loading...

Makalah tentang Sifat Boros

January 23, 2013
loading...
1) Sifat Boros

Hadis Nabi Muhammad saw :

Artinya : Dari Jabir r.a bahwasanya Rosulullah saw bersabda : “Apabila suapan salah seorang diantara kamu sekalian itu terjatuh maka ambillah dan bersihkan kotoran yang melekat padanya serta makanlah dan janganlah ia mengusap tangannya dengan sapu tangan (mencuci tangan) sebelum ia membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada jari-jarinya karena sesungguhnya ia tidak mengetahui bagian manakah itu yang mengandung berkah”. (HR Muslim).

Hadis diatas memberikan isyarat bahwa sesuatu yang masih dapat memberikan manfaat dalam hidup ini tidak boleh disia-siakan suatu contoh makanan yang menempel pada jari-jari sebelum dicuci tangan itu harus diusahakan dimakan sisa-sisanya.

Pemboros artinya membelanjakan harta, atau membeli sesuatu tanpa dipikirkan kegunaanya. Orang yang boros akan membeli apa saja menurut selera yang muncul pada waktu itu. Kadang-kadang barang yang dibeli itu tidak sebenarnya sudah ada dan masih bisa digunakan. Namun barang-barang yang sudah lama itu tidak dipakai lagi bahkan dibuang begitu saja. Demikianlah keinginana itu selalu muncul dan akan dipenuhinya., selama masih ada uang. Kalau uangnya habis ia akan berusaha sekuat tenaga walau apapun yang terjadi. Dia mudah tergoda oleh setan sehingga berat untuk meninggalkanya.

Sifat boros bukan hanya terdapat pada harta, tetapi dapat juga terjadi dalam hal yang lain. Misalnya boros dalam penggunaan tenaga, boros dalam penggunaan listrik, boros dalam memakai air, melakukan suatu hal yang tidak bermanfaat, membuang-buang waktu dan banyak lagi contoh-contoh lain yang termasuk boros.

Allah tidak menyukai orang-orang yang boros. Pemboros-pemboros sudah dicap oleh Allah sebagai teman setan. Jadi orang-orang yang boros kelakuannya sama dengan setan dan cocok menjadi teman setan.

Rosulullah telah memberikan contoh kepada kita untuk tidak boros. Mulai dari pakaian yang dipakainya, hartanya dan lain sebagainya. Nabi Muhammad saw tidak pernah boros bahkan memanfaatkan apa-apa yang masih bisa digunakan.

Cara mengatasi sifat boros ini adalah dengan berhemat dan yang lebih penting lagi kita harus menyadari bahwa harta, kekayaan (dunia) tidak dapat kita bawa ke akhirat nanti, yang akan kita bawa adalah amalan dan perbuatan yang telah kita lakukan di dunia. Untuk itu mulai dari sekarang kita harus bisa berhematdan membiaskannya. Berhemat tidak sama dengan kikir. Orang yang berhemat tidak menghambur-hamburkan harta untuk keperluan yang tidak penting. Orang yang kikir bakhil adalah orang yang susah mengeluarkan uangnya kecuali terpaksa.

Nabi Muhammad saw bukan hanya mencontohkan kepada makanan saja tetapi juga pada waktu. Didalam hadis ini nabi muhammad saw sangat menghargai makanan walau hanya sisa-sisa makanan yang menempel dijari dan makanan yang telah jatuh juga diambil kembali karena nabi muhammad saw begitu menghargai nikmat.

Dari uarian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap boros itu dilarang dan nabi mengajarkan sifap hemat. Satu-satunya cara mengatasi sifat boros yaitu dengan berhemat.

2) Hadis yang berkenaan dengan sifat marah

Artinya: Bukanlah disebut orang yang gagah itu orang yang ahli gulat dan lekas marah, tetapi orang yang gagah itu adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia marah. (H.R. Bukhari Muslim).

Hadist diatas memberiakan gambaran tentang sifat marah.Yang dimaksud dengan marah itu ialah bangkit atau meluapnya darah yang disebabkan oleh hal tertentu karena hendak melawan. Marah membuat gejolak dan menggelegarkan darah dalam jantung yang kemudian menyebar keseluruh urat-urat. Darah naik dari jantung kebagian atas bagaikan air yang mendidih didalam periuk, karenanya darah yang menyebar kemuka membuat muka menjadi merah.

Marah menghabiskan tenaga, orang yang tidak dapat menahan marah pasti akan melampiskan sakit hatinya atau melakukan pembalasan sehingga ia bisa merasa tenang. Orang yang lekas marah ia akan hilang kendali baik akal maupun agama, orang tersebut tidak mampu menimbang bahkan bisa membabi buta.

Pada hadis diatas Rosulullah telah menilai orang yang gagah bukan orang yang ahli gulat dan lekas marah, tetapi orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia marah. Orang yang lekas marah tanpa mampu mengendalikannya sebenarnya orang yang lemah, yaitu lemah dalam mengendalikan nafsu amarahnya. Orang tersebut kelihatannya jago, tetapi sebenarnya adalah orang yang lemah.

Manusia tidak pernah luput dari sifat marah. Ada hal-hal yang wajar membuat orang marah contohnya pabila agama atau keyakinan kita diinjak-injak oleh orang kafir sudah sepantasnya kita marah. Asalkan kita dapat mengendalikannya, dan marah itu dengan cara yang sewajarnya saja. Marah berkenaan dengan sifat sabar. Orang yang bisa mengendalikan diri itu berarti adalah orang yang sabar.Untuk menghindari sifat pemarah bisa kita lakukan dengan cara bersabar.

Menurut imam Al- Ghazali marah dibagi kedalam 3 kelompok :

1. Tingkat rendah

2. Tingkat sederhana

3. Tingkat berlebihan

1. Tingakat rendah

Orang yang bertenaga marah tingkat rendah adalah tidak baik.Orang tersebut tidak bersemangat, tidak berwibawa dan sangat lemah pula menanggulangi bahaya yang mengancam dirinya. Ia jarang bahkan hampir tidak pernah marah walaupun hal tersebut seharusnya dan sewajarnya ia harus marah. Contohnya bila keyakinan kita diinjak-injak dan dilecehkan oleh orang lain.

2. Tingkat sederhana

Marah pada tingkat ini adalah marah yang baik atau terpuji, sebab marah yang sederhana atau wajar ialah marah yang sepenuhnya dibawah kendali akal dan agama. Ia bangkit dimana perlu dan menurut kadar yang sesuai. Ia juga dapat denga mudah dipadamkan.

3. Tingkat Berlebihan

Orang yang mempunyai tingkat marah yang berlebihan sangat tidak baik. Hal sekecil apapun/persoalan sekecil apapun dapat membuat ia marah. Padahal sebenarnya hal itu tidak wajar untuk terlalu dibesar-besarkan. Marah yang demikian itu dapat menimbulkan kemudharatan bagi orang yang dimarahi dan orang yang marah itu sendiri.

Untuk menghindari orang yang pemarah ini Rosulullah memberi petunjuk cara mengatasinya, yaitu antara lain dengan jalan ia segera duduk, dan jika masih juga marah maka ia berbaring dan jika masih marah juga agar segera pergi berwudhu untuk mendinginkan hatinya yang panas. Sebelum itu dapat juga dengan berta’audz dan banyak beristighfar dan memohon ampun kepada Allah.

Pada hadis tersebut kita telah diberikan nasehat atau petunjuk agar tidak lekas marah dan dapat mengendalikan diri dari sifat marah yang berlebihan. Nabi Muhammad saw telah memberikan contoh kepada kita bahkan dalam hal bersikap. Nabi Muhamad saw tidak lekas marah dan dapat mengendalikan marahnya.

Daftar Pustaka

Abdul aziz,1994. HADIS SIFAT TERCELA. Bandung : PT Alma’arif, cet. Ke-1.
loading...
Previous
Next Post »
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929