loading...

RESUME ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

November 24, 2017 Add Comment
BAB X
KASIH SAYANG DAN KEBENCIAN
A. Hubungan dan ungkapan kasih sayang
1.Konsep kasih sayang
Kasih saying merupakan konsep yang mengantung arti psikologis yang dalam, agak sulit didefinisikan dengan untaian kata-kata. Kasih saying berasal dari unsur rasa dalam diri manusia, ungkapan perasaan yang di benarkan oleh akal, dan di realisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan yang bertanggung jawab.
Kasih saying yang di lengkapi dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antar sesama manusia , manusia dan lingkungan, serta antara manusia dan tuhan.
Menurut arti kata kasih saying adalah perasaan sayang kepada sesuatu, yang di ungkapkan secara nyata, dengan penuh taggung jawab serta pengabdian dan pengorbanan.dalam rumusan tersebut dapat di uraikan 5 ( lima) unsur kasih saying, yaitu:
1. Perasaan sayang yang meliputi cinta, senang, suka, dan belas kasihan.
2. Kepada sesuatu, yaitu objek yang di sayangi meliputi Tuhan sang pencipta, manusia dan alam lingkungan.
3. Di ungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan peerbuataan nyata yang dapat di amati.
4. Penuh tanggung jawab yaitu segala akibat yang timbul atau terjadi adalah baik, berguna, menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagian.
5. Pengabdiaan dan pengorbanan yaitu keiklasan atau kerelaan semata-mata, beban pengeluaran maupun perbuatan tidak diharapkan memperoleh pengembalian ataupun imbalan.


Kasih sayang dapat di ungkapkan kepada objeknya dengan menggunakan istilah-istilah khusus seperti berikut:
1. Cinta di gunakan untuk ungkapan kasih sayang kepada tuhan dan manusia. Contohnya: cinta kasih sayang kepada tuhan sang pencipta, cinta kepada Ani gadis di sebelah rumahku sendiri.
2. Senang dan suka, di gunakan untuk kasih ke pada selain tuhan dan manusia. Contohnya: senang pada baju merah, senang pada ilmu tasawuf, suka pada barang antik.
3. Belas kasihan digunakan untuk ungkapan kasih sayang kepada makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan). Contohnya belas kasihan kepada anak yang di siksa ibu tirinya.

2. hubungan kasih sayang
a. kasih sayang orang tua dengan anak
antara orangtua dan anak terdapat hubungan keluarga yang sangat erat. Orangtua mempunyai rasa sayang mendalam kepada anak sebagai penerus generasi.sedangkan anak berhak memperoleh kasih sayang secara wajar dari orang tua.
b. kasih sayang pria dengan wanita
setelah pria dan wanita menginjak dewasa, wajarlah apabila mereka sama-sama mencari pasangan hidup masing-masing karena perkawinan kebutuhan primer bagi manusia normal.
c. kasih sayang sesame manusia
seorang sahabat berkunjung ke rumah kost temannya yang sedang sakit, membawa makanan yang di inginkannya, serta obat yang di butuhkannya. Sahabat itu ikut menjaga dan melayani kebutuhan temannya yang sedang sakit, membantu menguruskan makanan daan pakaiaanya serta menghubungi orangtua temannya itu guna untuk memberitahukan tentang sakitnya.sahabat tersebut di katakana menaruh kasih sayang yang di dasari belas kasihan kepada temannya yang sakit itu.
d. kasih sayang terhadap lingkungan
dengan seseorang menciptakan taman bunga yang indah, di pelihara dan di rawat dengan teliti dan hati-hati.
e. kasih sayang manusia kepada Tuhan
seseoranng yang taat beribadah akan mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangannya.dia belajar agama dengan rajin dan aktif agar pendaftarannya sebagai calon mubalig dapat di terima orang taat beragama ini menaruh kasih sayang yang di dasari pengabdian kepada Tuhan Sang Pencipta. Karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sudah sewajarnya manusia mengabdi kepada Tuhnnya.



3. ungkapan kasih sayang
kasih sayang dapat di ungkapkan dalam bentuk kata-kata atau pernyataan, bentuk tulisan, bentuk gerakan, atau bentuk media lainnya.
a. Bentuk kata-kata dan pernyataan
Ungkapan kasih sayang dalam bentuk kata-kata atau pernyataan antara lain “ aku cinta kepadamu”, “ tidurlah sayang”.
b. Bentuk tulisan, telegram, facsimile
Ungkapan kasih sayang yang ini biasanya di gunakan saat tempatnya saling berjauhan atau karena sulit mengucapkan dengan kata-kata atau karena malu.
c. Bentuk gerakan
Ungkapan kasih sayang dalam bentuk gerakan adalah yang paling banyak dan merajalela. Bentuk dgerakan tersebut antara lain:
1. Bersalaman , bentuk umum yang di gunakan oleh orang dimana saja.
2. Pelukan, bentuk yang umum di lakukan oleh orang barat dan juga orang timur.
3. Ciuman, bentuk yang umum yang di lakukan oleh orang barat dan bahkan sudah merembet ke kapada orang timur.
4. Rangkulan/dekapan, bentuk yang umum di lakukan oleh orang barat bahkan sudah merembet juga ke orang timur.

d. Bentuk media
Ungkapan kasih sayang dalam bentuk media antara lain, setangkai bunga, souvenir, kado dan oleh-oleh.ungkapan ini umum di gunakan oleh orang mana saja.

B. KASIH SAYANG DAN KARYA CITRA

1. Kasih sayang orang tua dan anak
Tanpa kasih sayang keluarga akan menjadi goyah, rapuh dan gersang (sapardi djoko darmono, 1981), orang tua mengasuh dan mendidik anak dengan harapan kelak dia berhasil dan menjjadi orang yang berguna.akan tetapi anak di berikan kasih sayang yang berlebihan atau di manjakan, segala kehendaknya di ikuti tanpa pertimbangan yang wajar, kegagalan yang akan di peroleh.
Contohnya seperti cerita singkat ( suyadi m.p., 1985) adalah sebagai berikut.
“Hanafi yang di masukkan ke sekolah belanda (HBS) justru hasilnya menyakitkan hati orang tua, karena sifat hanafi yang sombong suka menghinakan adat yang berlaku di daerahnya.
Perkawinan hanafi dan rafiah yang di maksudjjan ibunya untuk membalas jasa sutan batuah, mamaknya, yang telah menyekolahkannya hingga tamat jutru menyakitkan hati ibunya serta rafiah istrinya. Fariah di perlakukan sebagai babunya meskipun perkawinannya mengjhasilkan seorng anak laki-laki namanya syafei.
Hanafi mencintai corrie de busye, gadis indo-prancis, akan tetapi corrie tidak melayani karena ia menyadari perkawinan campuran banyak bahayanya. Hanafi terus mengejar tak kenal putus asa meskipun ia telah berkeluarga.
Karena gigitan anjing di tangannya hanafi harus berobat kejakarta, karena itu ia mengajukan permohonan berhenti sebagai karyawan di kantor asisten residen di solok, akhirnya ia berhasil mengawinin corrie , sungguhpun harus di tempuh jalan yang berliku-liku setelah mengirimkan surat talak kepada istrinyaa. Perkawinan ini tidak bahagia karena sikap cemburu hanafi yang berlebihan.
Mereka berpisah tanpa bercerai, masing-masing hidup merana, hanafi sadar akan kesalahannya, corrie di carinya dan bertemu pada saat ajalnya hamper tiba, hanafi pulang ke padaang tetapi tidak berani pulang ke rumahnya. Waktu ada pasar malam di padang, ia berhasil menjumpai anaknya syafei. Namun istrinya segera merebut, ibu hanafi bermaksud mengembalikan hanafi pada rafiah , tetapi hanafi menolaknya karena ia tidak ingin menilat air liur yang telah di ludahkan. Akhirnya empat butir sublimat ia mengakhiri hidupnya.
Pada bagian lain sapardi djoko darmono ( 1981) mengemukakan bahwa dalam maasyarakat kita biasanya yang menjadi lambing kasih sayang dan ketulusan adalah wanita (ibu) dan anak-anak.dalam rumah tangga ibu menjadi tokoh kasih sayang dan ketulusan kepada anak-anaknya dan suami, dalam masyarakat ibu menjadi tokoh yang gesit dan terampil dengan tulus dan ikhlas berkorban untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara seperti di ungkapkan dalam penyataan “ wanita adalah tiang Negara “.
2. Kasih sayang pria dan wanita
Kasih sayang pria dan wanita merupakan titik awal terjadinya keluarga sebagai unit masyarakat terkecil dan berkembang baik umat manusia di muka bumi. Kasih sayang yang tulus antara satu sama yang lain dalam ikatan perkawinan harmonis di landasi perasaan sayang dan kemesraan yang menjadi kunci kebahagiaan keluarga, kasih sayang adalah bagian dari kehidupan manusia sebagai kebutuhan kodrati .dalam kasus kasih sayang pria dan wanita , yang perlu di gali adalah nilai luhur, yang di akui dan diterima oleh masyarakat, agama, dan hukum.nilai-nilai moral yang luhur itu menjujung harkat dan martabat manusia.

3. Kasih sayang sesama manusia
Kasih sayang sesame manusia di landasi oleh rasa belas kasihan, belas kasihan itu timbul karena ada penderitaan yang di alami oleh manusia. Penderitaan itu mengadung pengertian yang luas, misalnya penderitaan karena bencana alam, bencana perang, karena sakit, karena sudah tua, karena yatim/yatim piatu. Dalam kasih sayang yang berdasarkan belas kasihan tidak di kenal unsur pamrih, tetapi karena keiklasan semata-mata sifat ingin mendorong sesama dan belas kasihan ini adalah sifat orang-orang yang berakhlak mulia atau berbudi luhur.
Kasih sayang di landasi belas kasihan merupakan dasar untuk meniptakan kebersamaan, perdamaian, dan saling menghargai, kebersamaan yang di maksud adalah kebersamaan kodrati, yaitu manusia di ciptakan tuhan sama di bekali dengan hak asasi yang sama pula. Perwujudan kasih sayang sesama manusia dapat di ketahui antara lain dri kegiatan lembaga swadaya masyarakat internasional.atau nasional berikut ini:
a. Palang merah untuk menyelamatkan manusia korban perang.
b. Dana kemanusian untuk membantu korban bencana alam.
c. Kasediaan suatu Negara/bangsa menampung pengungsih akibat peperangan.
d. Yayasan rumah sakit untuk mambantu orang sakit
e. Yayasan yatim piatu untuk meyantuni anak-anak yatim/ yatim piatu.
f. Gerakan orang tua asuh untuk membantu biaya sekolah anak-anak yang tidak mampu.

4. Kasih sayang manusia kepada lingkungan
Kasih sayang manusia pada lingkungan di dasari oleh perasaaan senang, suka, dan sayang terhadap lingkungan. Kasih sayang pada alam lingkungan merupakan factor pembangkit daya kreativitas untuk mencipta, baik berupa karya teknik, misalnya tata kota yang rapi , bendungan pencegah banjir, system jaringan listrik, telepon, dan air bersih ataupun karya cipta bidaang seni, seperti lagunya burung nuri, ambon manise, nyiur melambai, serta karya cipta di bidang lainnya.

5. Kasih Sayang Manusia Dan Tuhan
Kasih sayang manusia kepada tuhan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, sebagi makhluk yang paling sempurna sudah sewajarnya jika manusia bersyukur atas kejadiannya dan merasa takut kepada tuhan, sehingga wajib mengabdi, menyembah, dan memua tuhannya.
Kasih sayang kepada tuhan bukan berarti mengharapkan balasan surge dari tuhan, melainkan sebagai manifestasi kesadaran makhluk ciptaan tuhan yang di perintahkan untuk mengabdi, mennyembah dan memuja tuhannya. Kasih saya ng kepadaa tuhan menurut agama adalah takwa dan mengabdi kepada tuhan, takwa artinya menuruti perintahnya dan menjauhi larangannya. Orang yng paling mulia di sissi tuhan adalah orang yang takwa kepadanya.takwa kepada tuhan di lakukan menurut ajaran agama nya.

















BAB XI
TANGGUNG JAWAB DAN KESADARAN
A. Tanggung jawab dan alasaannya

1. Konsep tanggung jawab
Konsep tanggung jawab muncul berkenaan dengan pemenuhan kewajiban ada 2 (dua) hal mengenai pemenuhan kewajiban, yaitu pemenuhan kewajiban secara wajar atau seharusnya sesuai dengan norma kehidupan, ini di sebut tanggu jawab positif yhang bersifat ideal dan sempurna ( ideal or complete responsibility ) ideal artinya menadi idaman bagi kehidupan manusia, sedangkan aempurna artinya tidak ada cacat atau kurangnya.
Tanggung jawab positif lazim di sebut “ tanggung jawab “ saja (responsibility ), ada lagi pemenuhan kewajiban tidak wajar atau tidak sesuai dengan norma kehidupan, di sebut tanggung jawab negatif yang bersifat tidak sempurna ( incomplete iresponsibility ). Tidak sempurna artinya ada kurangnya, ada cacatnya, bahkan tidak ada pemenuhan sama sekali, tanggung jawab negatif lazim di sebut tidak bertanggung jawab ( unresponsibility ).

a. Perjanjian sumber kewajiban dan hak
Hubungn yang menimbulkan kewajiban daan hak dapat terjadi karena perjaanjjiaan antara manusia dan maanusia dalaam hal memenuhi kebutuhaan hidup, misalnya perjanjian jual beli ( kebutuhan ekonomi ) atau pun perjanjian perkawinan (kebutuhan biologis ).dalam hubungan ini tanggung jawab artinya memenuhi segala kewajiban memikul segala beban atau pun menanggung segala akibat, baik yang timbul dari perbuatan sendiri maupun perbuaatan orang lainsesuai dengan norm kehidupnnya.
b. Moralitas sumber kewajiban dan hak
Moralitas manusia bersumber dari unsur rasa dalam diri manusia yang di benar atau di terima oleh akal sehat. Maralitas manusia mengandung makna kebaikan timbal balik, yaitu di satu sisi manusia merasa sayang, merasa senang, ataupun merasa belas kasihan kepada alam lingkungan sehingga di tata dan di pelihara dengan rapid an menyenangkan.
Dalam ini hubungan ini, tanggung jawab artinya rela mengabdi dan berkorban karena sayang, senang, dan belas kasihan pada alam lingkungan, sehingga kelestariannya dapat di pelihara sesuai dengan norma kehidupan. Tanggung jawab kepada alam lingkungan adaalah nilai kehidupan manusiawi, tidak bertanggung jawab, pada alam lingkungan adalah nilai kehidupan tidak manusiawi.

c. Ciptaan tuhan sumber kewajiban dan hak
Hubungan yang menimbulkan kewaijban dan hak dapat terjadi karena ciptaan tuhan. Manusia di ciptakan oleh tuhan untuk mengabdi, menyembah daan memuja kepadanya.dalam hubungan ini tanggung jawab artinya kesadaraan maangabdi, menyembah dan memuja kepada tuhan sesuai dengan norma kehidupan beragama.tanggung jawab kepada tuhan adalh nilai kehidupan religious, tidak bertanggung jawab kepada tuhan adalah nilai kehidupan tidak religious.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat di rummuskan konsep bertanggung jawab secara lebih jelas dan terarah sesuai kaitannya dengan 3 di mensi hubungan dalam kehiddupan manusia, jadi tanggung jawab adalah:
1. Memenuhi segala kewajiban, memikul segala beban, menanggung segala akibat yang timbul dari perbuatan sendiri ataupun perbuatan orang lain, sesuai dengan norma kehidupan.
2. Rela mengabdi dan berkorban karena sayang, senang, dan belas kasihan pada alam lingkungan, sehingga kelestariannya dapaat di pelihara sesuai dengan norma kehidupan.
3. Pasrah mengabdi, menyembah, dan memuja kepada tuhaan sesuai dengan norma kehidupan beragam.

2. Kesadaran bertanggung jawab
Kesadaran atau pengertian bersumber pada unsur-unsur budaya dalam diri manusia, sebagai makhluk berbudaya ( beradab).manusia menilai dank arena itu menyadari atau mengerti bahwa perbuatan dan akibatnya bagi diri sendiri dan orang lain, rela mengabdi dan berkorban kepada alam lingkungan, pasrah mengabdi, menyembah, dan memuja kepada tuhan itu benar atau salah, baik atau buruk, wajar atau tidak wajar, bermanfaat atau merugikan.
Tanggung jawab bersifat kodrati artinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia berbudaya ( beradab ) bahwa setiap manusia pasti di bebani tanggung jawab. Apaa bila tidak mau bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab, manusia merasa dirinya bertanggung jawab karena dia menyadari akibat perbuatannya itu bnar atau salah, baik atau buruk, patiut atau tidak patut, dan bermanfaat atau merugikan bagi diri sendiri atau oprang lain.
B. KEWAJJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Kebutuhan dan kewajiban
Setiap manusia di muka bumi ini mempunyai berbagai ragam kebutuhan, yaitu kebutuhan ekonomi untuk bertahan hidup ( survival ), kebutuhan biologis untuk kelangsungan generasi ( generation ), kebutuhan pendidikan untuk pengembangan jiwa ( intellectual ), kebutuhan hiburan/rekreasi untuk kesenangan dan kesegaran ( pleasure ), dan kebutuhan pekerjaan untuk biaya hidup ( income for living ).
Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang secara sadar memenuhi kewajibannya, dan tanggung jawab adalah dasar penentu keberhasilan hidup manusia. Tanggung awab baru dapat di ketahui wujudnya apa bila sudah di nyatakan dengan perbuatan yang menghasilkan kematangan pribadi, suasana seimbang dan selaras dengan sesaama manusia, dengan alaam lingkungan dan dengan tuhan sang pencipta.
2. Tipe tanggung jawab
a. Tanggung jawab kepada diri sendiri
Tanggung jawab kepada diri sendiri menuntut kesadaran setiap manusia untuk memenuhi kewajiban bagi dirinya sendiri dalam pengembangan kemandirin sebagai manusia pribadi. Sebagai manusia dewasa dia perlu mengembangkan kepribadian dan kemandirian, congtohnya seorang mahasiswa mengikuti kuliah teratur, belajar giat, mematuhi semua ketentuan akademik dan dalam ujian akhir lulus dengan pujian.
Dalam hal ini mahasiswa tersebut telah bertanggung jawab kepada dirinya sendiri , sehingga di menjadi manusia yang berhasil dalam studi apa bila mahasiswa nya tidak mengikuti kegiatan akademik secara tertur, dan malas belajar sehingga tidak lulus/gagal ujian akhir, dia bertanggung jawab atas kegagalannya itu.
b. Tanggung jawab kepada keluarga
Tanggung jawab kepada keluarga menuntut kesadaran kepala keluarga ( suami) untuk memenuhi kewajibannya dalam kehidupan keluarga. Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil, sebagai wadah berkembangnya manusia di muka bumi ini.
Kewajiban terhadap keluarga di bedakan menjadi kewajiban pokok dan kewajiban pelengkap, kewajiban pokok menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup keluarga yang umum terdiri dari:
1. Menyediakan tempat tinggal keluarga
2. Memberika nafkah lahir dan batin
3. Memberikan pendidikan dan perawatan
4. Memberikan perlindungan kepada keluarga

c. Tanggung jawab kepada sesama manusia
Tanggung jawab kepada sesama manusia menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajibannya dalam hubungan hidup bermasyarakat kewajiban itu meliputi kewajiban dalam hubungan individu dengan individu dan hubungan individu dengan masyarakat. Tanggung jawab kepada sesama manusia timbul dalam hubungan antara sesama manusia dalaam masyarakat. Dalam hubungan itu setiap pihak di bebani kewajiban yang di imbangi dengan hak,pemenuhan kewajiban tidak hanya di gantungkan pada kehendak pihak lain. Artinya perbuataan manusia di pertanggung jawabkan kepada manusia lain sebagai anggota masyarakat karena yang demikian itu adalah kebaikan.
d. Tanggung jawab kepada alam lingkungan
Tanggung jawab pada lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajibannya atau pengabdian dan pengorbanannya dalam menata, memelihara dan melestarikaan alam lingkungan dengan baik, teratur, dan sehat.misalnya kesadaran mengatasi masalah sampah saluran pembuangan air, pemeliharan taman, pencemaran sungai daan laut serta perusakan hutan lindung dan suaka alam.
e. Tanggung jawab kepada tuhan
Tanggung jawab kepada tuhan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada tuhan. Pengabdian kepada tuhan adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan sebagai perwujudan kasih sayang dan rasa syukur kepada tuhan. Mengabdi adalah menyembah dn memuja kepada tuhan dan mengabdi adaalah perwujudan taanggung jawab kepadanya.Pengabdian kepada tuhan juga berarti pengorbanan, pengorbanan pada hakikatnya pengakuan kebenran ajaran tuhan.

C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
1. Perbuatan mulia tanpa pamrih
Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan mulai lambang kasih sayang, kesetiaan, dan kehormatan yang di lakukan bukan mengharapkan imbalan, melainkan kerelaan dan keiklasan semata-mata. Pengabdian lebih di tunjukkan pada perbuatan pada perbuatan baik untuk ke pentingan pihak lain, misalnya menghantar anak ke sekolah, melindungi gadis kesayangan. Sedangkan pengorbanan lebih di tujukan pada pemberian sesuatu untuk kepentingan pihak lain.




2. Pengabdian dan pengorbanan wujud tanggung jawab

Dalam kehidupan keluarga pengabdian dan pengorbanan justru lebih di utamakan karena menjadi lambang kasih sayang, kesetian, dan penghormatan. Kesetiaan dan kepatuhan anak kepada orang tua adalah pengabdian. Pengabdian sifatnya menerus dalam waktu lama, dan tidak sepintas lalu, oleh karena itu, dalam pengabdian selalu di sertai dengan pengorbanaan dan ini adalah wujud tanggung jawab kepada sesama anggota keluarga.





















BAB XII
KEADILAN DAN KESEWENANG-WENANG

A.Adil dan rasa keadilan

1. konsep adil dan rasa keadilan
Adil adalah sifat perbuatan manusia, menurut artinya katanya “ adil “ artinya tidak sewenang-wenang kepad diri sendiri maupun kepada pihak lain. Pihak lain itu meliputi anggota masyarakat, alam lingkungan, dan tahun sang pencipta, jadi konsep adil berlaku kepada diri sendiri sebagai individu, dan kepada pihak lain sebagai anggota masyarakat, alam lingkungan dan sang pencipta.
Adil bersifat kodrati artinya sudah di bekali oleh tuhan sang pencipta kepada manusia sebagai bagian dari kehidupan manusia.adil bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia yang di dukung oleh akal sehat dan di wujudkan pada perbuatan, adil adalah bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia akan mengalaami perlakuan adil atau tidak adil, berlaku adil atau tidak adil walaupun dengan kadar yang berlainan. Karena manusia adalah makhluk budaya manusia jugalah yang dapat menciptakan keadilan dan menghapuskan kesewenangan-wenangan.
2.Perlakuan adil dan tidak adil
a. perlakuan adil
perlakuan itu di katakan perlakuan adil apabila sekelompok manusia menyepakati kriteria atau ukuran yang sama untuk suatu perlakuan adil sebaiknya, perlakuan itu mungkin menjadi perlakuan tidak adil apabila tanpa kriteria atau ukuran yang sama pada setiap manusia yang menilainya, perlakuan adil itu ada apabila di hubungkan dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicion ) yang harus hidup bermasyarakat dalam kehidupan bermasyaraakat.
Perlakuan adil selalu di dasari oleh rasa keadilan. Rasa keadilan termasuk masalah nilai, karena itu dapat berubah menurut keadaan, waktu, tempat, akibat perlakuan timbullah kedamaian, kesejahteraan, dan kebahangiaan dalam kehidupan masyarakat.
b. perlakuan tidak adil
apabila perlakuan manusia tidak di dasari oleh rasa keadilan yang akan terjadi perlakuan tidak adil, perlakuan tidak adil adalh perlakuan sewenang-wenang, akibat perlakuan sewenang-wenang adalah penderitaan dan ketidakpastian, kehidupan manusia menjadi tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin kematian .

B. Keadilan manusia dan keadalilan tuhan
1. Pengakuan kepada perlakuan adil
Sebagai mkhluk budaya dalam diri manusia selalu terdapat 3 unsur budaya,yaitu cipta, rasa, dan karsa. Atas dasar setiap manusia mempunyai rasa keadilan yang bersifat kodrat di dalam dirinya, setiap orang akan berlaku adil dalam dirinya. Karena rasa keadalin bersifat kodrati dan asassi maka perlakuan adil di akui walaupun ada rasa yang secara terbatas ataupun secara universal.contohnya di afrika selatan yang dulu pernah menerapkan diskriminasi rasial ( racial discrimination ).
2. Keadilan manusia
Keadilan manusia bersifat relatif karena di pengaharui oleh keadaan, waktu, dan tempat. Keadilan manusia yang terjadi dalam hubungan antar sesame manusia dapat di bedakan menjadi 3 macam yaitu, keadilan koordinatif, keadilan subordinatif, keadilan superordinatif.
















BAB XII
KEGELISAHAN DAN PENYEBABNYA
A. Kegelisahan dan gejala


1. Konsep kegelisahan
Gelisah adalah kata ungkapaan perasaan psikologis atau kejiwaan seseorang. Menurut kata artinya gelisah artinya, perasaan tidak tenteram, perasaaan tidak tenang, perasaan tidak sabar lagi, perasaan cemas dan khawatir.perasaaan tersebut bersifat kodrati yang bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia.
Kegelisahan pada manusia dapat di sebabkan oleh berbagaai factor yang saling berkaitan, yang bersumber pada keadaaan tertentu, perbuatan orang lain, atau sikap dan perbuatan sendiri, berbagai factor tersebut adaalaah sebagai berikut:
a. Ketidak pastian yang bersumber pada keadaan tertentu, misalnya krisis moneter atau pengacauan keamanan yang tidak henti-hentinya sehingga tidak bias di pastikan kapan berakhirnya.
b. Ketidakpastian yang bersumber pada perbuatan orang lain, misalnya penculikan seseorang anak atau melarikan anak gadis yang tidak di ketahui di bawaa ke mana, sehingga bias di pastikan mengenai nasibnya.
c. Keterasingan yang bersumber pada diri sikap diri sendiri, misalnya angkuh, sombong, ataau tidak peduli dengan tetangga, sehingga karena sikapnya yang tidak simpatik itu dia terasing dari masyarakat.

1. Kegelisahan, pengaruhnnya dan harapan
Kegelisahan yang terjadi pada seseorang akan berpengaruh sangat secara psikologis tidak hanya pada kehidupan pribaadinya, tetapi uga pad kehidupan orang lain yaitu anggota keluarga, masyarakat tetangga sekitar, atau masyarakat umumnya. Kegelisahan selalu mengarah ke hal negatif atau ketidak sempurnaan tetapi mempunyai haraapan , dikatakan negatif atau ketidaak sempurnaan karena menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang dapat menimbulkan kerugiaan dan kehilangan.

B. FAKTOR PENYEBAB KEGELISAHAN
1. Ketidak pastian
Ketidakpastian berasal dari kata “ tidak pasti “ artinya tidak tentu, tidak di dapat tentukan, tidak tahu, tanpa araah yang jelas, dan tanpa asal usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak menentu, ketidakpastiaan masih meemberi harapan kepaada orang yang mengalaminya karena dengan ketidakpastian itu diaa berusaha mencari kesempurnaan supaya bebas dari kegelisahan. Budi darma (1981) memberi contoh pelukis terkenal Leonardo da vinci (1452-159) yang selalu gelisah melukis seorang wanita wantik bernama “Medusta” sebagai manusia yang gelisah, namun anehnya Leonardo da vinci sendiri tidak tahu bahwa wanita wantik gelisah bernama medusta itu “ menakutkan dan menjijikan” Leonardo da vinci terus berusaha mencari kesempurnaan melalui lukisannya, sehingga di pandang sebagai pelukis besar karena kegelisahaannya.

2. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing artinya tersisih, terpisah, dan terpencip dari pergaulan masyaraakat baik-baik.keterasingan artinya keadaan yang membuat tersisih. Manusia yang bersifat angkuh, sombong, besar kepada dan tidak menghargai orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat karena perilaku seperti ini tidak di senangi dan di benci oleh masyarakat, manusia lain akan merasa tersentuh nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan manusia yang bersikap seperti ini.

3. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi artinya sunyi, tidak ada orang tidak ada apa-apa, kesepian yang di maksud di sini adaalh kesepiaan dalam arti psikolpgis yang dalam sangat berpengaruh padaa jalan kehidupan manusia, kesepian membuat manusia gelisah karena menyentuh nilai-nilai kemanusiaan, harkat, dan martabat manusia.









MAKALAH BAHASA INDONESIA TENTANG MAKALAH

November 19, 2017 Add Comment
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya lah kami diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada ............................... karena berkat beliau lah kami mendapat bimbingan selama menyelesaikan makalah ini.
Tim penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, jadi kami mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik yang dapat membangun, agar kedepannya kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Akhir kata wassalamualaikum.



TIM PENULIS



DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Makalah 2

BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian Makalah 3
B. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Menulis Makalah 4
C. Langkah-langkah Penulisan Makalah 5
D. Sistematika Makalah 6

BAB III (PENUTUP)
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
C. Daftar Pustaka 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makalah adalah karya tulis yang ditulis dengan tujuan utama untuk didiskusikan lebih lanjut. Sebagai karya ilmiah, secara umum ciri-ciri makalah sama seperti halnya karya ilmiah yang lain (seperti artikel, skripsi, tesis, dan disertasi). Di era kemajuan teknologi pada zaman sekarang ini, banyak perguruan tinggi yang menggunakan sistem diskusi pada setiap mata kuliahnya.
Dengan makalah juga, kita dapat mengetahui apa saja informasi dari makalah tersebut, dengan mendapat informasi juga kita dapat banyak mengenal hal-hal yang baru. Makalah dapat menyelesaikan masalah yang dibahas didalamnya secara bersama-sama, dengan sistem diskusi seperti ini, kita juga dapat bertukar pikiran atau beradu argumen dengan teman untuk sama-sama menyelesaikan masalah dalam makalah tersebut.
Sebelum membuat makalah ini, terlebih dahulu tim penulis tentu memilih buku referensi yang akan diresume. Tim penulis kali ini memilih buku “BAHASA INDONESIA KEILMUAN CIPTAAN M. ZUBAD NURUL YAQIN”.Menurut tim penulis, buku ini yang paling menarik untuk dibaca dan dipahami.


B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan makalah?
2. Apa saja jenis-jenis makalah?
3. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan makalah?
4. Bagaimana langkah-langkah penulisan makalah?
5. Apa saja sistematika dalam makalah?


C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari resume ini adalah:
1. Untuk mendapatkan nilai psikomotor Bahasa Indonesia
2. Melatih siswa-siswi dalam pembuatan resume atau skripsi pada tingkat yang lebih tinggi
3. Menambah wawasan tentang pengetahuan energi, cahaya, dan bunyi
4. Agar siswa-siswi gemar membaca buku, meskipun hanya satu buku yang dibaca, karena itu merupakan awal yang bagus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makalah
Makalah merupakan karya tulis yang ditulis dengan tujuan utama untuk didiskusikan lebih lanjut. Meurut Parera (2005:35), makalah adalah sebuah tulisan yang memerlukan studi (pengkajian) lebih lanjut, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Sebagai karya ilmiah, secara umum ciri-ciri makalah sama seperti halnya karya ilmiah yang lain (seperti artikel, skripsi, tesis, dan disertasi). Persamaan yang menonjol adalah terletak pada sifat keilmiahannya, yakni : bersifat objektif (tidak memihak pada satu hal), berdasarkan fakta, sistematis, logis, dan ciri-ciri keilmiahan lainnya.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat dibagi menjadi 3 macam yakni: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah campuran. Makalah deduktif adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis ( pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Sedangkan makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Selanjutnya berdasarkan jumlah halaman, makalah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: makalah panjang (lebih dari 20 halaman) dan makalah pendek (kurang dari 20 halaman). Makalah panjang terdiri dari 3 bagian, yakni: bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Bagian awal berisi halaman sampul, daftar isi, serta daftar tabel dan gambar (jika ada), bagian inti berisi pendahuluan (latar belakang, topik bahasan, dan tujuan penulisan makalah, teks utama, dan penutup). Adapun bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran (jika ada).
B. Hal-hal Perlu Diperhatikan dalam Menulis Makalah
Banyak yang perlu diperhatikan dalam menulis makalah, jika tidak benar dalam penyusunannya maka makalah yang kita buat, tidak akan sempurna, berikut apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis makalah :
1) Judul harus dibuat semenarik mungkin agar dapat menimbulkan minat baca bagi pembaca (orisinil, mencerminkan isi, dapat mengundang rasa ingin tahu, jelas, ringkas, dan padat). Judul makalah dapat dibuat sebelum, saat, atau sesudah tulisan utuh diselesaikan.
2) Pembahasan makalah harus diuraikan secara lugas, logis, objektif, cermat, serta jelas dan padat.
3) Topik yang diangkat, hendaknya berupa topik yang dapat didiskusikan lebih lanjut.
4) Ditulis dengan mengikuti format yang berlaku (kertas kuarto atau A4, menggunakan jenis huruf standar seperti Times New Roman atau yang sejenis, dan sebagainya.
5) Tidak ada halaman yang kosong, kecuali akhir bab.
6) Mempersiapkan bahan-bahan pendukung (kamus, buku, kliping, dan sebagainya).
7) Memilih situasi yang mendukung agar makalah dapat selesai tepat waktu.
8) Agar gagasan yang disampaikan di dalam makalah dapat dipahami dengan baik oleh pembaca, hendaknya ditulis dengan menggunakan bahasa yang ringkas, lugas, jelas, dan tidak berbelit-belit.

C. Langkah-langkah Penulisan Makalah
Secara garis besar, langkah-langkah penulisan makalah sama seperti langkah-langkah penulisan karya ilmiah yang lainnya, yakni:
1) Menentukan Topik.Agar makalah yang kita tulis mendapat respon yang positif, akan lebih baik apabila dipilih topik yang memang sedang menjadi perbincangan umum. Jangan memilih topik yang sudah kadaluarsa. Selain itu, topik yang dipilih hendaknya berupa topik yang masih memberi peluang untuk dikaji atau didiskusikan lebih lanjut.

2) Membuat kerangka karangan secara umum dari topik yang ditentukan.Kerangka karangan berfungsi membatasi permasalahan, sehingga permasalahan tidak meluas. Kegiatan ini berakhir dengan ditemukannya masalah yang akan menjadi fokus tulisan.
3) Mengumpulkan data-data yang berhubunngan dengan fokus masalah.hal ini diperlukan agar tulisan menjadi semakin berkualitas, matang, dan meyakinkan.
4) Mengembangkan kerangka karangan menjadi tulisan utuh, tentunya dengan mengacu pada fokus masalah yang ada.
5) Meninjau ulang makalah yang sudah ditulis agar terhindar dari berbagai kesalahan.
6) Mendiskusikan makalah yang telah ditulis tersebut.
7) Menyempurnakan makalah dengan memperhatikan berbagai masukan dari hasil diskusi.

D. Sistematika Makalah
1) Makalah Panjang
a. Bagian awal :
 Halaman sampul
 Kata pengantar
 Daftar isi
 Daftar tabel dan gambar
b. Bagian inti :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
c. Bagian akhir :
 Daftar rujukan
 Lampiran (jika ada)
2) Makalah Pendek
a. Bagian awal:
 Halaman sampul
 Daftar tabel dan gambar
b. Bagian inti :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
c. Bagian akhir :
 Daftar rujukan
 Lampiran
Catatan Penting :
 Halaman sampul untuk makalah yang dibuat atas nama lembaga, didalamnya memuat judul, tujuan ditulisnya makalah, nama penulis, logo dan nama lembaga, serta bulan dan tahun dibuatnya makalah. Adapun halaman sampul untuk makalah yang dibuat atas nama pribadi, didalamnya memuat judul, tujuan ditulisnya makalah, nama penulis, serta bulan dan tahun.
 Ketentuan penulisan bagian-bagian yang dimuat pada halaman sampul
a) masing-masing bagian diketik dengan menggunakan format rata tengah (center).
b) judul diketik dengan menggunakan ukuran huruf lebih besar, dicetak menggunakan huruf kapital semua, dan tebal.
c) tujuan penulisan makalah, nama penulis, tempat, tanggal, serta tahun dibuatnya makalah diketik dengan menggunakan huruf “besar-kecil” pada setiap suku kata.
d) halaman sampul tidak diberi bingkai atau gambar-gambar lainnya.
 Kata pengantar (berisi uraian yang belum mengarah pada inti makalah, seperti : ucapan terimakasih, kendala-kendala yang dihadapi sehubungan dengan penyusunan makalah, dan sebagainya)
 Daftar isi (fungsinya adalah untuk membuat pembaca agar lebih mudah mencar bagian-bagian yang terdapat didalam makalah)
 Bagian latar belakang berisi alasan-alasan (baik teoritis maupun praktis) pentingnya ditulis makalah. Bagian ini mengantarkan pembaca untuk mengetahui topik (masalah utama) yang akan dibahas dalam makalah
 Bagian rumusan masalah berisi masalah-masalah yang akan dibahas di dalam makalah. Bagian ini berhubungan dengan latar belakang. Umumnya, rumusan masalah diuraikan dalam bentuk kalimat tanya
 Bagian tujuan berisi uraian tentang maksud ditulisnya makalah. Bagian ini menggambarkan maksud dari masalah yang dirumuskan tersebut.
 Bagian pembahasan merupakan bagian pokok dalam sebuah karya ilmiah. Bagian ini berisi uraian pembahasan dari masalah-masalah yang telah diuraikan pada bagian rumusan masalah.
 Bagian penutup berisi simpulan (intisari dari bagian pembahasan) dan saran (tindak lanjut dari simpulan).
 Daftar pustaka berisi literatur (sebuah bacaan) yang digunakan untuk membahas permasalahan yang diuraikan di dalam makalah.
 Lampiran (berisi hal-hal lain yang sifatnya mendukung pembahasan makalah, seperti : gambar, foto, dokumen, dan sebagainya)
 Setiap bagian makalah yakni : sampul, kata pengantar (jika ada), pendahuluan, pembahasan, penutup, daftar pustaka, dan lampiran (jika ada) masing-masing ditempatkan pada halaman baru.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, makalah adalah suatu karya tulis ilmiah yang dibuat dengan tujuan utama untuk didiskusikan lebih lanjut, serta dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara bersama dan bertukar fikiran. Di dalam pembuatan makalah juga, banyak sekali apa-apa saja yang harus diperhatikan, baik dari segi tulisan, rangkaian makalah, maupun topik yang akan dibahas. Dengan makalah ini juga kita dapat mendapatkan informasi baru atau wawasan baru tentang topik yang tengah dibahas.


B. Saran
Saran tim penulis, jika teman-teman akan membuat suatu makalah, maka kalian harus banyak-banyak memperhatikan segi tulisan, rangkaian makalah, maupun menentukan topik. Menurut tim penulis, jika dalam menentukan topik, kalian jangan memilih topik yang kadaluarsa atau yang telah lama dibahas publik, dalam menentukan topik harus memilih masalah yang sedang hangat dibicarakan publik.



DAFTAR PUSTAKA
M. Zubad Nurul Yaqin, 2011, Bahasa Indonesia Keilmuan, Malang, UIN Maliki Press.



MAKALAH BIMBINGAN KONSELING (MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING)

November 16, 2017 Add Comment
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada allah swt yang maha esa, karena atas berkat rahmat dan limpahan rahmat nya maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah Bimbingan konseling (Manajemen Bimbingan Dan Koneling) yang menurut kami dapat memberikan manfaat bagi kita untuk mempelajari makalah ini
Melalui kata pengantar ini penulis dan penyusun lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan tulisan yang kami buat kurang tepat.degan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah swt memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.



























DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. Manajemen Bimbingan dan Konseling 6
BAB III 16
PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan bk bener benar memberikan konstribusi pada pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang bersankutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tida mungkin aan tersusun, terselenggarakan dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu sistem manajemn yan bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan disekolah dalam merencanakan pengorganisasian, mengarahkan, dan mngendalikan sumber daya yang ada, pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan bk, meneliti hal hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi materi yang harus diajarakan untuk membentuk kematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tataleksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa menejemen bimbingan dan koseling serta apa apa saja yang berkaitan dengan manajemen bimbingan an konseling

C. Tujuan
1. Agar menegetahui apa itu manajemen bimbingan dan konseling dan apa saja yang terkait di dalam manajemen bimbingan konseling tersebut













BAB II
PEMBAHASAN

MANAJEMEN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Sugiyo menyatakan manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang
diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas
dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.Selain itu, Gibson juga menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf konseling meliputi aktivitas administratif seperti pelaporan dan perekaman, perencanaan dan kontrol anggaran, manajemen fasilitas dan pengaturan sumber daya.
“Menurut Thantawy istilah manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya dengan berbagai cara atau metode dari kepala sekolah untuk mendayagunakan secara optimal dan efektif semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana, prasarana) dan sistem informasi yang meliputi himpunan databimbingan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling.”

Sedangkan menurut Ridwan manajemen bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua sumber organisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa sugiyo mendefinisikan manajemen bimbingan dan konseling dimulai dari perencanaan, pengorganisasian hingga evaluasi demi mencapai tujuan, Thantawy menjelaskan manajemen bimbingan dan konseling sebagai upaya mendayagunakan sumber daya dan sistem informasi yang ada. Disini ditekakan subyek yang jelas yaitu kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah
yang bersangkutan yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan bimbingan dan konseling, sedangkan Ridwan hanya menitikberatkan pada proses pendayagunakan sumber daya yang ada.
Dari pendapat keduanya menunjukkan bahwa manajemen bimbingan dan koseling memerlukan subjek yang mengatur pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada di sekolah.
Adapun sumber-sumber organisasi sekolah yang perlu didayagunakan antara lain kemampuan pengelolaannya, dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang yang terbatas pula, waktu tatap muka secara formal dan komunikasi yang sangat jarang dengan siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada.
Orientasi manajemen perlu disertai dengan prinsip-prinsip dalam penyusunan program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya. Kemudian, akhir dari penanganan perlu diseratai dengan pertanggungjawaban dan pelaporannya. Untuk mewujudkan manajemen tersebut, dikehendaki awal kegiatan bimbingan dan konseling pada perencanaan program yang didasarkan atas penelaahan kebutuhan subjek sasaran (siswa) dan kebiasaan-kebiasaan personil pelaksana.
Jadi dapat dipahami bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan upaya mengelola pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama dari guru BK serta semua komponen sekolah.
Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling.


B. Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseli (peserta didik) secara efektif dan efesien. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien. Sugiyo (2012: 27) menyatakan bahwa jika tujuan manajemen dilakukan
secara sistematis maka akan mencapai hasil yang produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan kuantitas. Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat kepuasan dari konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari jumlah konseli yang mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan, keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari ketercapaian layanan bimbingan dan konseling yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Sedangkan efesien apabila kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efesien apabila tujuan bimbingan dan konseling yaitu pengembangan diri konseli dapat segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit. Tujuan-tujuan manajemen bimbingan dan konseling ini dapat dicapai secara efektif dan efesien apabila memenuhi prinsip-prinsip manajemen.

C.Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dari manajemen dapat tercapai, menurut Hikmat menyatakan ada 5 prinsip dalam pengelolaan manajemen yaitu
1. prinsip efisiensi dan efektivitas, dimana
fungsi manajemen dilakukan dengan mempertimbangkan sarana prasarana, keadaan dan kemampuan organisasi agar relevan dengan tujuan yang dicapai
2. prinsip pengelolaan, dimana suatu manajemen dilakukan secara sistematik dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
3. prinsip pengutamaan tugas pengelolaan, dimana seorang manajer bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan manajemen, baik pelayanan internal maupun eksternal
4. prinsip kepemimpinan yang efektif, dimana seorang manajer harus memiliki sifat yang bijaksana dalam mengambil suatu keputusan dan mampu berhubungan baik dengan semua personel di dalam organisasi tersebut
5. prinsip kerjasama, kerjasama didasarkan pada pengorganisasian. Pengorganisasian manajemen terkait dengan melaksanaan tugas sesuai dengan keahlian dan tugas masing-masing personil.

Sugiyo mengemukakan bahwa prinsip-prinsip
manajemen meliputi:
a. efesiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang
minimal dapat memberikan hasil yang optimal
b. efektifitas adalah apabila terdapat
kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan
c. pengelolaan adalah dalam aktivitas manajemen seorang manajer harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia
d. mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer harus mengutamakan tugas manajerialnya dibandingkan tugas yang lain;
e. kerjasama adalah seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak dan
f. kepemimpinan yang efektif.
Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling adalah

1. Efesien dan efektif, artinya kesesuaian hasil layanan dengan tujuan yang ingin dicapai
dari layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan fasilitas yang ada secara optimal.
2. Kepemimpinan yang efektif, artinya kepala sekolah perlu bersikap bijaksana dalam mengambil
keputusan dan mampu berkoordinasi dengan personel sekolah secara baik.
3. Kerjasama, artinya adanya hubungan kerjasama yang baik antar personel sekolah.
4. Pengelolaan manajemen, sistematika manajemen dari mulai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi.

D. Fungsi-Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling
Fungsi dalam manajemen merupakan tugas-tugas tertentu yang harus
dilaksanakan yang dapat memberikan persyaratan pelaksanaan suatu pekerjaan yang harus diperhatikan oleh seseorang atau suatu sistem artinya dengan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut maka pekerjaan akan diselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Secara tersirat fungsi-fungsi manajemen bimbingan dan konseling yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk meningkatkan kualitas manajemen bimbingan dan konseling agar mempunyai mutu yang lebih baik sehingga akan menyokong tujuan dari layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan juga merupakan proses penetapan tujuan kegiatan dan memilih cara atau strategi yang tepat untuk mencapai tujuan. Karena itu dalam menjalankan aktifitas manajemen yang baik diperlukan suatu perencanaan yang matang dan pasti. Karena itu proses perencanaan hendaknya menyuguhkan informasi yang lengkap menyeluruh bagi semua personel yang terlibat, terutama tentang:
1. Tujuan-tujuan dan cara-cara atau strategi mencapai tujuan
2. Pedoman bagi semua personel yang terlibat dalam menjalankan tugas-tugas suatu organisasi
3. Alat pengawasan terhadap pelaksanaan program
4. Penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi secara efisien
5. Batas-batas kewenangan dan tanggung jawab setiap personel pelaksanaan organisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan kerjasama antar personel
6. Kriteria atau tolok ukur prestasi organisasi, baik berkenaan dengan program, pelaksanaan maupun out put atau hasil yang harus diperoleh.
Menurut Santoadi kegiatan perencanaan bimbingan dan konseling meliputi (1) identifikasi kebutuhan (need assesment) (2) analisis situasi, (3) merumuskan dan meninjau alternatif pemecahan masalah, dan (4) memilih alternatif pemecahan masalah.Sedangkan Juntika menyatakan manfaat dari perencanaan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1) Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan dan konseling
2) Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan yang
dilakukan
3) Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efektif dan efesien.
Sukardi menyatakan dalam tahap penyusunan program perlu dipertimbangkan
a. perumusan masalah yang dihadapi siswa, konselor, dan kepala sekolah
b. perumusan tujuan yang jelas; dan
c. perumusan inventaris berbagai fasilitas yang ada, personel, dan anggaran biaya.
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan terdiri dari:
1) Analisis kebutuhan siswa
Analisis kebutuhan siswa adalah proses menguraikan berbagai data yang
didapat untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa Untuk mendapat
data-data tersebut, konselor dapat mengembangkan instrumen tes dan non tes.
konselor dapat melakukan instrumentasi bimbingan dan konseling atau mendapatkan data-data siswa dari petugas TU, wali kelas, dan guru mata
pelajaran bahkan orang tua dan teman siswa. Sehingga diperlukan komunikasi
dan kerja sama yang baik antara konselor dan orang-orang tersebut.
2) Analisis
situasi dan kondisi sekolah Analisis situasi dan kondisi sekolah ini meliputi konselor perlu mengetahui kebijakan yang sedang berlangsung padasekolahnya, mengetahui kondisi dan situasi di sekolah yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa kondisi realitas sekolah, dan sebagainya.
3) Penentuan tujuan
Setelah melakukan analisis kebutuhan siswa dan analisis kondisi dan situasi sekolah, selanjutnya konselor akan membuat dan menentukan tujuan dari
bimbingan dan konseling. Penentuan tujuan ini harus memperhatikan hasil analisis kebutuhan siswa dan kondisi sekolah, karena tujuan ini nantinya akan menjadi dasar dari program penilaian bimbingan dan konseling. Penentuantujuan ini perlu dikomunikasikan dengan personel sekolah yang lain sehingga personel sekolah lain mengetahui arah dari jalannya kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Penentuan jenis kegiatan
Pada tahapan ini konselor melakukan proses identifikasi yang tepat untuk
mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Konselor perlu memisah-misahkan
setiap tujuan dan menentukan jenis kegiatan yang tepat untuk setiap tujuan yang
ingin dicapai.
5) Penentuan waktu dan tempat kegiatan
Penentuan waktu dan tempat kegiatan pada manajemen bimbingan dan konseling adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Penentuan waktu dan tempat kegiatan tidak dapat dipisahkan dari penentuan jenis, teknik dan strategi kegiatan. Hal ini dikarenakan, kedua kegiatan ini akan menjadi acuan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Gibson menyatakan dengan prosedur yang tepat untuk setiap tujuan dikenali maka dapat membantu memplotkannya menjadi kerangka waktu.
6) Penentuan fasilitas dan anggaran biaya.
Fasilitas yang dimaksud disini adalah fasilitas fisik dan teknis, kedua fasilitas ini merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Fasilitas yang perlu disediakan diantaranya:
(a) Fasilitas fisik
1. Ruang Bimbingan dan Konseling
a. Ruang kerja konselor
b. Ruang pertemuan
c. Ruang administrasi bimbingan dan konseling
d. Ruang penyimpanan data
e. Ruang tunggu
2. Alat-alat perlengkapan ruangan bimbingan dan konseling
a. Meja dan kursi
b. Tempat penyimpanan catatan-catatan (almari, rak, loker dan sebagainya)
c. Papan tulis dan papan pengumuman
(b) Falisitas teknis
Faasilitas teknis yang dimaksud disini adalah alat-alat penghimpun
data
seperti angket, tes, inventory, daftar cek.
Penentuan anggaran perlu melakukan (a) merinci setiap anggaran untuk
setiap aktivitas, (b) membelanjakan anggaran sesuai dengan kebutuhan
bimbingan dan konseling, (c) menghemat anggaran, (d) setiap pengeluaran harus ada nota atau tanda terima, (e) mencatat setiap pengeluaran, dan (f) melakukan konsultasi kepada pihak yang terkait dalam setiap pengeluaran.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah upaya melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan di sekolah, serta upaya melakukan pembagian kerja diantara anggota organisasi bimbingan sekolah.Pengorganisasian yang baik ditandai oleh adanya dasar dan tujuan organisasi, personel yang matang, pengorganisasian berguna untuk menciptakan hubungan administratif yang jelas dan tegas, pemahaman akan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya serta mengetahui peran dalam hubungan kerja sama yang harmonis.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling memiliki peran kunci dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Hal ini dikarenakan pengorganisasian yang tepat dapat memberikan arah dan pedoman posisi masing-masing pelaksana bimbingan dan konseling. Adanya pembagian tugas yang jelas, profesional, dan proposional membuat setiap petugas dapat memahami tugasnya dan menumbuhkan hubungan kerjasama yang baik. Selain itu, pengaturan tugas yang tepat dengan kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak terjadi kesalahpahaman.Sukardi menyatakan konselor perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam pengorganisasian yaitu:
1) Semua personel sekolah harus dihimpun dalam suatu wadah sehingga terwujud dalam kesatuan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.
2) Melakukan persamaan persepsi dalam melakukan layanan meliputi mekanismekerja, pola kerja, dan prosedur kerja.
3) Adanya perincian yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing.Kegiatan konselor dalam pengorganisasian pada manajemenbimbingan dan konseling meliputi:
1. Sosialisasi cara kerja petugas bimbingan dan konseling
Hal ini karena kegiatan ini berarti konselor harus memberitahukan program bimbingan dan konseling dan cara kerja konselor dalam menjalankan program tersebut kepada stakeholder meliputi komite sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, staf TU, siswa,dan orang tua siswa bahkan masyarakatSehingga stakeholder dapat mengetahui program bimbingan dan konseling konselor, dengan harapan stakeholder mampu membantu konselor dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
2. Pembagian tugas antar petugas bimbingan dan konseling
Pembagian tugas antar petugas bimbingan dan konseling ini berarti dalam organisasi bimbingan dan konseling perlu dibuat struktur organisasi sehingga diketahui wewenang dari masing-masing konselor, selain itu dalam pembagian tugas ini juga dilakukan pembagian sasaran kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Pelibatan dan koordinasi dengan stakeholder
dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan ini berarti konselor melakukan koordinasi dengan stakeholder saat melakukan kegiatan bimbingan dan konseling. Stakeholder yang dimaksudkan tidak hanya personel sekolah namun orang tua siswajuga dilibatkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Hal ini akan membantu konselor dalam mengoptimalkan kegiatan bimbingan dan konseling yang sedang berjalan, dengan begitu konselor dapat mencapai tujuan dari program bimbingan dan konseling.
4. Menciptakan hubungan kerjasama dengan stakeholder
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang senantiasa akan melibatkan banyak orang, sehingga konselor harus selalu menciptakan hubungan yang baik dengan banyak pihak baik itu personel sekolah maupun masyarakat.
Adanya hubungan yang baik tentunya mempermudahkan konselor dalam melakukan koordinasi sehingga akan terjadi kelancaran dari kegiatan bimbingan
dan konseling.Manfaat pengorganisasian dalam manajemen bimbingan dan konseling adalah agar:
1) Setiap personil menyadari tugas, peranan, kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
2) Terhindar dari terjadinya tumpang tindih tugas diantara para personel bimbingan.
3) Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur.
4) Tercpai kelancaran, efesiensi & efektifitas pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling.
Implementasi pengorganisasian dalam bimbingan dan konseling adalah adalah bimbingan dan konseling tidak dapat dilaksanakan secara jelas dan sistematis apabila tidak diimbangi dengan organisasi yang baik. tanpa organisasiberarti tidak adanya suatu koordinasi, perencanaan, sasaran yang cukup jelas, serta kepemimpinan yang proporsional dan profesional. Karena itu manajer sekolah hendaknya mampu merencanakan dan mengelola satu kesatuan sistem yang dapat mengatur operasi kegiatan-kegiatan sekolah termasuk di dalamnya kegiatan layanan bimbingan dan konseling. sehingga setiap personel ditempatkan pada bagian yang tepat sesuai struktur jabatan dan kemampuannya. Dengan demikian peran guru mata pelajaran dan guru pembimbing (konselor) lebih ditegaskan sehingga dalam pelaksanaan layanan bimbingan tidak terjadi adanya substitusi posisi guru mata pelajaran oleh guru pembimbing atau sebaliknya posisi guru pembimbing digantikan oleh guru mata pelajaran.
Pengorganisasian bimbingan dan konseling secara tepat dapat membantu seluruh personel sekolah mulai dari peserta didik, orang tua, sampai kepala sekolah dalam mengoptimalkan peran masing-masing dan setiap personelpun akan mengetahui seberapa besar fungsidan peranannya tersebut dalam berkontribusi di sekolah. Dengan kata lain, melalui pengorganisasian yang baik dan tepat tidak akan terjadi penyalah gunaan tugas setiap personel.
Juntika membagi tugas personel sekolah dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan sekolah tugas kepala sekolah adalah:
a) Mengoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan
pengajaran, pelatihan, dan bimbingan di sekolah.
b) Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
c) Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
d) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e) Menetapkan koordinator konselor yang bertanggung jawab atas pelaksanaan bimbingan dan konseling.
f) Membuat surat tugas untuk konselor dalam proses bimbingan dan konseling.
g) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing.
h) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling; serta
i) Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40siswa, bagi kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
2. Koordinator konselor
a) Mengoordinasikan para konselor dalam:

1 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan.
2 Menyusun program.
3 Melaksanakan program.
4 Mengadministrasikan kegiatan bimbingan.
5 Menilai program, dan
6 Mengadakan tindak lanjut.

b)Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana.
c) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
3. Konselor
a Memasyarakatkan kegiatan bimbingan.
b Merencanakan program bimbingan.
c Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan.
d Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya minimal sebanyak 150 siswa.
e) Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan.
f Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan.
g Menganalisis hasil penilaian.
h Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
i Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling; serta
j Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator.
4. Staf administrasi
Staf administrasi adalah personel yang memiliki tugas bimbingan khusus,
antara lain:
a) Membantu konselor dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
b) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; serta
c) Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.
5. Guru mata pelajaran
Guru mata pelajaran adalah personel yang sangat penting dalam aktivitas
bimbingan. Tugas-tugasnya adalah:
a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa.
b) Melakukan kerja sama dengan konselor dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan.
c) Mengalihkan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing.
d) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan pengayaan).
e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru pembimbing.
f) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan, serta
g) Ikut serta dalam program layanan bimbingan.

6. Wali kelas
Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan yaitu:
a) Membantu guru pembimbing melaksanakan layananan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa khususnyayang menjadi tanggung jawabnya.
c) Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan dari konselor.
d) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
e) Ikut serta dalam konferensi kasus.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang paling utama dalam kegiatan
manajemen, pelaksanaan menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain dalam suatu organisasi. Artinya pelaksanaan merupakan upaya dalam mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan. Santoadi menyatakan pengarahann adalah fase manajemen yang terdiri dari kegiatan mengkoordinasi, mengontrol dan menstimulasi semua unsur agar berfungsi secara optimal.Pelaksanaan bimbingan dan konseling mengarah pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan, hal ini terkait dengan layanan-layanan bimbingan dan konseling. agar pelaksanaan dari layanan-layanan bimbingan
dan konseling dapat berjalan dengan lancar, konselor harus:
1) Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
2) Mensinkronkan antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan petugas bimbingan dan konseling
3) Menciptakan hubungan yang harmonis
4) Mengoptimalkan potensi petugas bimbingan dan konseling
5) Menempatkan petugas bimbingan sesuai dengan kemampuan dan karakteristiknya.

Berikut merupakan implementasi pelayanan bimbingan dan konseling dalam manajemen bimbingan dan konseling.
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan yang memungkinkan konseli memahami
lingkungan yang baru dimasuki guna memperlancaradaptasi konseli. Depdiknas
menyatakan materi dari layanan ini dapat berupa organisasi sekolah, staf dan
guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ektrakurikuler,
sarana prasarana sekolah, dan tata tertib sekolah. layanan orientasi dilakukan pada awal tahun ajaran secara klasikal, setelahnya lebih sering dilakukan dengan format lapangan, individual dan kelompok. Media layanan orientasi yang digunakan konselor pada manajemen bimbingan dan konseling tanpa alokasi jam pembelajaran dapat berupa objek langsung, media grafis, miniatur, rekaman audio dan media elektronik yang lain.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan yang memberikan pemahaman kepada
konseli tentang hal-hal yang diperlukan oleh konseli. Prayitno menyatakan layanan ini dapat diberikan dengan format kelompok, klasikal dan individual. Pada manajemen bimbingan dan konseling, konselor dapat menggunakan teknologi yang ada misalnya internet, papan informasi, leaflet, brosur dan sebagainya. Materi layanannya adalah segala informasi yang bisa membantu perkembangan individu dalam karir, pribadi, sosial dan belajar.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang menempatkan konseli pada tempat yang tepat dalam kelas, kelompok belajar, program studi,
kegiatan ekstrakurikuler sesui dengan bakat dan minatnya. Prayino menyatakan
konselor dalam melakukan layanan ini biasanya melakukan studi awal dengan
observasi, dokumentasi atau wawancara dengan pihak terkait setelah itu konselor dapat melakukan perencanaan bersama dengan konseli untuk mencapai hal yang terbaik. Bentuk penempatan dalam layanan ini tergantung pada permasalahan yang dialami klien misalnya penempatan duduk
siswa di kelas, penempatan kegiatan ekstrakurikuler, penempatan siswa dalam kelompok belajar dan sebagainya.
4) Layanan Pembelajaran
Adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individu, yaitu layanan yang diberikan konselor kepada konseli dalam rangka menyelesaikan masalah pribadi. Layanan ini jelas
dilakukan secara perseorangan dan waktu serta lokasi merupakan hasil kesepakatan antara konselor dan konseli.
6) Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan ini diberikan dalam bentuk format dan dilakukan di luar jam pembelajaran. Dalam
layanan ini kelompok akan membahas suatu topik, untuk bimbingan kelompok
topik umum sedangkan untuk konseling individu topik pribadi.
7) Layanan Bimbingan individual
Adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik secara individu
yang tanpa ada permasalahn sebelumnya. Hanya bersifat membimbing dalam
pengambilan keputusan.
8) Layanan Bimbingan kelompok
Adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara berssama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
nara sumber tertentu (terutama konselor sekolah) membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dalam kehidupannya sehari-hari dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.

D. Evaluasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat dipahami bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan upaya mengelola pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama dari guru BK serta semua komponen sekolah.
Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih bnyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.












DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf LN. (2005). Program Bimbingan dan Konseling Disekolah CV Bani Qureys. 2004
Drs. Tohirin,M.Pd.(2007) Bimbingan dan konseling di sekolah dan di madrasah (berbasis integrasi)
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929