loading...

Makalah Olahraga Bola Voli

January 18, 2013
loading...
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak negara-negara berkembang di dunia, yang sedang giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, maka seyogyanya pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas manusia sehingga terbentuknya manusia Indonesia yang terampil, cerdas, berkepribadian serta sehat jasmani dan rohani guna pembangunan bangsa.

Pembangunan di bidang olahraga merupakan salah satu aspek pembangunan yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan aspek kehidupan lainnya. Hal ini disadari sepenuhnya bahwa melalui olahraga akan dapat ditingkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta pembentukan sikap dan kepribadian yang serasi, seimbang dan selaras sesuai dengan hakekat pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Sumber daya manusia yang berkualitas itu diantaranya ditandai dengan peningkatan kesehatan jasmani dan rohani yang berwatak kepribadian, disiplin dan sportifitas yang tinggi sehingga dapat membawa rasa kebanggaan nasional. Sekolah sebagai salah satu tempat untuk memasyarakatkan olahraga hendaknya menjadi habitat utama dalam pembinaan olahraga.

Mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah tidak bisa ditinggalkan, pendidikan jasmani di sekolah dapat membantu meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani maupun rohani siswa dari kurang baik kearah yang lebih baik, sehingga pada gilirannya dapat membantu siswa belajar dengan baik sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan olahraga disekolah bertujuan untuk meningkatkan aktifitas fisik dan kesegaran jasmani serta menghasilkan manusia yang shat seperti yang disebutkan pada bagian terdahulu. Disisi lain kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat para siswa untuk berprestasi.

Pentingnya pengembangan dan pembinaan di bidang olahraga ini ditegaskan dalam masalah olahraga di Sarolangun sebagai berikut:

“Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif melalui lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan dibawah koordinasi masing-masing organisasi olahraga termasuk organisasi olahraga penyandang cacat bersama-sama dengan masyarakat demi terciptanya sasaran prestasi yang membanggakan di tingkat nasional”.

Dari kutipan diatas jelaslah bahwa peningkatan prestasi olahraga merupakan prioritas utama bangsa Indonesia. Usaha yang dilakukan pemerintah adalah menggalakkan pelaksanaan olahraga di sekolah-sekolah atau masyarakat, yang sifatnya mencari, membina dan mengembangkan prestasi olahraga di Indonesia. Dari semua usaha tersebut tujuan yang utama adalah “menggerakkan seluruh rakyat Indonesia agar berolahraga demi terbinanya bangsa yang sehat, kuat, terampil, cerdas, bersemangat, berpribadi dan bersatu”. (Koni Pusat, 1997: 6 -7)

Peningkatan presatsi bagi bangsa dan negara merupakan alasan yang tepat untuk meningkatkan pembangunan di bidang olahraga. Melalui prestasi olahraga negara-negara di dunia akan dapat mengetahui bahwa Indonesia sebagai negara berkembang juga mampu berprestasi seperti negara-negara berkembang lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut Presiden RI 1990 daalm sambutannya mengatakan bahwa:

“Dalam usaha pembangunan saat ini kita berjuang untuk membangun segala bidang, termasuk bidang olahraga. Selain itu tingginya prestasi olahraga juga dapat menumbuhkan kebanggaan nasional yang perlu dimiliki oleh bangsa yang sedang membangun seperti bangsa kita. Karena itu kita perlu terus berusaha meningkatkan presatsi”.

Prestasi merupakan salah satu dimensi penting dalam olahraga. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil tertinggi yang dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan dan target. Di dalam melakukan kegiatan olahraga diantara bermacam-macam tujuan yang ingin dicapai salah satunya adalah mencapai presatsi yang baik dan setinggi-tingginya, dan dengan target mampu memenangkan pertandingan atau perlombaan yang diikutinya.

Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga diperlukan berbagai persyaratan antara lain:

- Bakat, minat dan motivasi berolahraga pelaku

- Dukungan moral dan material dari keluarga

- Proses pembinaan secara berkesinambungan, terprogram, menggunakan pendekatan dan metode yang baik, dalam waktu yang relatif lama

- Dukungan sarana dan prasarana yang memadai

- Kondisi lingkungan fisikal, geografis-klimatologis dan sosiokultural yang kondusif (Sugianto, 2000: 1)

Berdasarkan pada kutipan diatas, jelaslah untuk mencapai suatu hasil yang maksimal diperlukan suatu kerja yang terarah dan terencana dan memperhatikan segala aspek yang turut mendukung tercapainya suatu prestasi yang diharapkan, terutama bakat dan minat.

Bakat olahraga pada dasarnya bersifat potensial atau terpendam, hanya akan tampak apabila pemilik bakat memperoleh kesempatan yang cukup untuk melakukan kegiatan olahraga. Melalui kesempatan itulah potensi dapat muncul menjadi kenyataan. (Sugianto, 2001: 2)

Disamping itu minat berolahraga dapat muncul karena ketertarikan kepada olahraga melalui melihat atau mendengar dimana yang bersangkutan dapat memperoleh persepsi bahwa olahraga itu menyenangkan dan bermanfaat bagi sipelakunya.

Untuk itu perlu diperhatikan, bahwa kegiatan olahraga harus dilaksanakan secara terkoordinir, terorganisir dan kontiniu serta dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan secara ilmiah, agar kegiatan tersebut dapat mengembangkan komponen-komponen kondisi fisik seperti: kekuatan, kecepatan, daya tahan, fleksibelitas dan lain-lain, sehingga pada akhirnya dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan generasi muda untuk melaksanakan kerja maupun olahraga.

Sarolangun sebagai salah satu provinsi di Indonesia berupaya mengejar ketinggalan-ketinggalan dibidang presatsi olahraga. Banyak hal yang telah dilakukan agar tercapainya prestasi tersebut tetapi masih ada cabang olahrag lain yang belum mampu memperlihatkan prestasi yang menggembirakan, pada hal pola pembinaan yang dilakukan sudah maksimal dan terarah tanpa membedakan cabang olahraga.

Salah satu dari sekian banyak cabang olahraga yang dikembangkan di Sarolangun adalah cabang olahraga Bola Voli. Cabang ini dikembangkan melalui PBVSI yang terdiri dari beberapa jalur pembinaan. Sebagai induk organisasi PBVSI telah berupaya sesuai dengan kemampuannya untuk melakukan pembinaan seperti berdirinya perserikatan atau club-club olaharag Bola Voli yang ada didaerah-daerah. Perserikatan atau club-club tersebut diharapkan mampu melahirkan atlet Bola Voli yang akhirnya akan memperkuat tim nasional Indonesia khususnya Sarolangun dalam kejuaraan-kejuaraan nasional maupun wilayah.

1.2. Batasan Masalah

Agar tidak terajdi penafsiran yang berbeda dan supaya adanya persepsi yang sama dalam menelaah penelitian ini, maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alat pada cabang olahraga bola voli di modifikasi oleh guru

2. Hasil belajar terhadap pelajaran olahraga bola voli passing atas

1.3. Rumusan Masalah

Berpedoman dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Apakah terdapat pengaruh alat dan hasil belajar dengan cara memodifikasi alat lebih efektifitas?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat:

1. Sebagai teoritik dan praktis, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang “Efektifitas memodifikasi alat untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar pokok bahasan passing atas pada olahraga bola voli”

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pembinaan prestasi khususnya dalam pengembangan dan peningkatan passing atas

3. Penelitian ini juga merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pendidikan olahraga dan kesehatan

1.5. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara memodifikasi alat yang dilakukan guru terhadap hasil belajar dan peningkatan aktivitas siswa untuk berolahraga bola voli passing atas”.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Belajar Passing Atas

Mengingat pentingnya passing atas berfungsi sebagai pengumpan dalam melakukan serang (smash) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hasil belajar passing atas antara lain dengan sikap:

1. Bermain dengan lempar tangkap 1 lawan 1 dalam bentuk pertandingan

2. Bermain dengan lempar tangkap 2 lawan 2 dan 3 lawan 3 dalam pertandingan

3. Bola ditangkap kemudian di toss (lempar keatas)

4. Sikap berbaris satu-satu ke belakang. Pelatih berada didepan barisan anak-anak (siswa kelas III dan IV) melakukan gerakan-gerakan, pelatih melempar bola, anak-anak menangkap bola dengan sikap pass atas kemudian bola plastik di toss (dilepas keatas)

2.2. Terampilan Bermain Bola Voli

Apabila diperhatikan bola voli mini maka akan terlihat adanya gerakan memvoli dan memantulkan bola di udara dengan menggunakan berbagai bentuk tekhnik gerakan seperti servis, pass bawah dan pass atas, smash dan blok.

Proses bermain bola voli mini dalam kenyataannya adalah penerapan rangka tekhnik-tekhnik bermain yang erat sekali hubungannya. Dimulai dari servis, passing atas dan bawah, blok bertahan di lapangan belakang.

Selanjutnya apabila dilihat ide atau tujuan dari permainan bola voli merupakan permainan yang mempunyai ide untuk berusaha memantulkan bola dengan melakukan penyerangan ke daerah lawan dan mempertahankan daerah kita dari serangan lawan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli merupakan suatu permainan anak usia SD yang bertujuan membangun dan melakukan penyerangan (smash) ke daerah lawan dengan mempergunakan tekhnik-tekhnik servis – pass atas, bawah serta berusaha mempertahankan dan membendung serangan lawan dengan jalan memblok kemudian bertahan di derah belakang.

Yang dibutuhkan dalam permainan bola voli meliputi kekuatan otot, tangan, bahu, kaki, kelentukan dan kecepatan kelincahan.

Makanya dalam meningkatkan aktifitas keterampilan pembelajaran passing atas hal yang perlu diperhatikan:

1. Kaki kangkang sedikit serong kiri atau kanan

2. Lutut di tekuk serta badan condong ke depan

3. Tangan di tekuk, telapak tangan membuat mangkok dan tempatkan percis di depan muka

4. Pandangan ke arah bola, gerakan yang harmonis kaki, badan dan tangan saling berkoordinasi

Mengingat pentingnya passing atas diharapkan siswa melakukannya dengan baik dan benar.

2.3. Pengenalan Bola Voli

Permainan bola sekarang sudah berkembang berkat seorang Bangsa Amerika G. Morgen. Perkembangan bola voli dunia maupun di Indonesia sendiri sudah maju dengan pesat.

Hal ini mempunyai modal dasar bagi PBVSI Pusat maupun provinsi dan daerah, begitu juga khusus pelatih pembinan bola voli pada umumnya untuk terus mengembangkan serta meningkatkan mutu perbola volian nasional kita baik daerah-daerah maupun tingkat provinsi.

Salah satu usaha untuk ini adalah menerapkan tekhnik-tekhnik dasar bola voli sedini mungkin kepada anak-anak sekitar usia 9 – 12 tahun melalui bola voli ini karena anak-anak anak lebih mudah dan cepat menyerap tekhnik dasar bola voli di bandingkan dengan orang dewasa.

Disamping permainan bola voli memerlukan waktu pembinan yang cukup lama dari awal sampai menjadi pemain yang baik diperlukan waktu yang cukup panjang melalui tahap-tahap atau program-program latihan yang jadwal (terencana).

2.4. Tekhnik Passing Atas

Passing atas adalah berfungsi sebagai pengumpan untuk melakukan spek (bogiat) diakhiri dengan serangan (smash).

Tekhnik-tekhnik untuk melakukannya passing atas adalah sebagai berikut:

Kaki kangkang sedikit serong kiri atau kanan, lutut ditekuk kemudian badan condong kedepan, tangan di tekuk, telapak tangan membuat mangkok percis di depan muka, pandangan lurus kedepan, kearah bola, gerakannya harmonis kaki, badan dan tangan.

2.5. Peralatan Untuk Permainan Bola Voli

Peralatan untuk pemain bola voli ini penulis memodifikasikan sebagai berikut:

1. Bola plastik, berat 0,125 gram, keliling 0,20 cm

2. Lapangan permainan passing atas 3 x 6 M

3. Peluit

4. Buku data siswa

5. Neet, 180 m putra/150 m putri

2.6. Modifikasi Passing Atas

Ada 3 modifikasi di dalam passing atas tersebut antara lain:

1. Passing atas bentuk barisan

Anak dibentuk dua barisan kebelakang saling berhadapan, kemudian bola dilambungkan keudara kemudian siswa menangkap bola lalu diberikan ke temannya yang lain terus saling bergantian sesudah dapat bola harus pindah ke barisan belakang.

Contoh :

2. Passing atas menggunakan dinding

Siswa dibentuk 4 barisan. Setiap 4 barisan ada 5 susun di dalam barisan tersebut. Masing siswa memegang bola plastik kemudian bola dipantul ke dinding beton yang rata dengan ketinggian 1,50 M. Sesudah memantulkan bola pindah ke belakang. Pelaksanaannya bola plastik harus di tangkap jangan sampai jatuh. Lihat gambar passing menggunakan dinding.

3. Passing atas dalam lingkaran

Ada 5 lingkar yang berdiameter 2 M, masing-masing siswa berada di dalam lingkaran, kemudian setiap siswa memegang bola plastik tersebut dan kemudian di lemparkan (passing) ke udara dengan ketinggian 2 M. Lihat gambar passing dalam lingkaran.

Belum selesai, sebagian data hilang...........
loading...
Previous
Next Post »
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929