengetahuan yang tidak memadai.
• Impromtu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar
• Gagasan yang di sampaikan bisa acak-acakan dan ngawur
• Karna ketidak adanya persiapan, kemungkinan demam pangggung besar sekali.
(c) hal-hal yang dapat di lakukan saat impromtu adalah :
• Fikirkan terlebih dahulu teknik permulaan pidato yang baik.
Misalnya :cerita, hubungan dengan pidato sebelumnya, bandingan, ilustrasi dll
• Tentukan sistem organisasi pesan.
Misalnya : susunan kronologis, teknik pemecahan soal, kerangka sosial ekonomi-politik, hubungan teori dan praktek
• Pikirkan teknik menurut pidato yang mengesankan. Kesukaran menurut pidato biasanya merepotkan pembicara impromtu
2) Manuskrip (menghafal)
Manuskrip di sebut juga pidato dengan naskah. Juru pidato membacakan naskah pidato dari awal hingga akhir. Di sini tidak ada istilah menyampaikan pidato tetapi membacakan pidato. Manuskrip di perlukan oleh tokoh Nasional, sebab kesalahan kata saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara. Manuskrip juga dilakukan oleh ilmuwan yang melaporkan hasil penelitiannya dalam pertemuan ilmiah. Pidato radio dapat menggunakan manuskrip tanpa kelihatan oleh pendengarnya.
Pidato manuskrip tentu saja bukan jenis pidato yang baik walaupun memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
a. Kata-kata dapat di pilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang.
b. Pernyataan dapat di hemat, karna manuskrip dapat di susun kembali
c. Kefasihan bicara dapat dicapai, karna kata-kata sudah di siapkan.
d. Hal yang ngawur atau menyimpang dapat di hindari
e. Manuskrip dapat di terbitkan atau di perbanyak
Di tinjau dari proses komunikasi kerugian cukup berat, yaitu :
a. Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka
b. Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan gerak dan bersikap kaku.
c. Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan
d. Pembuatannya lebih lama dan sekedar menyiapkan garis-garis besarnya (online saja)
e. Siapkan manuskrip dengan ketikan besar, tiga spasi dan batas pinggir yang luas.
3) Memoriter (naskah)
Pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Seperti manuskrip, memoriter memungkinkan ungkapan yang tepat,organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan sudah tetap, maka tidak terjalin saling hubungan antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu dalam persiapan, kurang spontan, perhatian beralih dari kata-kata kepada usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang dari ingatan. Seperti penulisan manuskrip, maka naskah memoriter pun harus di tulis dengan gaya tulisan.


BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pidato merupakan kegiatan berbicara untuk menyatakan pendapat di depan umum. Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberikan pemahaman dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi. Dalam praktiknya pidato di sampaikan oleh seorang pemimpin kepada khalayaknya. Dalam pidatopun ada tata caranya mulai di awali dengan pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik di muka umum. Pidato sendiri memiliki jenis-jenis yang beragam., penggunakan pidato di sesuaikan dengan tempat dan acaranya. Kemampuan berpidato yang baik akan menunjang jenjang karier yang baik.
2. Saran
Makalah ini tersusun dari hasil kerja sama kelompok dan masih sangat memiliki banyak kekurangan baik dalam segi materi dan penyajiannya. Oleh karena itu, kami sebagai penulis sangat mengharapkan karya ini akan bermanfaat bagi kami sendiri maupun kepada para pembaca. Kritik dan saran yang bersifat membangun juga sangat diharapkan demi terwujudnya kesempurnaan penyelesaiannya kelak.








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Pada dasarnya, Belanda mengenal wajib belajar untuk anak usia 2-18 tahun. Wajib belajar enam tahun diperkenalkan pada 1900 (untuk 6-12 tahun). Namun undang-undang ini sering mengalami perubahan, sampai 1969 ketika anak-anak usia 6-16 tahun harus mengikuti pendidikan penuh waktu. Penyandang cacat di atas usia 18 tahun juga harus mengikuti wajib belajar.
Guna menjaga mutu pendidikan diadakan badan khusus. Berdasarkan peraturan pendidikan 2002, program titel harus diakreditasi Organisasi Akreditasi Belanda dan Flanderen. Terlebih lagi, kalau program itu dibiayai oleh negara.
Sebagai bangsa Indonesia, kita tidak usah sungkan untuk mengadopsi system pendidikan Negara lain. Dalam hal ini, Belanda sebagai usaha memperbaiki sistem pendidikan Indonesia, jika 1 abad lalu ketika Indonesia masih dalam keadaan terjajah sistem pendidikannya mampu melahirkan intetektual terpelajar yang memerdekakan maka harusnya ketika Indonesia sudah merdeka, Intelektual pelajar yang dihasilkan sistem pendidikan Indonesia bisa jauh lebih baik dari dahulu.

B. Saran.
Pada penulisan makalah ini penulis sangat mengharapkan ketercapaian dalam pembahasan dan penulisan. Maka dari itu jika ada kesalahan ataupun terdapat kekurangan kritik dan saran sangatlah penulisan harapkan.






9
DAFTAR PUSTAKA

Djumransah. “Filsafat Pendidikan”. Malang: Bayumedia, 2006.
H.M, Arifin “Ilmu Perbandingan Pendidikan”. Jakarta: Golden Terayon Press. Cet I, 2003.
Agustiar, Syah Agustiar, Nur. “Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara”. Jakarta: Lubuk Agung. 2001.
Oemar, Hamalik “Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum”. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet II. 2008.





MAKALAH Studi Komunikasi Politik Unsur – Unsur Komunikasi Politik

March 22, 2017 Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berubah pesat, segala hal telah diungkap. Dulu misteri sekarang terjadi dan terbuka. Sekarang sudah semakin lari jauh. Begitu pun dengan ilmu komunikasi, pada awalnya komunikasi hanya sebatas proses interaksi personal yang meliputi intra dan antarpersonal. Namun saat ini jauh lebih dari itu.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari istilah belaka. Dalam praktiknya, komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar sosal kenaikan BBM, ini merupakan contoh kekentalan komunikasi politik. Sebab, sikap pemerintah untuk menaikkan BBM sudah melalui proses komunikasi politik dengan mendapat persetujuan DPR.
Tema politik yang tiap hari masuk ke dalam pikiran kita melalui media cetak maupun elektronik, menuntut kita untuk dapat memahami lebih jauh tentang komunikasi politik. Hal ini penting agar perbincangan kita tentang politik dalam aktifitas seharian tidak hanya sekedar sebagai bahan perbincangan tanpa makna, melainkan pembicaraan tersebut dapat menghasilkan pemahaman yang baik tentang apa dan bagaimana hak-hak politik masyarakat dapat terwujudkan. Oleh karena itu, mendalami ilmu tentang komunikasi politik menjadi kajian yang sangat penting bagi siapa saja khususnya mahasiswa yang mendalami studi ilmu komunikasi politik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Komunikasi?
2. Apakah pengertian dari Politik?
3. Bagaimana proses komunikasi politik?
4. Apa saja pola dan komponen dalam komunikasi politik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui pengertian politik.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi politik.
4. Untuk mengetahui pola dan komponen dalam komunikasi politik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi biasanya diartikan sebagai pembagian sesuatu diantara manusia, bisa berupa informasi, gagasan, perilaku, pengertian atau pengalaman. Menurut Dan Nimmo, Komunikasi diartikan sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Komunikasi dalam pengertian yang dasar bisa dilihat dari pendapat Harold Laswell, yaitu who says what, in which channel, to whom with what effect. Dari pengertian ini diperoleh unsur-unsur komunikasi, yaitu komunikator (who), komunikan (whom), pesan (what), media (channel) dan pengaruh (effect). Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang komunikasi politik tentunya kita harus tahu apa yang dimaksud dengan komunikasi. Ringkasnya, Komunikasi adalah Proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, dengan cara menggunakan media sebagai kemasan informasi atau melalui transmisi secara simbolik, sehingga informasi mudah difahami dan pada akhirnya mereka saling memiliki kesamaan persepsi.
B. Pengertian Politik
Austin Ranney mendefinisikan politik sebagai proses pembuatan kebijakan pemerintahan (public policy). Harold D. Laswell menyebut bahwa politik itu menyangkut proses penentuan who get what, when and how. Ramlan Surbakti mendefiniskan politik sebagai proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah tertentu.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik didefinisikan secara beragam. Ada yang mengartikannya sebagai kebijakan umum, ada juga kekuasaan, bahkan ada yang menyamakan politik dengan konflik. Menurut Harold Laswell politik adalah who gets what, when, how artinya siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana.
Menurut Dan Nimmo politik diartikan sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik. Politik itu sendiri terdiri dari pengaruh, kewenangan, kebijakan umum, distribusi kekuasaan, nilai.
C. Pengertian Komunikasi Politik
Seorang ahli Michael Rush dan Phillip Althoff dalam handout perkuliahan Rusnaini (2008:34) menjelaskan “komunikasi politik adalah proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pula pertukaran informasi di antara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkatan.
Menurut Almond dan Powell: “Komunikasi politik merupakan suatu fungsi sistem yang mendasar (basic function of the system) dengan konsekuensi yang banyak untuk pemeliharaan ataupun perubahan dalam kebudayaan politik dan struktur politik. Seseorang tentunya dapat mengasumsikan bahwa semua perubahan penting dalam sistem politik akan menyangkut perubahan dalam pola-pola komunikasi, dan biasanya baik sebagai penyebab maupun akibat. Semua proses sosialisasi misalnya, merupakan proses komunikasi, meskipun komunikasi tidak harus selalu menghasilkan perubahan sikap (attitude change).”
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
D. Komunikator Politik
Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan poltik yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal. Menurut Leonard Doob yang kemudian di sitir oleh Nimmo (1993), komunikator politik dapat dikategorikan dalam tiga tipologi: (1) poli­tikus atau disingkat "pols"; (2) komunikator profesional atau "pross"; dan (3) aktivis atau disingkat "voz's".
Menurut "Nimmo (1989)" mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik sebagai berikut :
1. Politikus
Orang yang memegang jabatan pemerintah, tidak perduli apakah mereka dipilih, ditunjuk/ pejabat karir. Dan tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, yudikatif.
ex. Pejabat Eksekutif (presiden, menteri, gubernur, dsb).
Pejabat Legislatif ( ketua MPR, ketua DPR/DPD, anggota DPR/DPD dsb)
Pejabat Yudikatif (MA, MK, Jaksa Agung dsb)
2. Profesional
Orang-orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karna keahlian nya berkomunikasi.
a. Jurnalis : Karyawan organisasi berita yang menhubungkan sumber berita dengan khalayak. Mereka bisa mengatur para politikus dengan publik umum, menghubungkan publik umum dengan para pemimpin dan membantu menempatkan masalah dan peristiwa pada agendadiskusi publik.
b. Promotor : Orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan tertentu. Yang termasuk ke dalam promotor adalah agen publisitas tokoh masyarakat yang penting, personel hubungan masyarakat pada organisasi swasta atau pemerintah, sekretaris pers kepresidenan dsb.
3. Aktivis
• Komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal. Ia cukup terlibat baik dalam politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik. Mewakili tuntutan keanggotaan suatu organisasi, melaporkan keputusan dan kebijakan pemerintah kepada anggota suatu organisasi.
E. Proses Komunikasi Politik
Pada tahun 1948, ilmuan politik, Harold D. Laswell mengemukakan bahwa cara mudah untuk menggambarkan proses komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini:
a. Who
b. Says What (apa yang dibicarakan)
c. In which channel (menggunakan saluran apa)
d. To Whom (kepada siapa)
e. With what effect (bagaimana pengaruhnya).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang biasa terdapat dalam semua komunikasi yaitu adanya:
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Menurut Dan Nimmo, Laswellian Formula merupakan formula paling sederhana yang bisa dipakai untuk memahami proses komunikasi politik. Namun Nimmo menilai masih ada dua kekurangan dari rumusan yang dikemukakan Laswell, yakni :
Kekurangan pertama terletak pada ” pernyataan dari seseorang kepada seseorang” yang menyiratkan proses komunikasi berlangsung linear. Dalam kenyataannya, komunikasi merupakan tindakan bersama yang yang berlangsung simultan dan silkular antara seseorang dengan orang lain.
Kekurangan kedua adalah penjelasan laswell yang menyiratkan bahwa komunikasi adalah struktur berunsur lima. Dalam kenyatannya tidak ada demarkasi atau perbatasan diantara bagian- bagian proses komunikasi.
Untuk mengatasi kekurangan ini, Nimmo mereformulasi rumusan Laswell menjadi berikut :
1. Laswell:
a. Siapa?
b. Mengatakan apa?
c. Kepada siapa?
d. Dengan saluran apa?
e. Dengan akibat apa?
2. Nimmo:
a. Siapa?
b. Mengatakan apa?
c. Kepada (dengan) siapa?
d. Dengan saluran (-saluran) apa?
e. Dengan akibat (- akibat) apa?
Adapun model komunikasi yang disebutkan di atas diantaranya:
1. Model komunikasi linier
Komunikasi dianggap sebagai suatu fungsi linear, karena seseorang mengomunikasikan pesan-pesannya melalui saluran kepada seorang penerima, yang kemudian memberikan umpan balik kepada pengirim. Model linear ini dikembangkan oleh claude Shannon dan waren weaver (1949) atas dasar suatu model mekanis telepon.
2. Model komunikasi sirkuler
Komunikasi merupakan sebuah proses, orientasi pengertian komunikasi sebagai suatu proses adalah bahwa komunikasi itu proses yang kompleks, berlanjut/continue dan tidak bisa berubah dengan sendirinya. Itulah yang menyebabkan bahwa komunikasi selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Berbicara tentang proses komunikasi tidak lepas dari pola atau bentuk komunikasi yang digunakan,dan faktor yang mempengaruhinya serta saluran komunikasi politik apa saja yang digunakan.
F. Pola-pola Komunikasi Politik
Adapun pola-pola komunikasi, yaitu:
1. Pola komunikasi vertikal (top down, dari pemimpin kepada yang dipimpin).
2. Pola komunikasi horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok).
3. Pola komunikasi formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal).
4. Pola komunikasi informal ( komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka, tidak mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola-pola komunikasi politik:
1. Faktor fisik (alam).
2. Faktor teknologi.
3. Faktor ekonomis.
4. Faktor sosiokultural (pendidikan, budaya).
5. Faktor politis.
G. Saluran Komunikasi Politik
Beberapa saluran komunikasi yaitu:
1. Komunikasi Massa yaitu komunikasi ’satu-kepada-banyak’. Contoh : komunikasi melalui media massa.
2. Komunikasi Tatap Muka yaitu dalam rapat umum, konferensi pers, dan Komunikasi Berperantara yaitu ada perantara antara komunikator dan khalayak, contoh TV.
3. Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi ’satu-kepada-satu’ contohnya door to door visit, temui publik atau Komunikasi Berperantara yaitu pasang sambungan langsung ‘hotline’ buat publik.
4. Komunikasi Organisasi yaitu gabungan komunikasi ’satu-kepada-satu’ dan ’satu-kepada-banyak’: Komunikasi Tatap Muka, contohnya diskusi tatap muka dengan bawahan/staf dan Komunikasi Berperantara contohnya pengedaran memorandum, sidang, konvensi, buletin, newsletter, lokakarya
H. Komponen-komponen Komunikasi Politik
Berdasarkan rumusan yang dikemukakannya, Nimmo mengemukakan lima komponen yang harus ada dalam setiap proses komunikasi politik, yaitu komunikator, pesan, media, khalayak, dan efek. Namun di dalam perkembangannya para pakar komunikasi kontemporer di Amerika yang tergabung dalam The United Anistotelian Description of communication membagi komponen komunikasi menjadi sepuluh komponen yaitu:
1. Source (sumber).
2. Encoding (proses penyandian).
3. Message (pesan).
4. Channel (saluran).
5. Noise (hambatan).
6. Receiver (penerima).
7. Decoding (Proses penerimaan).
8. Receiver response (perangkat reaksi).
9. Feedback (umpan balik).
10. Context (situasi komunikasi).
Perangkat Komunikasi politik sendiri terdiri dari:
1. Komunikator politik yaitu personal, kelompok, lembaga, atau negara.
2. Komunikan politik yaitu masyarakat lingkup kecil atau masyarakat umum.
3. Pesan politik yaitu kampanye, propaganda.
4. Media Politik yaitu mimbar, Pers, Elektrotik dll.
5. Efek yaitu persuasif dan koersif.
Sedangkan interaksi di antara komponen- komponen utama dari komunikasi politik di atas, dalam sistem politik ditemukan pada:
1. Lembaga-lembaga politik dalam aspek-aspek komunikasinya.
2. Institusi-institusi media dalam aspek-aspek politiknya.
3. Orientasi khalayak terhadap komunikasi politik.
4. Aspek-aspek budaya politik yang relevan dengan komunikasi.






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi politik berasal dari dua kata yaitu komunikasi dan politik. Komunikasi adalah Proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, dengan cara menggunakan media sebagai kemasan informasi atau melalui transmisi secara simbolik, sehingga informasi mudah difahami dan pada akhirnya mereka saling memiliki kesamaan persepsi. Sedangkan politik adalah sebuah upaya untuk memperoleh, mempertahankan dan memperluas wilayah kekuasaan. Sehingga komunikasi politik bias di artikan sebagai , komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
Proses komunikasi politik yaitu proses penyampaian pesan – pesan politik yang berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah oleh aktor-aktor politik kepada komunikan ( personal, publik, khalayak ) melalui media atau saluran-saluran komunikasi politik sehingga di hasilkan tanggapan atau feedback dari komunikan. Komponen-komponen komunikasi politik yaitu:
1. Komunikator politik yaitu personal, kelompok, lembaga, atau negara.
2. Komunikan politik yaitu masyarakat lingkup kecil atau masyarakat umum.
3. Pesan politik yaitu kampanye, propaganda.
4. Media Politik yaitu mimbar, Pers, Elektrotik dll.
5. Efek yaitu persuasif dan koersif.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam makalah ini sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA


Cangara Hafied, 2009. Komunikasi Politik, Konsep, Teori, Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Muhtadi Saeful Asep. 2008. Komunikasi Politik Indonesia, Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sobur Alex. 2013. Semiotika Politik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Subiakto Henry, Ida Rachmah. 2012. Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nimmo Dan, 2006. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929