loading...

MAKALAH Studi Komunikasi Politik Unsur – Unsur Komunikasi Politik

March 22, 2017
loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berubah pesat, segala hal telah diungkap. Dulu misteri sekarang terjadi dan terbuka. Sekarang sudah semakin lari jauh. Begitu pun dengan ilmu komunikasi, pada awalnya komunikasi hanya sebatas proses interaksi personal yang meliputi intra dan antarpersonal. Namun saat ini jauh lebih dari itu.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari istilah belaka. Dalam praktiknya, komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar sosal kenaikan BBM, ini merupakan contoh kekentalan komunikasi politik. Sebab, sikap pemerintah untuk menaikkan BBM sudah melalui proses komunikasi politik dengan mendapat persetujuan DPR.
Tema politik yang tiap hari masuk ke dalam pikiran kita melalui media cetak maupun elektronik, menuntut kita untuk dapat memahami lebih jauh tentang komunikasi politik. Hal ini penting agar perbincangan kita tentang politik dalam aktifitas seharian tidak hanya sekedar sebagai bahan perbincangan tanpa makna, melainkan pembicaraan tersebut dapat menghasilkan pemahaman yang baik tentang apa dan bagaimana hak-hak politik masyarakat dapat terwujudkan. Oleh karena itu, mendalami ilmu tentang komunikasi politik menjadi kajian yang sangat penting bagi siapa saja khususnya mahasiswa yang mendalami studi ilmu komunikasi politik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Komunikasi?
2. Apakah pengertian dari Politik?
3. Bagaimana proses komunikasi politik?
4. Apa saja pola dan komponen dalam komunikasi politik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
2. Untuk mengetahui pengertian politik.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi politik.
4. Untuk mengetahui pola dan komponen dalam komunikasi politik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi biasanya diartikan sebagai pembagian sesuatu diantara manusia, bisa berupa informasi, gagasan, perilaku, pengertian atau pengalaman. Menurut Dan Nimmo, Komunikasi diartikan sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Komunikasi dalam pengertian yang dasar bisa dilihat dari pendapat Harold Laswell, yaitu who says what, in which channel, to whom with what effect. Dari pengertian ini diperoleh unsur-unsur komunikasi, yaitu komunikator (who), komunikan (whom), pesan (what), media (channel) dan pengaruh (effect). Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang komunikasi politik tentunya kita harus tahu apa yang dimaksud dengan komunikasi. Ringkasnya, Komunikasi adalah Proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, dengan cara menggunakan media sebagai kemasan informasi atau melalui transmisi secara simbolik, sehingga informasi mudah difahami dan pada akhirnya mereka saling memiliki kesamaan persepsi.
B. Pengertian Politik
Austin Ranney mendefinisikan politik sebagai proses pembuatan kebijakan pemerintahan (public policy). Harold D. Laswell menyebut bahwa politik itu menyangkut proses penentuan who get what, when and how. Ramlan Surbakti mendefiniskan politik sebagai proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah tertentu.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik didefinisikan secara beragam. Ada yang mengartikannya sebagai kebijakan umum, ada juga kekuasaan, bahkan ada yang menyamakan politik dengan konflik. Menurut Harold Laswell politik adalah who gets what, when, how artinya siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana.
Menurut Dan Nimmo politik diartikan sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik. Politik itu sendiri terdiri dari pengaruh, kewenangan, kebijakan umum, distribusi kekuasaan, nilai.
C. Pengertian Komunikasi Politik
Seorang ahli Michael Rush dan Phillip Althoff dalam handout perkuliahan Rusnaini (2008:34) menjelaskan “komunikasi politik adalah proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Proses ini terjadi secara berkesinambungan dan mencakup pula pertukaran informasi di antara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkatan.
Menurut Almond dan Powell: “Komunikasi politik merupakan suatu fungsi sistem yang mendasar (basic function of the system) dengan konsekuensi yang banyak untuk pemeliharaan ataupun perubahan dalam kebudayaan politik dan struktur politik. Seseorang tentunya dapat mengasumsikan bahwa semua perubahan penting dalam sistem politik akan menyangkut perubahan dalam pola-pola komunikasi, dan biasanya baik sebagai penyebab maupun akibat. Semua proses sosialisasi misalnya, merupakan proses komunikasi, meskipun komunikasi tidak harus selalu menghasilkan perubahan sikap (attitude change).”
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
D. Komunikator Politik
Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan poltik yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal. Menurut Leonard Doob yang kemudian di sitir oleh Nimmo (1993), komunikator politik dapat dikategorikan dalam tiga tipologi: (1) poli­tikus atau disingkat "pols"; (2) komunikator profesional atau "pross"; dan (3) aktivis atau disingkat "voz's".
Menurut "Nimmo (1989)" mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik sebagai berikut :
1. Politikus
Orang yang memegang jabatan pemerintah, tidak perduli apakah mereka dipilih, ditunjuk/ pejabat karir. Dan tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, yudikatif.
ex. Pejabat Eksekutif (presiden, menteri, gubernur, dsb).
Pejabat Legislatif ( ketua MPR, ketua DPR/DPD, anggota DPR/DPD dsb)
Pejabat Yudikatif (MA, MK, Jaksa Agung dsb)
2. Profesional
Orang-orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karna keahlian nya berkomunikasi.
a. Jurnalis : Karyawan organisasi berita yang menhubungkan sumber berita dengan khalayak. Mereka bisa mengatur para politikus dengan publik umum, menghubungkan publik umum dengan para pemimpin dan membantu menempatkan masalah dan peristiwa pada agendadiskusi publik.
b. Promotor : Orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan tertentu. Yang termasuk ke dalam promotor adalah agen publisitas tokoh masyarakat yang penting, personel hubungan masyarakat pada organisasi swasta atau pemerintah, sekretaris pers kepresidenan dsb.
3. Aktivis
• Komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal. Ia cukup terlibat baik dalam politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik. Mewakili tuntutan keanggotaan suatu organisasi, melaporkan keputusan dan kebijakan pemerintah kepada anggota suatu organisasi.
E. Proses Komunikasi Politik
Pada tahun 1948, ilmuan politik, Harold D. Laswell mengemukakan bahwa cara mudah untuk menggambarkan proses komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini:
a. Who
b. Says What (apa yang dibicarakan)
c. In which channel (menggunakan saluran apa)
d. To Whom (kepada siapa)
e. With what effect (bagaimana pengaruhnya).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang biasa terdapat dalam semua komunikasi yaitu adanya:
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Menurut Dan Nimmo, Laswellian Formula merupakan formula paling sederhana yang bisa dipakai untuk memahami proses komunikasi politik. Namun Nimmo menilai masih ada dua kekurangan dari rumusan yang dikemukakan Laswell, yakni :
Kekurangan pertama terletak pada ” pernyataan dari seseorang kepada seseorang” yang menyiratkan proses komunikasi berlangsung linear. Dalam kenyataannya, komunikasi merupakan tindakan bersama yang yang berlangsung simultan dan silkular antara seseorang dengan orang lain.
Kekurangan kedua adalah penjelasan laswell yang menyiratkan bahwa komunikasi adalah struktur berunsur lima. Dalam kenyatannya tidak ada demarkasi atau perbatasan diantara bagian- bagian proses komunikasi.
Untuk mengatasi kekurangan ini, Nimmo mereformulasi rumusan Laswell menjadi berikut :
1. Laswell:
a. Siapa?
b. Mengatakan apa?
c. Kepada siapa?
d. Dengan saluran apa?
e. Dengan akibat apa?
2. Nimmo:
a. Siapa?
b. Mengatakan apa?
c. Kepada (dengan) siapa?
d. Dengan saluran (-saluran) apa?
e. Dengan akibat (- akibat) apa?
Adapun model komunikasi yang disebutkan di atas diantaranya:
1. Model komunikasi linier
Komunikasi dianggap sebagai suatu fungsi linear, karena seseorang mengomunikasikan pesan-pesannya melalui saluran kepada seorang penerima, yang kemudian memberikan umpan balik kepada pengirim. Model linear ini dikembangkan oleh claude Shannon dan waren weaver (1949) atas dasar suatu model mekanis telepon.
2. Model komunikasi sirkuler
Komunikasi merupakan sebuah proses, orientasi pengertian komunikasi sebagai suatu proses adalah bahwa komunikasi itu proses yang kompleks, berlanjut/continue dan tidak bisa berubah dengan sendirinya. Itulah yang menyebabkan bahwa komunikasi selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Berbicara tentang proses komunikasi tidak lepas dari pola atau bentuk komunikasi yang digunakan,dan faktor yang mempengaruhinya serta saluran komunikasi politik apa saja yang digunakan.
F. Pola-pola Komunikasi Politik
Adapun pola-pola komunikasi, yaitu:
1. Pola komunikasi vertikal (top down, dari pemimpin kepada yang dipimpin).
2. Pola komunikasi horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok).
3. Pola komunikasi formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal).
4. Pola komunikasi informal ( komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka, tidak mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola-pola komunikasi politik:
1. Faktor fisik (alam).
2. Faktor teknologi.
3. Faktor ekonomis.
4. Faktor sosiokultural (pendidikan, budaya).
5. Faktor politis.
G. Saluran Komunikasi Politik
Beberapa saluran komunikasi yaitu:
1. Komunikasi Massa yaitu komunikasi ’satu-kepada-banyak’. Contoh : komunikasi melalui media massa.
2. Komunikasi Tatap Muka yaitu dalam rapat umum, konferensi pers, dan Komunikasi Berperantara yaitu ada perantara antara komunikator dan khalayak, contoh TV.
3. Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi ’satu-kepada-satu’ contohnya door to door visit, temui publik atau Komunikasi Berperantara yaitu pasang sambungan langsung ‘hotline’ buat publik.
4. Komunikasi Organisasi yaitu gabungan komunikasi ’satu-kepada-satu’ dan ’satu-kepada-banyak’: Komunikasi Tatap Muka, contohnya diskusi tatap muka dengan bawahan/staf dan Komunikasi Berperantara contohnya pengedaran memorandum, sidang, konvensi, buletin, newsletter, lokakarya
H. Komponen-komponen Komunikasi Politik
Berdasarkan rumusan yang dikemukakannya, Nimmo mengemukakan lima komponen yang harus ada dalam setiap proses komunikasi politik, yaitu komunikator, pesan, media, khalayak, dan efek. Namun di dalam perkembangannya para pakar komunikasi kontemporer di Amerika yang tergabung dalam The United Anistotelian Description of communication membagi komponen komunikasi menjadi sepuluh komponen yaitu:
1. Source (sumber).
2. Encoding (proses penyandian).
3. Message (pesan).
4. Channel (saluran).
5. Noise (hambatan).
6. Receiver (penerima).
7. Decoding (Proses penerimaan).
8. Receiver response (perangkat reaksi).
9. Feedback (umpan balik).
10. Context (situasi komunikasi).
Perangkat Komunikasi politik sendiri terdiri dari:
1. Komunikator politik yaitu personal, kelompok, lembaga, atau negara.
2. Komunikan politik yaitu masyarakat lingkup kecil atau masyarakat umum.
3. Pesan politik yaitu kampanye, propaganda.
4. Media Politik yaitu mimbar, Pers, Elektrotik dll.
5. Efek yaitu persuasif dan koersif.
Sedangkan interaksi di antara komponen- komponen utama dari komunikasi politik di atas, dalam sistem politik ditemukan pada:
1. Lembaga-lembaga politik dalam aspek-aspek komunikasinya.
2. Institusi-institusi media dalam aspek-aspek politiknya.
3. Orientasi khalayak terhadap komunikasi politik.
4. Aspek-aspek budaya politik yang relevan dengan komunikasi.






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi politik berasal dari dua kata yaitu komunikasi dan politik. Komunikasi adalah Proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain, dengan cara menggunakan media sebagai kemasan informasi atau melalui transmisi secara simbolik, sehingga informasi mudah difahami dan pada akhirnya mereka saling memiliki kesamaan persepsi. Sedangkan politik adalah sebuah upaya untuk memperoleh, mempertahankan dan memperluas wilayah kekuasaan. Sehingga komunikasi politik bias di artikan sebagai , komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
Proses komunikasi politik yaitu proses penyampaian pesan – pesan politik yang berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah oleh aktor-aktor politik kepada komunikan ( personal, publik, khalayak ) melalui media atau saluran-saluran komunikasi politik sehingga di hasilkan tanggapan atau feedback dari komunikan. Komponen-komponen komunikasi politik yaitu:
1. Komunikator politik yaitu personal, kelompok, lembaga, atau negara.
2. Komunikan politik yaitu masyarakat lingkup kecil atau masyarakat umum.
3. Pesan politik yaitu kampanye, propaganda.
4. Media Politik yaitu mimbar, Pers, Elektrotik dll.
5. Efek yaitu persuasif dan koersif.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dalam makalah ini sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA


Cangara Hafied, 2009. Komunikasi Politik, Konsep, Teori, Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Muhtadi Saeful Asep. 2008. Komunikasi Politik Indonesia, Dinamika Islam Politik Pasca Orde Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sobur Alex. 2013. Semiotika Politik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Subiakto Henry, Ida Rachmah. 2012. Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nimmo Dan, 2006. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929