loading...

Tentang Kepemimpinan

February 10, 2015 Add Comment
BAB IV
KEPEMIMPINAN

Sekarangkita berada di hadapan sang pemimpin yang mulai dewasa dan matang. Ia tumbuh besar di bawah bimbingan Ilahi, jiwanya memberontak pada semua bentuk tirani dan jijik mlihat-setiap kediktatoran. Maka ia pun pergi membawa diri dan kebebasannya di manalcelak Allah menumbuhkan¬na sebagai pembawa risalah-Nya, menjadikannya sebagai tumpuan harap¬an pembebasan bangsanya. Lalu kembalilah sang pemimpin dengan penuh dan iman dan keyakinan, bersiap menghadap sang tiran besar. Dengarlah, ia datang menuntut agar sang tiran besar itu segera mengembalikan kebebasan dan kehormatan bangsanya, beriman kepadanya dan mengikuti risalah yang dia emban.
Sebuah sindiran yang begitu pedas diriwayatkan Al-Qur'an Suci dari lisan sang Rasul yang agung dengan amat indahnya,
        
"Itulah budi baik yang engkau limpahkan padaku, bahwa engkau telah mem-perbudak Bad Israel." (Asy-Syu'ara: 22)

"Wahai tiran besar yang pongah, yang hendak menguaaai hamba Allah (bukan hambamu), apa yang kamu sebut-sebut sebagai budi baik yang talah kamu limpahkan padaku itu, adalah bahwa kamu telah memperbudak, mele¬cehkan, dan menghina-dina bangsaku?" Itulah auman kebenaran yang meng¬gelegar dari mulut sang Nabi yang mulia, maka kemudian tergoncanglah singgasana kerajaan sang tiran:
Maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun ddanan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam." Fir'aun menjawab, "Bukankah kami telah mengasuhmu di andantara (kaluarga) kami, waktu kam4 masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu, dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu ter-masuk galangan orang-orang yang tidak membalas budi." Berkata Musa, "Aku telah rnelakukannya, sedang aku dl waktu tarmasuk orang-orang yang khilaf, lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhan memberi-kan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul." (Asy-Syu'ara: 16-21)
Pertarungan
Kini kita menyaksikan amarah dan angkara murka kekuatan tirani atas kebenaran. Ia meronta memberontak, membalas dendamnya, menyiksa para pendukung kebenaran. Lalu kita juga menyaksikan bagaimana pendu¬kung kebenaran itu bersabar, dan bagaimana para pemimpin mereka men¬jauhkan mereka dari mimpi-mimpi manis agar kelemahan tak menemukan jalan rnenuju hati mereka.
                                         

Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun), "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaurnnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?" Fir'aun menjawab, "Akan kita bunuh anak:anak laki-laki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perem; puan mereka dan sesunggubnya kita berkuasa penuh di atas mereka." Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah clan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan AllaR; dipusakakannya kepada siapa yartg dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan Ilesu.dahan yang baik adalah bagi orang-oraeg yang bertakwa." (Al-A'raf: 127= 128).

Iman ...
Alangkah indahnya menyaksikan teladan abadi itu, dari para pengikut sang pemimpin itu, yang dakwahnya telah mereka imani; tentang keteguh¬an dan kesabaran, ketegaran memegang tali kebenaran, peremehan kepada apa saja, bahkan hidup itu sendiri demi iman dan aqidah. Begitulah mereka maju menentang sang tiran besar dengan jantan dan penuh percaya diri,
                       •              
"...Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu kamu hanya dapatmemutuskan pada kehidupan dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesa- . lahan kami dan sihr yang telah kamu paksakan,kepada kami. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (adzab-Nya)." (Thaha: 72-73)

Kemenangan
Setelah itu, kini kita menyaksikan babak kelima dari kisah itu. Tahukah anda, apa itu? Kesuksesan, keberuniungan, kemenangan dan berita gem¬bira menghamburiorang-orang tertindas itu. Ia adalah mimpi yang telahmen¬ jadi kenyataan di depan mata para pemimpi. Ia adalah gaung kebenaran yang nyata, yang gemuruhnya membahana di segenap sudut mayapada,

      
"Wahai Bad Israel, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekali-an dari musuhmu." (Thaha: 80)
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929