loading...

Histori Imam Hanafi Dan Histori Imam Maliki

January 16, 2013
loading...
KATA PENGANTAR

Assalamu’aiakum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya sehingga makalah kami dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam makalah ini, kami telah menjelaskan beberapa histori antaranya Histori Imam Hanafi dan Histori Imam Maliki.

Harapan kami dengan kita mempelajari tentang histori-histori tersebut, kita paham dan mengerti tentang histori-histori yang kami jelaskan dalam makalah kami ini.

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Histori merupakan suatu sejarah atau cerita, yang menceritakan orang tersebut dari ia lahir sampai ia wafat. Hal itu juga mencakup tentang riwayat hidup seseorang.

Maka terlahirlan histori 5 mazhab, diantaranya yang sesuai kami bahas ini yaitu Imam Hanafi dan Maliki. Dengan adanya pembelajaran histori Imam Hanafi dan Imam Maliki kita dapat mendalam dan mengetahui tentang histori suatu mazhab tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Siapa Imam Hanafi itu?

2. Siapa Imam Maliki itu?

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kependidikan Islam.

2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Histori Imam Hanafi dan Imam Maliki.

3. Agar kita lebih tahu tentang Histori Imam Hanafi dan Imam Maliki.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Imam Hanafi

Imam Abu Hanifah, pendiri mazhab Hanafi adalah Abu Hanifah An – Nukman bin Tsabit bin Zulfi At-Tamimi. Beliau masih mempunyai pertalian hubungan kekeluargaan dengan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Imam Hanafi dilahirkan di Kufah pada tahun 150 H / 699 M, pada masa pemerintahan Al-Qalid bin Abdul Malik, Abu Hanifah selanjutnya menghabiskan masa kecil dan tumbuh menjadi dewasa di sana. Sejak masih kanak-kanak, beliau telah mengkaji dan menghafal Al-Qur’an. Beliau dengan tekun senantiasa mengulang-ulang bacaannya, sehingga ayat-ayat suci tersebut tetap terjaga dengan baik dalam ingatannya, sekaligus menjadi beliau lebih mendalam makna yang terkandung ayat-ayat tersebut. Dalam hal memperdalam pengetahuannya tentang Al-Qur’an beliau sempat berguru kepada Imam Asin, seorang ulama terkenal pada masa itu.

Selain memperdalamkan Al-Qur’an, beliau juga aktif mempelajari ilmu fiqih. Dalam hal ini kalangan sahabat Rasul, diantaranya kepada Anas bin Malik dan Abdullah bin Aufa dan Abu Tufail Amir. Keluarga Abu Hanifah sebenarnya adalah keluarga pedagang. Beliau sendiri pernah sempat terlibat dalam usaha perdagangan, namun hanya sebentar sebelum beliau memusatkan perhatian pada soal-soal keilmuan. Beliau di kenal sebagai orang yang tekun dalam mempelajari ilmu, beliau pernah belajar fiqih kepada ulama yang paling terpandang pada masa itu, yang bernama Humad bin Abu Sulaiman, tidak kurang dari 18 tahun lamanya. Setelah wafat gurunya, imam Hanafi kemudian mulai mengajar dibanyak majlis ilmu di Kufah. Sepuluh tahun sepeninggalan gurunya, yakni pada tahun 130 H. Imam Abu Hanafi pergi meninggalkan Kufah menuju Mekah. Beliau tinggal beberapa tahun di Sara, dan di tempat itu pula beliau bertemu dengan salah seorang murid Abdullah bin Abbas ra.

Imam Abi Hanafi di beri gelar “Ahlur Ra’yi” karena ia lebih banyak memakai argumentasi akal dari pada ulama lainnya. Ia juga menggunakan klas dalam menetapkan suatu hukum.

Dasar-dasar yang dipakai dalam menetapkan suatu hukum:

a. Kitab Allah SWT (Al-Qur’an)

b. Sunnah Rasulullah SAW

c. Fatwa-fatwa dari para sahabat

d. Kias

e. Istihsan

f. Ijmak

g. ‘Urf yaitu adat yang berlaku dimasyarakat Islam

Dasar-dasar itulah yang kemudian dikenal dengan “Dasar Mazhab Hanafi”.

Kitab-kitab yang ditulis sendiri oleh Imam Hanafi, yaitu:

- Al-Fara’id, yang khusus membahas masalah waris dan segala ketentuannya menurut hukum Islam.

- Asy-Syurut, yang membahas perjanjian.

- Al-Fiqh Al-Akbar, yang membahas ilmu kalam atau teologi dan diberi syarah (penjelasan) oleh Imam Abu Mansur Muhammad Al-Maturidi dan Imam Abu Al-Muntaha Al-Maula Ahmad bin Muhammad Al-Magnisawi.

Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan mazhab Hanafi:

• Banyaknya murid Abu Hanifah yang giat menyebarluaskan pendapatnya dan menjelaskan prinsip-prinsip dasar mazhab fiqihnya.

• Datang generasi berikutnya, setelah masa murid-muridnya, yang mengembangkan metode istinbat berdasarkan sebab-sebab hukum kemudian mencocokkannya dengan setiap peristiwa pada setiap masa.

• Tersebarnya mazhab ini diberbagai negara yang mempunyai tradisi yang berbeda.

Semasa hidupnya Imam Abu Hanifah dikenal sebagai seorang yang sangat dalam ilmunya, ahli zuhud sangat tawadhu’ dan sangat teguh memegang ajaran agama. Beliau tidak tertarik kepada jabatan-jabatan resmi kenegaraan, sehingga beliau pernah menolak tawaran sebagai hakim (qadh) yang ditawarkan oleh Al-Mansur. Karena penolakannya itu beliau kemudian dipenjarakan hingga akhir hayatnya.

Imam Hanafi wafat pada tahun 150 H / 767 M. Pada usia 70 tahun. Beliau dimakamkan diperkuburan khizra. Pada tahun 450 H / 1066 M, didirikan sebuah sekolah yang diberi nama Jami’ Abu Hanifah.

2. Imam Maliki

Imam Malik bin Anas bin Mallik bin Abi Amir Al-Asbahi, pendiri mazhab Maliki, dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H. Beliau berasal dari Kabilah Yamaniah. Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-majelis ilmu pengetahuan, sehingga sejak kecil itu pula beliau telah hafal Al-Qur’an. Pada mulanya beliau belajar dari Rabi’ah seorang ulama yang sangat terkenal pada waktu itu. Selain itu, beliau juga memperdalam Hadist kepada Ibn Syihab, disamping juga mempelajari ilmu fiqh dari para sahabat.

Imam Malik adalah seorang ahli Hadist dan fiqh. Ia dipandang sebagai rawi Hadist Madinah yang paling terpercaya dan Sanad (sumber)-Nya paling sigah terpercaya. Karya Imam Malik yang terbesar adalah Kitab Al-Muwatta’ yang merupakan Kitab Hadist pertama disusun Al-Muwatta’ juga merupakan Hadist dan fiqih sekaligus yang didalamnya dihimpun Hadist-Hadist dalam tema-tema fiqih yang pernah dibahas Imam Malik seperti Praktek amalan penduduk. Madinah pendapat tabi’in yang ia temui dan pendapat sahabat serta tabi’in yang tidak sempat ditemuinya. Silsilah Sanad Hadist dari Imam Malik dipandang sebagai “Silsilah Emas” atau silsilah Az-Zahb (rangkaian rawi Hadist yang dianggap paling shahih). Pada masa sebelum Imam Malik, periwayatan Hadist terbatas pada hafalan karena para ulama belum banyak mengenal sistem penulisan dan pembukuan.

Adapun metode dan dasar-dasar “Istinbat” dalam mazhab Maliki adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

Imam Malik meletakkan Al-Qur’an diatas semua dalil karena Al-Qur’an merupakan pokok syari’at dan hujjahnya. Imam Malik mengambil dari:

1. Nas yang tegas yang tidak menerima takwil dan mengambil bentuk lahirnya.

2. Mafhum Muwafaqah atau fatwa Al-Kitab, yaitu hukum yang semakna dengan satu nas (Al-Qur’an dan Al-Hadist) yang hukumnya sama dengan yang disebutkan oleh nas itu sendiri secara tegas.

3. Mafhum Mukhalafah, yaitu penetapan lawan hukum yang diambil dari dalil yang disebutkan dalam nas (Al-Qur’an) dan Hadist) pada sesuatu yang tidak disebutkan dalam nas.

b. Sunnah

Sunnah yang diambil oleh Imam Malik ialah:

1. Sunnah mutawatir.

2. Sunnah Masyhur, baik kemasyhurannya itu ditingkat tabi’in ataupun tabi’at at tabi’in (generasi sesudah tabi’in).

3. Khabar (Hadist) ahad yang didahului atas praktek penduduk Madinah dan Kias.

c. Praktek penduduk Madinah. Hal itu dipandang sebagai hujjah, jika praktek itu benar-benar dinukilkan dari Nabi SAW.

d. Fatwa sahabat.

e. Kias, Al-Maslahah Al-Mursalah dan Istihsan.

Istihsan sifatnya lebih umum yang mencakup setiap maslahat, yaitu hukum maslahat yang tidak ada nas, baik dalam tema itu dapat diterapkan kias ataupun tidak sehingga pengertian istihsan itu mencakup Al-Maslahah Al-Mursalah.

f. Az-Zara’i yaitu sarana yang membawa pada hal-hal yang diharamkan maka akan menjadi haram pula, sarana yang membawa pada hal-hal yang dihalalkan maka akan menjadi halal juga dan sarana yang membawa pada kerusakan maka diharamkan juga.

Imam Malik dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat, pernah beliau mendengar 31 Hadist dari Ibn Syihab tanpa menulisnya. Dan ketika kepdanya diminta mengulangi seluruh Hadist tersebut, tak satupun dilupakannya. Imam Malik benar-benar mengasah ketajaman daya ingatannya, terlebih lagi karena pada masa itu masih belum terdapat suatu kumpulan Hadist secara tertullis karena karunia tersebut sangat menunjang beliau dalam menuntut ilmu.

Mazhab Maliki antara lain tersebar di wilayah Hedzjaz. Di daerah ini kedudukan mazhab Maliki menjadi kuat setelah Ibnu Farhun menjadi hakim pada tahun 793 H. Mazhab ini masuk ke Mesir berkat usaha-usaha murid-muridnya, seperti Abdurrahman bin Kasim dan Usman bin Hakam, sampai datangnya mazhab Syafi’i. Di Tunisia tersebar juga mazhab Maliki tetapi kemudian dikalahkan mazhab Hanafi pada masa Syekh Asad Al-Furat At-Tunisi (Seorang Syekh pemberi fatwa pada masa pemerintahan Ziyadatullah I dari Dinasti Aglabid). Kemudian mazhab Maliki bangkit lagi pada masa Mu’iz bin Hadist. Sejak saat itu penduduk di wilayah Magrib menganut mazhab Maliki. Mazhab ini juga berhasil menguasai wilayah Andalusia, terutama pada waktu Yahya bin Yahya Al-Andalusia menjadi hakim disana. Akan tetapi, mazhab ini kurang tersebar di wilayah Islam bagian timur.

Imam Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun. Namun demikian mazhab Maliki tersebar luas dan dianut di banyak bagian di seluruh penjuru dunia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imam Abu Hanifah adalah pendiri mazhab Hanafi, nama panjangnya adalah Abu Hanifah An-Nukman bin Tsabit bin Zufi At-Tamimi. Guru beliau sangat banyak, salah satu gurunya yang terkenal bernama Imam Asin. Keluarga beliau adalah keluarga pedagang, Imam Abu Hanifah sangat dikenal sebagai orang yang tekun dalam mempelajari ilmu dan beliau juga diberi gelar “Ahlur Ra’yi”. Kitab-kitab yang ditulis sendiri oleh Imam Hanafi antaranya: Al-Fara’id, Asy-Syurut, Al-Fiq Al Akbar. Imam Maliki adalah seorang ahli Hadist dan Fiqih, beliau pada mulanya belajar pada Rabi’ah (Seorang ulama yang terkenal pada masa itu, Imam Maliki dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat idhobit).

B. Saran

Dari beberapa penjelasan di atas ada saran yang ingin kami sampaikan, sebagai generasi muda Islam yang ikut serta dalam pembangunan dan memajukan agama, bangsa dan negara. Marilah kita bersungguh-sungguh dalam belajar demi tercapainya cita-cita kita dan cita-cita bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab.
loading...
Previous
Next Post »
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929