loading...

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING (MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING)

November 16, 2017
loading...
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada allah swt yang maha esa, karena atas berkat rahmat dan limpahan rahmat nya maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah Bimbingan konseling (Manajemen Bimbingan Dan Koneling) yang menurut kami dapat memberikan manfaat bagi kita untuk mempelajari makalah ini
Melalui kata pengantar ini penulis dan penyusun lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan tulisan yang kami buat kurang tepat.degan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah swt memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.



























DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. Manajemen Bimbingan dan Konseling 6
BAB III 16
PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan bk bener benar memberikan konstribusi pada pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang bersankutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tida mungkin aan tersusun, terselenggarakan dan tercapai apabila tidak dikelola dalam suatu sistem manajemn yan bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan disekolah dalam merencanakan pengorganisasian, mengarahkan, dan mngendalikan sumber daya yang ada, pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan bk, meneliti hal hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi materi yang harus diajarakan untuk membentuk kematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tataleksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa menejemen bimbingan dan koseling serta apa apa saja yang berkaitan dengan manajemen bimbingan an konseling

C. Tujuan
1. Agar menegetahui apa itu manajemen bimbingan dan konseling dan apa saja yang terkait di dalam manajemen bimbingan konseling tersebut













BAB II
PEMBAHASAN

MANAJEMEN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling
Sugiyo menyatakan manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang
diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas
dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.Selain itu, Gibson juga menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf konseling meliputi aktivitas administratif seperti pelaporan dan perekaman, perencanaan dan kontrol anggaran, manajemen fasilitas dan pengaturan sumber daya.
“Menurut Thantawy istilah manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya dengan berbagai cara atau metode dari kepala sekolah untuk mendayagunakan secara optimal dan efektif semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana, prasarana) dan sistem informasi yang meliputi himpunan databimbingan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling.”

Sedangkan menurut Ridwan manajemen bimbingan dan konseling dapat berarti kemampuan mendayagunakan semua sumber organisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa sugiyo mendefinisikan manajemen bimbingan dan konseling dimulai dari perencanaan, pengorganisasian hingga evaluasi demi mencapai tujuan, Thantawy menjelaskan manajemen bimbingan dan konseling sebagai upaya mendayagunakan sumber daya dan sistem informasi yang ada. Disini ditekakan subyek yang jelas yaitu kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah
yang bersangkutan yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan bimbingan dan konseling, sedangkan Ridwan hanya menitikberatkan pada proses pendayagunakan sumber daya yang ada.
Dari pendapat keduanya menunjukkan bahwa manajemen bimbingan dan koseling memerlukan subjek yang mengatur pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada di sekolah.
Adapun sumber-sumber organisasi sekolah yang perlu didayagunakan antara lain kemampuan pengelolaannya, dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang yang terbatas pula, waktu tatap muka secara formal dan komunikasi yang sangat jarang dengan siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada.
Orientasi manajemen perlu disertai dengan prinsip-prinsip dalam penyusunan program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya. Kemudian, akhir dari penanganan perlu diseratai dengan pertanggungjawaban dan pelaporannya. Untuk mewujudkan manajemen tersebut, dikehendaki awal kegiatan bimbingan dan konseling pada perencanaan program yang didasarkan atas penelaahan kebutuhan subjek sasaran (siswa) dan kebiasaan-kebiasaan personil pelaksana.
Jadi dapat dipahami bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan upaya mengelola pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama dari guru BK serta semua komponen sekolah.
Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling.


B. Tujuan Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan diri konseli (peserta didik) secara efektif dan efesien. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien. Sugiyo (2012: 27) menyatakan bahwa jika tujuan manajemen dilakukan
secara sistematis maka akan mencapai hasil yang produktif, berkualitas, efektif dan efesien.
Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan keluaran baik secara kualitas dan kuantitas. Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari tingkat kepuasan dari konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari jumlah konseli yang mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan, keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari ketercapaian layanan bimbingan dan konseling yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Sedangkan efesien apabila kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran atau penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efesien apabila tujuan bimbingan dan konseling yaitu pengembangan diri konseli dapat segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang sedikit. Tujuan-tujuan manajemen bimbingan dan konseling ini dapat dicapai secara efektif dan efesien apabila memenuhi prinsip-prinsip manajemen.

C.Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan dan Konseling
Manajemen bimbingan dan konseling perlu memperhatikan prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dari manajemen dapat tercapai, menurut Hikmat menyatakan ada 5 prinsip dalam pengelolaan manajemen yaitu
1. prinsip efisiensi dan efektivitas, dimana
fungsi manajemen dilakukan dengan mempertimbangkan sarana prasarana, keadaan dan kemampuan organisasi agar relevan dengan tujuan yang dicapai
2. prinsip pengelolaan, dimana suatu manajemen dilakukan secara sistematik dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
3. prinsip pengutamaan tugas pengelolaan, dimana seorang manajer bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan manajemen, baik pelayanan internal maupun eksternal
4. prinsip kepemimpinan yang efektif, dimana seorang manajer harus memiliki sifat yang bijaksana dalam mengambil suatu keputusan dan mampu berhubungan baik dengan semua personel di dalam organisasi tersebut
5. prinsip kerjasama, kerjasama didasarkan pada pengorganisasian. Pengorganisasian manajemen terkait dengan melaksanaan tugas sesuai dengan keahlian dan tugas masing-masing personil.

Sugiyo mengemukakan bahwa prinsip-prinsip
manajemen meliputi:
a. efesiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang
minimal dapat memberikan hasil yang optimal
b. efektifitas adalah apabila terdapat
kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan
c. pengelolaan adalah dalam aktivitas manajemen seorang manajer harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia
d. mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer harus mengutamakan tugas manajerialnya dibandingkan tugas yang lain;
e. kerjasama adalah seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak dan
f. kepemimpinan yang efektif.
Dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling adalah

1. Efesien dan efektif, artinya kesesuaian hasil layanan dengan tujuan yang ingin dicapai
dari layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan fasilitas yang ada secara optimal.
2. Kepemimpinan yang efektif, artinya kepala sekolah perlu bersikap bijaksana dalam mengambil
keputusan dan mampu berkoordinasi dengan personel sekolah secara baik.
3. Kerjasama, artinya adanya hubungan kerjasama yang baik antar personel sekolah.
4. Pengelolaan manajemen, sistematika manajemen dari mulai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi.

D. Fungsi-Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling
Fungsi dalam manajemen merupakan tugas-tugas tertentu yang harus
dilaksanakan yang dapat memberikan persyaratan pelaksanaan suatu pekerjaan yang harus diperhatikan oleh seseorang atau suatu sistem artinya dengan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut maka pekerjaan akan diselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Secara tersirat fungsi-fungsi manajemen bimbingan dan konseling yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk meningkatkan kualitas manajemen bimbingan dan konseling agar mempunyai mutu yang lebih baik sehingga akan menyokong tujuan dari layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan juga merupakan proses penetapan tujuan kegiatan dan memilih cara atau strategi yang tepat untuk mencapai tujuan. Karena itu dalam menjalankan aktifitas manajemen yang baik diperlukan suatu perencanaan yang matang dan pasti. Karena itu proses perencanaan hendaknya menyuguhkan informasi yang lengkap menyeluruh bagi semua personel yang terlibat, terutama tentang:
1. Tujuan-tujuan dan cara-cara atau strategi mencapai tujuan
2. Pedoman bagi semua personel yang terlibat dalam menjalankan tugas-tugas suatu organisasi
3. Alat pengawasan terhadap pelaksanaan program
4. Penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi secara efisien
5. Batas-batas kewenangan dan tanggung jawab setiap personel pelaksanaan organisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan kerjasama antar personel
6. Kriteria atau tolok ukur prestasi organisasi, baik berkenaan dengan program, pelaksanaan maupun out put atau hasil yang harus diperoleh.
Menurut Santoadi kegiatan perencanaan bimbingan dan konseling meliputi (1) identifikasi kebutuhan (need assesment) (2) analisis situasi, (3) merumuskan dan meninjau alternatif pemecahan masalah, dan (4) memilih alternatif pemecahan masalah.Sedangkan Juntika menyatakan manfaat dari perencanaan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1) Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan dan konseling
2) Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan yang
dilakukan
3) Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efektif dan efesien.
Sukardi menyatakan dalam tahap penyusunan program perlu dipertimbangkan
a. perumusan masalah yang dihadapi siswa, konselor, dan kepala sekolah
b. perumusan tujuan yang jelas; dan
c. perumusan inventaris berbagai fasilitas yang ada, personel, dan anggaran biaya.
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan terdiri dari:
1) Analisis kebutuhan siswa
Analisis kebutuhan siswa adalah proses menguraikan berbagai data yang
didapat untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa Untuk mendapat
data-data tersebut, konselor dapat mengembangkan instrumen tes dan non tes.
konselor dapat melakukan instrumentasi bimbingan dan konseling atau mendapatkan data-data siswa dari petugas TU, wali kelas, dan guru mata
pelajaran bahkan orang tua dan teman siswa. Sehingga diperlukan komunikasi
dan kerja sama yang baik antara konselor dan orang-orang tersebut.
2) Analisis
situasi dan kondisi sekolah Analisis situasi dan kondisi sekolah ini meliputi konselor perlu mengetahui kebijakan yang sedang berlangsung padasekolahnya, mengetahui kondisi dan situasi di sekolah yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa kondisi realitas sekolah, dan sebagainya.
3) Penentuan tujuan
Setelah melakukan analisis kebutuhan siswa dan analisis kondisi dan situasi sekolah, selanjutnya konselor akan membuat dan menentukan tujuan dari
bimbingan dan konseling. Penentuan tujuan ini harus memperhatikan hasil analisis kebutuhan siswa dan kondisi sekolah, karena tujuan ini nantinya akan menjadi dasar dari program penilaian bimbingan dan konseling. Penentuantujuan ini perlu dikomunikasikan dengan personel sekolah yang lain sehingga personel sekolah lain mengetahui arah dari jalannya kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Penentuan jenis kegiatan
Pada tahapan ini konselor melakukan proses identifikasi yang tepat untuk
mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Konselor perlu memisah-misahkan
setiap tujuan dan menentukan jenis kegiatan yang tepat untuk setiap tujuan yang
ingin dicapai.
5) Penentuan waktu dan tempat kegiatan
Penentuan waktu dan tempat kegiatan pada manajemen bimbingan dan konseling adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Penentuan waktu dan tempat kegiatan tidak dapat dipisahkan dari penentuan jenis, teknik dan strategi kegiatan. Hal ini dikarenakan, kedua kegiatan ini akan menjadi acuan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Gibson menyatakan dengan prosedur yang tepat untuk setiap tujuan dikenali maka dapat membantu memplotkannya menjadi kerangka waktu.
6) Penentuan fasilitas dan anggaran biaya.
Fasilitas yang dimaksud disini adalah fasilitas fisik dan teknis, kedua fasilitas ini merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Fasilitas yang perlu disediakan diantaranya:
(a) Fasilitas fisik
1. Ruang Bimbingan dan Konseling
a. Ruang kerja konselor
b. Ruang pertemuan
c. Ruang administrasi bimbingan dan konseling
d. Ruang penyimpanan data
e. Ruang tunggu
2. Alat-alat perlengkapan ruangan bimbingan dan konseling
a. Meja dan kursi
b. Tempat penyimpanan catatan-catatan (almari, rak, loker dan sebagainya)
c. Papan tulis dan papan pengumuman
(b) Falisitas teknis
Faasilitas teknis yang dimaksud disini adalah alat-alat penghimpun
data
seperti angket, tes, inventory, daftar cek.
Penentuan anggaran perlu melakukan (a) merinci setiap anggaran untuk
setiap aktivitas, (b) membelanjakan anggaran sesuai dengan kebutuhan
bimbingan dan konseling, (c) menghemat anggaran, (d) setiap pengeluaran harus ada nota atau tanda terima, (e) mencatat setiap pengeluaran, dan (f) melakukan konsultasi kepada pihak yang terkait dalam setiap pengeluaran.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah upaya melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan di sekolah, serta upaya melakukan pembagian kerja diantara anggota organisasi bimbingan sekolah.Pengorganisasian yang baik ditandai oleh adanya dasar dan tujuan organisasi, personel yang matang, pengorganisasian berguna untuk menciptakan hubungan administratif yang jelas dan tegas, pemahaman akan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya serta mengetahui peran dalam hubungan kerja sama yang harmonis.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling memiliki peran kunci dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Hal ini dikarenakan pengorganisasian yang tepat dapat memberikan arah dan pedoman posisi masing-masing pelaksana bimbingan dan konseling. Adanya pembagian tugas yang jelas, profesional, dan proposional membuat setiap petugas dapat memahami tugasnya dan menumbuhkan hubungan kerjasama yang baik. Selain itu, pengaturan tugas yang tepat dengan kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak terjadi kesalahpahaman.Sukardi menyatakan konselor perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam pengorganisasian yaitu:
1) Semua personel sekolah harus dihimpun dalam suatu wadah sehingga terwujud dalam kesatuan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.
2) Melakukan persamaan persepsi dalam melakukan layanan meliputi mekanismekerja, pola kerja, dan prosedur kerja.
3) Adanya perincian yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing.Kegiatan konselor dalam pengorganisasian pada manajemenbimbingan dan konseling meliputi:
1. Sosialisasi cara kerja petugas bimbingan dan konseling
Hal ini karena kegiatan ini berarti konselor harus memberitahukan program bimbingan dan konseling dan cara kerja konselor dalam menjalankan program tersebut kepada stakeholder meliputi komite sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, staf TU, siswa,dan orang tua siswa bahkan masyarakatSehingga stakeholder dapat mengetahui program bimbingan dan konseling konselor, dengan harapan stakeholder mampu membantu konselor dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
2. Pembagian tugas antar petugas bimbingan dan konseling
Pembagian tugas antar petugas bimbingan dan konseling ini berarti dalam organisasi bimbingan dan konseling perlu dibuat struktur organisasi sehingga diketahui wewenang dari masing-masing konselor, selain itu dalam pembagian tugas ini juga dilakukan pembagian sasaran kegiatan bimbingan dan konseling.
3. Pelibatan dan koordinasi dengan stakeholder
dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Kegiatan ini berarti konselor melakukan koordinasi dengan stakeholder saat melakukan kegiatan bimbingan dan konseling. Stakeholder yang dimaksudkan tidak hanya personel sekolah namun orang tua siswajuga dilibatkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Hal ini akan membantu konselor dalam mengoptimalkan kegiatan bimbingan dan konseling yang sedang berjalan, dengan begitu konselor dapat mencapai tujuan dari program bimbingan dan konseling.
4. Menciptakan hubungan kerjasama dengan stakeholder
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang senantiasa akan melibatkan banyak orang, sehingga konselor harus selalu menciptakan hubungan yang baik dengan banyak pihak baik itu personel sekolah maupun masyarakat.
Adanya hubungan yang baik tentunya mempermudahkan konselor dalam melakukan koordinasi sehingga akan terjadi kelancaran dari kegiatan bimbingan
dan konseling.Manfaat pengorganisasian dalam manajemen bimbingan dan konseling adalah agar:
1) Setiap personil menyadari tugas, peranan, kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
2) Terhindar dari terjadinya tumpang tindih tugas diantara para personel bimbingan.
3) Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur.
4) Tercpai kelancaran, efesiensi & efektifitas pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling.
Implementasi pengorganisasian dalam bimbingan dan konseling adalah adalah bimbingan dan konseling tidak dapat dilaksanakan secara jelas dan sistematis apabila tidak diimbangi dengan organisasi yang baik. tanpa organisasiberarti tidak adanya suatu koordinasi, perencanaan, sasaran yang cukup jelas, serta kepemimpinan yang proporsional dan profesional. Karena itu manajer sekolah hendaknya mampu merencanakan dan mengelola satu kesatuan sistem yang dapat mengatur operasi kegiatan-kegiatan sekolah termasuk di dalamnya kegiatan layanan bimbingan dan konseling. sehingga setiap personel ditempatkan pada bagian yang tepat sesuai struktur jabatan dan kemampuannya. Dengan demikian peran guru mata pelajaran dan guru pembimbing (konselor) lebih ditegaskan sehingga dalam pelaksanaan layanan bimbingan tidak terjadi adanya substitusi posisi guru mata pelajaran oleh guru pembimbing atau sebaliknya posisi guru pembimbing digantikan oleh guru mata pelajaran.
Pengorganisasian bimbingan dan konseling secara tepat dapat membantu seluruh personel sekolah mulai dari peserta didik, orang tua, sampai kepala sekolah dalam mengoptimalkan peran masing-masing dan setiap personelpun akan mengetahui seberapa besar fungsidan peranannya tersebut dalam berkontribusi di sekolah. Dengan kata lain, melalui pengorganisasian yang baik dan tepat tidak akan terjadi penyalah gunaan tugas setiap personel.
Juntika membagi tugas personel sekolah dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan sekolah tugas kepala sekolah adalah:
a) Mengoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan
pengajaran, pelatihan, dan bimbingan di sekolah.
b) Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
c) Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
d) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e) Menetapkan koordinator konselor yang bertanggung jawab atas pelaksanaan bimbingan dan konseling.
f) Membuat surat tugas untuk konselor dalam proses bimbingan dan konseling.
g) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing.
h) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling; serta
i) Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40siswa, bagi kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
2. Koordinator konselor
a) Mengoordinasikan para konselor dalam:

1 Memasyarakatkan pelayanan bimbingan.
2 Menyusun program.
3 Melaksanakan program.
4 Mengadministrasikan kegiatan bimbingan.
5 Menilai program, dan
6 Mengadakan tindak lanjut.

b)Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana.
c) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
3. Konselor
a Memasyarakatkan kegiatan bimbingan.
b Merencanakan program bimbingan.
c Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan.
d Melaksanakan layanan bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya minimal sebanyak 150 siswa.
e) Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan.
f Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan.
g Menganalisis hasil penilaian.
h Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
i Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling; serta
j Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator.
4. Staf administrasi
Staf administrasi adalah personel yang memiliki tugas bimbingan khusus,
antara lain:
a) Membantu konselor dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
b) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; serta
c) Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan konseling.
5. Guru mata pelajaran
Guru mata pelajaran adalah personel yang sangat penting dalam aktivitas
bimbingan. Tugas-tugasnya adalah:
a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan kepada siswa.
b) Melakukan kerja sama dengan konselor dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan.
c) Mengalihkan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing.
d) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan pengayaan).
e) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dari guru pembimbing.
f) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan, serta
g) Ikut serta dalam program layanan bimbingan.

6. Wali kelas
Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan yaitu:
a) Membantu guru pembimbing melaksanakan layananan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa khususnyayang menjadi tanggung jawabnya.
c) Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan bimbingan dari konselor.
d) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
e) Ikut serta dalam konferensi kasus.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang paling utama dalam kegiatan
manajemen, pelaksanaan menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain dalam suatu organisasi. Artinya pelaksanaan merupakan upaya dalam mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan. Santoadi menyatakan pengarahann adalah fase manajemen yang terdiri dari kegiatan mengkoordinasi, mengontrol dan menstimulasi semua unsur agar berfungsi secara optimal.Pelaksanaan bimbingan dan konseling mengarah pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan, hal ini terkait dengan layanan-layanan bimbingan dan konseling. agar pelaksanaan dari layanan-layanan bimbingan
dan konseling dapat berjalan dengan lancar, konselor harus:
1) Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
2) Mensinkronkan antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan petugas bimbingan dan konseling
3) Menciptakan hubungan yang harmonis
4) Mengoptimalkan potensi petugas bimbingan dan konseling
5) Menempatkan petugas bimbingan sesuai dengan kemampuan dan karakteristiknya.

Berikut merupakan implementasi pelayanan bimbingan dan konseling dalam manajemen bimbingan dan konseling.
1) Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan yang memungkinkan konseli memahami
lingkungan yang baru dimasuki guna memperlancaradaptasi konseli. Depdiknas
menyatakan materi dari layanan ini dapat berupa organisasi sekolah, staf dan
guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ektrakurikuler,
sarana prasarana sekolah, dan tata tertib sekolah. layanan orientasi dilakukan pada awal tahun ajaran secara klasikal, setelahnya lebih sering dilakukan dengan format lapangan, individual dan kelompok. Media layanan orientasi yang digunakan konselor pada manajemen bimbingan dan konseling tanpa alokasi jam pembelajaran dapat berupa objek langsung, media grafis, miniatur, rekaman audio dan media elektronik yang lain.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan yang memberikan pemahaman kepada
konseli tentang hal-hal yang diperlukan oleh konseli. Prayitno menyatakan layanan ini dapat diberikan dengan format kelompok, klasikal dan individual. Pada manajemen bimbingan dan konseling, konselor dapat menggunakan teknologi yang ada misalnya internet, papan informasi, leaflet, brosur dan sebagainya. Materi layanannya adalah segala informasi yang bisa membantu perkembangan individu dalam karir, pribadi, sosial dan belajar.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang menempatkan konseli pada tempat yang tepat dalam kelas, kelompok belajar, program studi,
kegiatan ekstrakurikuler sesui dengan bakat dan minatnya. Prayino menyatakan
konselor dalam melakukan layanan ini biasanya melakukan studi awal dengan
observasi, dokumentasi atau wawancara dengan pihak terkait setelah itu konselor dapat melakukan perencanaan bersama dengan konseli untuk mencapai hal yang terbaik. Bentuk penempatan dalam layanan ini tergantung pada permasalahan yang dialami klien misalnya penempatan duduk
siswa di kelas, penempatan kegiatan ekstrakurikuler, penempatan siswa dalam kelompok belajar dan sebagainya.
4) Layanan Pembelajaran
Adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5) Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individu, yaitu layanan yang diberikan konselor kepada konseli dalam rangka menyelesaikan masalah pribadi. Layanan ini jelas
dilakukan secara perseorangan dan waktu serta lokasi merupakan hasil kesepakatan antara konselor dan konseli.
6) Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok, layanan ini diberikan dalam bentuk format dan dilakukan di luar jam pembelajaran. Dalam
layanan ini kelompok akan membahas suatu topik, untuk bimbingan kelompok
topik umum sedangkan untuk konseling individu topik pribadi.
7) Layanan Bimbingan individual
Adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik secara individu
yang tanpa ada permasalahn sebelumnya. Hanya bersifat membimbing dalam
pengambilan keputusan.
8) Layanan Bimbingan kelompok
Adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara berssama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari
nara sumber tertentu (terutama konselor sekolah) membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dalam kehidupannya sehari-hari dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.

D. Evaluasi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat dipahami bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan upaya mengelola pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama dari guru BK serta semua komponen sekolah.
Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih bnyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.












DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf LN. (2005). Program Bimbingan dan Konseling Disekolah CV Bani Qureys. 2004
Drs. Tohirin,M.Pd.(2007) Bimbingan dan konseling di sekolah dan di madrasah (berbasis integrasi)
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929