loading...

ATOMISME LOGIS BETRAN RUSSEL DAN WITTGENSTEIN

March 29, 2017
loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan bahasa dengan filsafat telah lama menjadi perhatian para Filosof bahkan sejak zaman Yunani. Para Filosof mengetahui bahwa berbagai macam problema filsafat dapat dijelaskan melalui suatu analisis bahasa. Sebagai contoh: problema filsafat yang menyangkut pertanyaan, keadilan, kebaikan, kebenaran, kewajiban, hakekat ada (Metafisika) dan pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan menggunakan metode analisis bahasa. Tradisi inilah oleh para ahli sejarah filsafat disebut sebagai “Filsafat Analitik” yang berkembang di Eropa terutama di Inggris abad.
Analitika bahasa adalah suatu metode yang khas dalam filsafat untuk menjelaskan, menguraikan dan menguji kebenaran ungkapan-ungkapan filosofis. Secara garis besar, filsafat bahasa ini terbagi dalam tiga aliran yang pokok, yaitu: Atomisme logis, Positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa.
Didalam pembahasan pada makalah kami ini, pembahasan difokuskan kepada aliran filsafat bahasa yang bercorak Atomisme logis, untuk lebih jelasnya tentang atomisme logis, mari kita seksama membahas pada makalah ini. 
BAB II
PEMBAHASAN

1. ATOMISME LOGIS BETRAN RUSSEL DAN WITTGENSTEIN
a. Atomisme Logis Betran Russel
Atomisme logis merupakan salah satu teori yang ada dalam aliran filsafat analitik bahasa. Istilah ini dinisbatkan kepada dua filosof Anglo-Saxon, yaitu Bertran Russell dan Ludwig Wittgenstein (1899-1951). Bertran Russel adalah seorang sarjana yang lahir dari lingkungan Universitas Cambridge Inggris. Ia banyak menulis tentang berbagai persoalan diantaranya tentang filsafat, politik, pendidikan, sejarah dan agama.
Konsep atomisme logis yang dikembangkan oleh Russell dan wittgenstein sebenarnya terdapat perbadaan antara keduanya. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang pendekatannya antara keduanya terdapat kesamaan yang sangat signifikan. Menurut Russell untuk memahami atomisme logis kita harus memahami tujuan filsafat terlebih dahulu yang terdiri dari tiga tujuan yaitu:
Filsafat memiliki tujuan untuk mengembalikan seluruh ilmu pengetahuan kepada bahasa yang paling padat dan sederhana. Menurutnya tugas filsafat yaitu merumuskan pandangan yang mendasari semua ilmu khusus, yaitu dengan jelas merumuskan suatu sintesis.
Menghubungkan logika dan matematika. Russel menghendaki dalam dunia pendidikan antara jurusan ilmu pasti (eksak) dan jurusan sastra tidak dipisahkan. Karena menurutnya logika dan tata bahasa tidak hanya penting bagi bahasa, melainkan juga merupakan dasar bagi matematika.
Analisis bahasa. Tujuan ketiga ini pada dasarnya merupakan titik puncak dari tujuan filsafat Russell, yaitu untuk mencari pengetahuan yang benar.
Ketiga tujuan filsafat Russell tersebut sangat mempengaruhi seluruh pemikiran filsafatnya, termasuk mempengaruhi konsep atomisme logis. Juga merefleksi terhadap landasannya, yaitu bahasa logika dan corak logika, teori isomorfi (teori kesepadanan) dan proposisi atomik. Ketiga landasan filsafat ini merupakan arah prinsipil untuk memahami filsafat atomisme logis.
Bahasa logika menurut Russell akan sangat membantu terhadap aktivitas analisis bahasa. Sebab, ia berkeyakinan bahwa teknik analisis bahasa yang didasarkan pada bahasa logika yang mampu melukiskan hubungan antara struktur bahasa dan struktur realitas.
Selanjutnya, kata Russell tugas dari filsafat pada dasarnya merupakan analisis logis yang diikuti sintesis logis tentang fakta-fakta. Yang dimaksud dengan analisis logis tentang fakta adalah ialah pemikiran yang didasarkan pada metode deduksi untuk mendapatkan argumentasi apriori, yaitu kebenaran yang sudah diketahui kebenarannya sebelum dilakukan suatu percobaan atau penelitian. Sedangkan sintesis logis yaitu suatu proses menentukan makna pernyataan atas dasar empirik yang dengan sendirinya akan melahirkan pengetahuan yang baru. Dalam filsafat Kant pengetahuan ini disebut dengan pengetahuan sintesis a-posteriori.
Russell menerapkan teknik analisis bahasa untuk memecahkan problema filsafat . akan tetapi ia lebih mendahulukan analosis logis daripada sintesis logis. Karena baginya, teori yang hanya didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat empiris tidak akan bisa menjangkau pengetahuan yang universal. Sebab katanya, kebenaran yang bersifat logis dan matematis yang diungkapkan melalui analisis logis akan meyakinkan kita untuk mengakui keberadaan sifat-sifat yang universa. Berdasarkan uraian tersebut, tampak jelas bahwa Russell hendak menyusun atomisme logis dengan berpijak pada bahasa logika. Dengan bahasa logika itulah ia melakukan kerja analisis bahasa bagi bahasa filsafat untuk memperoleh apa yang disebutnya sebagai atom-atom logis atau proposisi atomis .
Russell memandang proposisi sebagai suatu simbol-simbol yang rumit yang bisa benar atau salah, dan dia juga menegaskan bahwa di dunia realita ini yang menentukan proposisiitu benar atau salah adalah fakta. Proposisi itu terdiri dari simbol-simbol atau sebutan-sebutan (nama) yang simpel. Suatu sebutan mempunyai makna jika merujuk pada objek. Namun demikian ini tidak berarti bahwa semua nama yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari adalah simbol-simbol dalam pengertian ini. Hal ini karena struktur bahasa keseharian bisa jadi salah dan ini merupakan salah satu tugas dari bahasanya. Russell meminta teorinya tentang deskripsi merupakan pelaksanaan paradigmatis dari tugas ini. Maksudnya bahwa frase yang bersifat deskriptif merupakan simbol-simbol yang tidak sempurna yang kegunaannya tidak bergantung pada suatu refrensi tertentu dan karena itu implikasi ontologis yang salah dari bahasa sehari-hari tidak diperdebatkan. Dengan cara ini, Russell mengangkat maxim (dalil) metodologi bahwa melalui analisis bahasayang logis seseorang bisa mengungkapkan simbol-simbol yang benar-benar sederhana dengan mana dunia dibangun .
b. Atomisme Logis Wittgenstein
Wittgenstein adalah seorang filosof asal Wina Austria yang merupakan sahabat dan sekaligus murid Russell yang sangat cemerlang. Akan tetapi dalam berbagai hal Russell mengakuinya sebagai murid dari Wittgenstein. Dari sini kita dapat melihat bahwa hubungan antara Russell dan Wittgenstein tidak hanya memiliki hubungan yang erat dalam bidang intelektual saja, akan tetapi di luar itu juga .
Pada awalnya filsafat wittgenstein banyak hal yang mirip dengan logika atomisme Russell. Tulisan-tulisan keduanya sama-sama berasumsi bahwa analisis yang logis dari bahasa harus menjelaskan unsur pokok atom dari dunia ini. Namun, wittsgenstein tidak mencurahkan perhatiannya terhadap hakikat atom dan batas pengetahuan kita tentang atom sebagai unsur pokok, melainkan lebih mencurahkan pada hakekat dan batas-batas bahasa itu sendiri.
Ciri-ciri khas proposisi sebagai gambar realitas yang logis yakni dapat melahirkan batasan yang sempit pada wilayah wacana yang signifikan. Batasan itu ditandai oleh dua sikap ekstrim yang berhadap-hadapan, dan diantara dua ekstrim ini terdapat statemen-statemen yang sejati, yang semuanya memfungsikan proposisi pokoknya untuk kebenaran. Jika proposisi ini hanya menggambarkan gambar realitas empirik, maka persoalan-persoalan kehidupan lainnya seperti etika, tata nilai, tentang makna dan tujuan hidup menjadi terusir kaluar dari wilayah wacana yang signifikan .[4]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analitika bahasa adalah suatu metode yang khas dalam filsafat untuk menjelaskan, menguraikan dan menguji kebenaran ungkapan-ungkapan filosofis. Secara garis besar, filsafat bahasa ini terbagi dalam tiga aliran yang pokok, yaitu: Atomisme logis, Positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa.
Hubungan bahasa dengan filsafat telah lama menjadi perhatian para Filosof bahkan sejak zaman Yunani. Para Filosof mengetahui bahwa berbagai macam problema filsafat dapat dijelaskan melalui suatu analisis bahasa. Sebagai contoh: problema filsafat yang menyangkut pertanyaan, keadilan, kebaikan, kebenaran, kewajiban, hakekat ada (Metafisika) dan pertanyaan-pertanyaan fundamental lainnya dapat dijelaskan dengan menggunakan metode analisis bahasa. Tradisi inilah oleh para ahli sejarah filsafat disebut sebagai “Filsafat Analitik” yang berkembang di Eropa terutama di Inggris abad.
Atomisme logis merupakan salah satu teori yang ada dalam aliran filsafat analitik bahasa. Istilah ini dinisbatkan kepada dua filosof Anglo-Saxon, yaitu Bertran Russell dan Ludwig Wittgenstein (1899-1951). Bertran Russel adalah seorang sarjana yang lahir dari lingkungan Universitas Cambridge Inggris. Ia banyak menulis tentang berbagai persoalan diantaranya tentang filsafat, politik, pendidikan, sejarah dan agama.
Konsep atomisme logis yang dikembangkan oleh Russell dan wittgenstein sebenarnya terdapat perbadaan antara keduanya. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang pendekatannya antara keduanya terdapat kesamaan yang sangat signifikan.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929