loading...

Qashash al-Quran

April 30, 2013
loading...
Qashash al-Quran

I.PENDAHULUAN
I. A. Latar Belakang
Segala puji bagi Allah yang menguasai segalanya. Untuk memahami sebuah keilmuan khususnya ilmu al-Quran, haruslah meneliti kajian tersebut secara mendalam. Karena, teramat urgennya al-Quran dalam realita kehidupan bagi umat islam. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Semua kandungan al-Quran memiliki kekhususan tersendiri, terlebih lagi dari sisi sejarah yang termaktub didalamnya. Banyak cerita-cerita yang mencerminkan kehidupan, baik yang masa lalu, sekarang, serta yang akan datang. Tergantung pada prespektif individu memahami arti al-Quran itu, semua telah tergambarkan didalamnya. Pembahasan tentang wanita misalnya, ada kisah suami istri yang taat dan bertaqwa kepada Allah, ada pula kisah yang menceritakan suami yang taat dan bertaqwa kepada Allah namun istrinya tidak demikian, tidak taat dan bertaqwa kepada Allah, ada pula kisah yang menceritakan istri yang taat dan bertaqwa kepada Allah, namun suaminya malah sebaliknya. Dan ada pula kisah suami dan istri yang kedua-duanya tidak taat dan tidak bertaqwa kepada Allah.Nau dzubillah
Maha suci Allah, begitu indah bahasa al-Quran tak satu orang pun yang mampu menandingi tata bahasanya. Keistimewaannya tak tertandingi dengan bait syair apapun. Memiliki kenikmatan tersendiri ketika membacanya, ketenangan dan kedamaian yang tak dapat dituturkan dengan kata-kata. Setiap huruf yang dibaca memiliki pahala tersendiri. Bagaimana tidak? Itulah kemukjizatan al-Quran, mukjizat yang abadi, yang tak bisa didapati selain orang-orang yang bersih hatinya. Oleh karena itu,penulis berharap dengan adanya makalah yang membahas tentang Qashash al-Quran ini, dapat dijadikan pedoman serta motivasi terhadap diri kita untuk lebih lagi mendalami kajian-kajian al-Quran.
I.B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Qashash al-Quran?
2. Apa saja Jenis-jenis kisah dalam al-Quran?
3. Apa faedah kisah-kisah al-Quran?
4. Apa maksud pengulangan kisah dan apa hikmahnya?
5. Bagaimana peranan kisah al-Quran?


II.PEMBAHASAN
II.A. Apa pengertian Qashah al-Quran?
Al-Quran telah banyak menceritakan kisah orang-orang dahulu dari para Nabi dan selain Nabi, di antaranya mengenai kisah orang mukmin dan kisah-kisah orang kafir. Al-Quran telah membicarakan kisah-kisah yang disebutkannya. Ia menjelaskan hikmah dari penyebutannya, manfaat apa yang dapat kita ambil darinya, pembahasan apa yang memuat pelajaran hidup, konsep memahaminya, dan bagaimana cara berinteraksi dengannya. Kita harus merenungi pembicaraan al-Quran tentang kisah-kisahnya supaya renungan ini menjadi pengantar bagi pembicaraan kita tentang kisah-kisah didalam al-quran serta hal-hal yang berkaitan dengannya.
Secara bahasa berasal dari kata القصّ yang artinya mencari atau mengikuti. Kata القصص adalah bentuk masdar, seperti firman Allah:
قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا
Maksudnya, kedua orang dalam ayat itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Dan firman-Nya melalui lisan ibu Musa kepada saudaranya yang perempuan. Yang artinya:
” Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: ikutilah dia”
Maksudnya, ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya.
Al-Quran telah menyebutkan kata qashash dalam beberapa konteks, pemakaian, dan tashrif nya, dalam bentuk fi’il madhi (kata kerja lampau), fi’il mudhari’ (kata kerja sedang), fi’il amr (kata kerja perintah), dan dalam bentuk mashdar (kata benda). Imam ar-Raghib al-Ishfahani mengatakan dalam kitab Mufradat-nya (al-Mufradat fi Gharib Al-Quran) tentang kata qashash, القصص berarti ”mengikuti jejak”.
Secara istilah qashash berarti sesuatu yang tertulis, menerangkan kejadian, keadaan, hikayat, perkara yang membeberkan keadaan yang benar terjadi, ia dibangun diatas kaidah yang telah ditetapkan, dengan menjaga nilai seni dan keindahan kandungannya yang tertulis. Atau secara ringkasnya ialah suatu perkara dan kejadian yang dikisahkan. Sedangkan yang dimaksud dengan قصص القرأن ialah اخبا ره عن أحوال الامم الماضية، والنبوات السابقة، والحوادث الواقعة. Maksudnya ialah pemberitaan al-Quran tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-Quran banyak mengandung keterangan tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona. Di dalam al-Quran kita dapati banyak kisah para Nabi, Rasul dan umat dahulu kala. Maka yang dimaksud dengan kisah-kisah itu, ialah pengajaran-pengajaran dan petunjuk-petunjuk yang berguna bagi para penyuruh kebenaran dan bagi orang-orang yang diseru kepada kebenaran. Lantaran inilah maka al-Quran tiada menguraikan kisahnya seperti kitab sejarah, tetapi memberi petunjuk. Petunjuk itu bukan dalam mengetahui hari kelahiran Rasul dan keturunan serta kejadian-kejadiannya. Tetapi petunjuk itu di dapati dalam cara Rasul mengembangkan kebenaran dan dalam penderitaan-penderitaan yang di alami oleh para Rasul itu pula.
Di dalam buku Studi al-Quran karangan Kadar M. Yusuf, dijelaskan bahwa isi kandungan al-Quran yaitu: akidah, akhlak, hukum, dan sejarah. Sejarah yang termuat dalam al-Quran lebih merupakan sebagai metode atau cara pembelajaran akidah, hukum dan akhlak. Hal itu tergambar dalam setiap pemaparannya tentang sejarah selalu dihubungkan dengan salah satu dari ketiga aspek tersebut. Perbincangan sejarah selalu dihubungkan dengan ketaatan, keingkaran, keimanan, dan kekafiran. Oleh sebab itu, perbincangan al-Quran mengenai sejarah tidaklah bertujuan agar manusia menguasai pengetahuan sejarah, tetapi bagaimana sejarah dapat mengantarkan manusia kepada pribadi yang sadar bahwa dia adalah makhluk Allah yang perlu patuh dan bersyukur kepada-Nya. Hal ini merupakan prinsip al-Quran dalam melihat sejarah, penguasaan materi sejarah tidak terlalu penting, yang terpenting adalah efektifnya. Berdasarkan prinsip ini kisah dalam al-Quran mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu sebagai berikut :
1. Kisah dalam al-Quran selalu tidak tuntas dan detail.
2. Kisah dalam al-Quran selalu terulang.
3. Kisah dalam al-Quran kadangkala tidak menyebutkan tokoh dalam cerita.
4. Kadang-kadang kisah tidak dimulai dari awal peristiwa, tetapi mungkin dari pertengahan.
II.B. Apa saja jenis-jenis kisah dalam al-Quran?
Dalam surat Yusuf, Allah S.W.T. memberi karakter terhadap kisah al-Quran sebagai suatu kisah terbaik. Allah S.W.T. berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِين َإِذْ قَالَ يُوسُفُ لأبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

”Sesugguhnya Kami menurunkannya berupa al-Quran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepdamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukannya) adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. Ingatlah, ketika Yusuf berkata kepada Ayahnya, wahai Ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.”
Kisah al-Quran memang benar-benar merupakan kisah yang terbaik dan seolah-olah al-Quran mengajak kita melalui karakter ini untuk merasa cukup dengan apa yang diceritakan al-Quran kepada kita dari peristiwa-peristiwa orang-orang dahulu, dan untuk tidak melanggar al-Quran seraya berpaling kepada sumber-sumber manusia , seperti israiliyat dan dongeng-dongeng mitologi, dimana kita ingin mencari-cari rincian cerita yang tidak disebutkan oleh al-Quran.
Jenis-jenis kisah dalam al-Quran:
1. قصص الأنبياء Kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya,mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammad S.A.W dan Nabi-nabi serta Rasul-rasul lainnya.
2. قصص قرأني يتعلق بحواد ث غابره، وأشخاص لم تثبت نبوتهم Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang putra Adam, penghuni gua, Dzulkarnain, orang-orang yang menangkap ikan pada hari sabtu, Maryam, Ashabul Ukhdud, Ashabul Fil (pasukan gajah) dan lain-lain.
3. قصص يتعلق بالحوادث التي وقعت فى زمن رسول الله
Seperti perang Badar dan perang Uhud dalam surah Ali ‘imran, perang Hunain dan Tabuk dalam surah At-Taubah, perang Ahzab dalam surat Al-Ahzab, hijrah, isra’ mi‘raj, dan lain-lain.
II.C. Apa faedah kisah-kisah al-Quran?
1. إيضاح أسس الدعوة إلى الله وبيان أصول الشرائع التي بعث بها كل نبي
Yakni menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Nabi
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ
”Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami mewahyukan kepadanya,bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.”
Pengajaran yang tinggi yang menjadi cermin perbandingan segala umat,di dalamnya kita dapati akibat kesabaran, sebagaimana sebaliknya kita dapati akibat keingkaran. Secara ringkasnya mendengarkan kisah-kisah al-Quran, merenungkan dan memperhatikannya, akan menggiring kita untuk berfikir. Berfikir merupakan kerja akal di mana manusia mengaktifkan daya fikirnya dan mendayagunakan akalnya, lalu merenungkan pembahasa kisah yang memuat nasihat dan pelajaran. Al-Quran menginginkan kita senantiasa berfikir dan mengambil pelajaran, dan ia mengajak kita dalam banyak ayat untuk berfikir dan mengambil pelajaran, sebagaimana dalam firman-Nya :
قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا
”Katakanlah, Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu mengahadap Allah (dengan ikhlas) berdua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu fikrkan tentang (Muhammad)”
2. تثبيت قلب رسول الله صلى الله عليه وسلم وقلوب الأ مة المحمدية على دين الله وتقوية ثقة المؤمن بنصرة الحق وجنده، وخذلا ن الباطل وأهله
Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.Mengokohkan Nabi Muhammad S.A.W. membuktikan kebenarannya. Muhammad S.A.W.adalah seorang ummy dan yang hidup dalam masyarakat yang ummy. Maka bagaimana ia dapat meriwayatkan sejarah-sejarah yang penting kalau bukan yang demikian itu dari wahyu.
Firman Allah:
وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
”Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”
Peneguhan hati atas kebenaran, superioritasnya dengan kebenaran atas semua kekuatan batil, rangsangannya terhadap apa yang ada di sisi Allah, keyakinannya akan janji Allah, tetapnya bersama tentara Allah, perlawanannya terhadap musuh-musuh Allah, konsistennya dengan manhaj ini sampai bertemu Allah. Semua nilai ini didapatkan oleh orang-orang mukmin dari kisah orang-orang dahulu dan kisah para Rasul.
3. تصديق الأنبياء السابقين وإحياء ذكراهم وتخليد آثارهم
Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalan.
4. إظهار صدق محمد صلى الله عليه وسلم في دعوته بما أخبربه عن أحوال الماضين عبر القرون والأجيال
Menampilkan kebenaran Muhammad S.A.W. dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5. مقارعته اهل الكتاب بالحجة فيما كتموه من البينات والهدى وتحديه لهم بما كان في كتبهم قبل التحريم والتبديل
Menyingkap kebohongan ahli kitab dengan cara membeberkan keterangan yang semula mereka sembunyikan, kemudian menantang mereka dengan menggunakan ajaran kitab mereka sendiri yang masih asli, yaitu sebelum kitab itu diubah dan diganti.
6. والقصص ضرب من ضروب الأدب Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar mempengaruhi jiwa.
Kisah-kisah al-Quran juga memberi petunjuk kepada para penyeru, jalan-jalan yang harus mereka turuti dalam melaksanakan seruan dan dalam menghadapi kaum-kaum yang ingkar. Firman Allah:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (Kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
Mengapa kisah al-Quran dijadikan sebagai suatu pelajaran(’ibrah)? ’Ibrah diambil dari kata akar ’ubur yang artinya menyeberang. Ketika seseorang menjumpai kisah-kisah orang dahulu dalam al-Quran, seolah-olah ia menyeberang ke masa orang-orang dahulu, seolah-olah dia terlepas dari ikatan masa dan tempat serta terbebas dari belenggu realita, melampaui pandangan terbatas yang pendek, meluncur kepada dunia yang luas dari sejarah orang-orang lama dan kisah orang-orang dahulu, lalu ia hidup bersama mereka, memantau dan mengambil pelajaran dari mereka.

II.D. Apa maksud pengulangan kisah dan apa hikmahnya?
Al-Quran banyak mengandung kisah-kisah yang diungkapkan secara berulang kali di beberapa tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalam al-Quran dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Di satu tempat ada bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar, dan sebagainya.
Di antara hikmahnya ialah :
1. Setiap kisah yang dikemukakan memiliki keutamaan tersendiri dan kisah yang belum disebutkan pada kisah sebelumnya maka akan disebutkan pada kisah yang akan datang, dan ini juga menjadi bukti yang nyata bahwa pengulangan kisah itu tidak membuat orang bosan untuk membacanya. Disinilah letak keistimewaan balaghah dalam al-Quran, sebab keistimewaan balghah itu ialah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda.
2. Menunjukkan kehebatan mukjizat al-Quran. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa al-Quran itu datang dari Allah.
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih berkesan dan melekat dalam jiwa. Karena itu pada dasarnya pengulangan merupakan salah satu metode pemantapan nilai. Misalnya kisah Musa dengan Fir’aun. Kisah ini menggambarkan secara sempurna pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebatilan. Dan sekalipun kisah itu sering diulang-ulang, tetapi pengulangannya tidak pernah terjadi dalam sebuah surat.
4. Setiap kisah memiliki maksud dan tujuan berbeda. Karena itulah kisah-kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya itulah yang diperlukan, sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.
5. Setiap kisah yang diungkapkan didalam al-Quran memiliki banyak pelajaran dan uslub-uslub yang berbeda.
Seorang muslim sejati adalah orang yang beriman bahwa al-Quran adalah kalamullah. Kisah al-Quran adalah tidak lain dengan pengertian hakekat dan fakta sejarah yang dituangkan dalam untaian kata-kata indah dan pilihan serta dalam uslub sempurna. Al-Quran diturunkan dari sisi Yang Maha Pandai dan Bijaksana. Dalam berita-Nya tidak ada kecuali yang sesuai dengan kenyataan, apabila orang-orang terhormat dikalangan masyarakat enggan berkata dusta dan menganggapnya sebagai perbuatan hina paling buruk yang dapat merendahkan martabat kemanusiaan, maka bagaimana seorang yang berakal dapat menghubungkan kedustaan terhadap kalam yang maha mulia dan agung.
II.E. Bagaimana peranan kisah al-Quran?
1. Didalam dunia pendidikan dan pengajaran
Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari dan menembus relung jiwa manusia dengan mudah segenap perasaan menembus dan mengikuti alur kisah tersebut tanpa merasa jemu atau kesal. Pelajaran yang disampaikan dengan metode talqin dan ceramah akan menimbulkan kebosanan bahkan tidak dapat diikuti sepenuhnya oleh generasi muda kecuali dengan sulit serta berat dan memerlukan waktu yang cukup lama pula. Diantara metode yang mudah untuk mengajarkan al-Quran kepada anak-anak didik ialah:
a. Munaqasyah dan percakapan
b. Cerita
c. Dengan memberikan permisalan
2. Didalam dunia dakwah
Dakwah persuasif adalah proses mempengaruhi para pendengar dengan pendekatan psikologis, sehingga para pendengar mengikuti ajakan seorang da’i, adapun unsur pembentuk persuasif diantarnya: person da’i, materi dakwah, kondisi psikologis pendengar, dan pertemuan unsur-unsur tersebut. Persona da’i dapat dipandang positif apabila memiliki kualifikasi akademis tentang agama.


III. KESIMPULAN

Pengertian Qashah al-Quran
Secara bahasa berasal dari kata القصّ yang artinya mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan قصصت أثره yang artinya saya mengikuti atau mencari jejaknya. Kata القصص adalah bentuk masdar
Secara istilah qashash berarti sesuatu yang tertulis, menerangkan kejadian, keadaan, hikayat, perkara yang membeberkan keadaan yang benar terjadi, ia dibangun diatas kaidah yang telah ditetapkan, dengan menjaga nilai seni dan keindahan kandungannya yang tertulis. Atau secara ringkasnya ialah suatu perkara dan kejadian yang dikisahkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan قصص القرأن Maksudnya ialah pemberitaan al-Quran tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-Quran banyak mengandung keterangan tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negri-negri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.
Berdasarkan prinsip kisah dalam al-Quran mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu sebagai berikut:
1. Kisah dalam al-Quran selalu tidak tuntas dan detail.
2. Kisah dalm al-Quran selalu terulang.
3. Kisah dalam al-Quran kadangkala tidak menyebutkan tokoh dalam cerita.
4. Kadang-kadang kisah tidak dimulai dari awal peristiwa, tetapi mungkin dari pertengahan.

Jenis-jenis kisah dalam al-Quran
قصص الأنبياء
قصص قرأني يتعلق بحواد ث غابره، وأشخاص لم تثبت نبوتهم
قصص يتعلق بالحوادث التي وقعت فى زمن رسول الله صلى الله عليه وسلم
Faedah kisah-kisah al-Quran
1. Yakni menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Nabi
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalan
4. Menampilkan kebenaran Muhammad S.A.W. dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5. Menyingkap kebohongan ahli kitab dengan cara membeberkan keterangan yang semula mereka sembunyikan, kemudian menantang mereka dengan menggunakan ajaran kitab mereka sendiri yang masih asli, yaitu sebelum skitab itu diubah dan diganti.
Pengulangan kisah dan hikmahnya
1. Setiap kisah yang dikemukakan memiliki keutamaan tersendiri dan kisah yang belum disebutkan pada kisah sebelumnya maka akan disebutkan pada kisah yang akan datang, dan ini juga menjadi bukti yang nyata bahwa pengulangan kisah itu tidak membuat orang bosan untuk membacanya
2. Menunjukkan kehebatan mukjizat al-Quran. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa al-Quran itu datang dari Allah.
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih berkesan dan melekat dalam jiwa. Karena itu pada dasarnya pengulangan merupakan salah satu metode pemantapan nilai
4. Setiap kisah memiliki maksud dan tujuan berbeda. Karena itulah kisah-kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya itulah yang diperlukan, sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan
5. Setiap kisah yang diungkapkan didalam al-Quran memiliki banyak pelajaran dan uslub-uslub yang berbeda
Peranan kisah al-Quran
1. Didalam dunia pendidikan dan pengajaran
2. Didalam dunia dakwah


IV. DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman, Jalaluddin.2000.Al-Itqan Fi ’Ulum al-Quran,Bairut-Libanon: Dar al-Kutub al-’Ilmi
Al-Khalidi,Shalah.1999.Kisah-kisah al-Quran pelajaran dari orang-orang dahulu,Jakarta: Gema Insani Press
Al-Qaththan,Manna’.2004.Mabahits Fi ulum al-Quran, Kairo: Maktabah Wahbah
Ash-Shiddieqy,Hasbi.1987.Sejarah dan pengantar ilmu al-Quran/Tafsir,Jakarta: Bulan Bintang
Yusuf, Muhammad.2010.Studi al-Quran,Jakarta:Amzah
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929