loading...

MAKALAH IBADAH PRAKTIS

April 24, 2013
loading...
KHUTBAH JUM’AT



Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar beribadah kepada-Nya. Tidak melimpahkan nikat-Nya kepada mereka melainkan agar mereka memuji-Nya. Dan tidak menurunkan Kitab-Nya atas mereka, serta tidak mengutus para Rasul kepada mereka selain agar mereka mengenal Tuhannya. Saya panjatkan puji kepada Yang Maha Suci, pujian seorang hamba yang takut dan berharap hanya kepada-Nya. Saya bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ditanyakan kepada-Nya apa yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya. Saya bersaksi pula, bahwa Muhammad adlaah hamba dan Rasul-Nya yang mengajak umatnya kepada tauhid dan menasihatkan mereka agar takut dan bertakwa kepada-Nya. Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam kepada hamba dan Rasul-Mu, Muhammad, demikian pula keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa membantu dan menolongnya.
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan ber muraqabah-lah kepada-Nya. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah menciptakan kalian agar beribadah hanya kepada-Nya. Dan tidaklah Dia memerintahkan kalian kecuali agar mentauhidkan dan menaati-Nya. Pengertian tauhid adalah, penunggalan Allah sebagai Zat yang paling berhak atas peribadatan. Demikian itu adlaah agama para Rasul yang diutus oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya. Rasul pertama adalah Nuh as yang diutus Allah kepada kaumnya tatkala mereka tenggelam dalam kemusyrikan dan dosa. Mereka mengkultuskan orang-orang saleh dan menyembah mereka, tanpa menyembah Tuhan Pemilik kekuatan dan kemuliaan. Sedang penutup para Rasul adalah Muhammad SAW, Nabi yang terpercaya. Yang menghancurkan bentuk-bentuk peribadahan kepada orang-orang saleh, melenyapkan kebatilan dan menggantikannya dengan kebenaran yang nyata. Yang diutus Allah untuk menyeru umat manusia agar beribadah kepada-Nya, berhaji ke Baitul Haram, bersedekah kepada sesama manusia dan berzikir kepada-Nya sebanyak-banyaknya. Allah mengutus Muhammad, untuk memperbaharui ajaran agama bapak mereka, Ibrahim as dan mengabarkan kepada mereka bahwa pendekatan dan keyakinan ini adalah mutlak diperuntukkan bagi Allah atas seluruh hamba, dan tidak dibenarkan sama sekali mengarahkan pendekatan dan keyakinan ini kepada Allah, wahai hamba Allah. Buktikanlah iman kalian dengan mengamalkan makan La ilahaillallah, sebelum datang suatu masa ketika setiap orang bisa melihat apa yang telah dilakukannya di dunia, dan ketika seseorang tidak bisa memberi manfaat kepada orang lain kecuali dengan izin Allah dan Ridha-Nya.

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk:
•                                                             •   •    

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah nkamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya. Katakanlah, Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan Katakanlah, sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan. Katakanlah, sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari azab (Allah) dan sekali-kali aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya. Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (Al Jin: 18-23)








Semoga Allah memberkati kita sekalian dengan Al-Qur’an Al-Azhim, dan memberikan manfaat kepada kita apa yang ada di dalamnya berupa ayat-ayat dan peringatan yang bijaksana. Demikianlah khutbah yang saya sampaikan. Akhirnya, saya panjatkan permohonan ampun kepada Allah Yang Maha Besar lagi Maha Mulia untuk kita sekalian dan seluruhnya kaum muslimin dari segala dosa. Mohon ampunlah kepada-Nya, karena Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

KHUTBAH IDUL FITRI



Kaum Muslimin yang Berbahagia!
Hari ini hari raya Idul Fitri di mana umat Islam merasa bahagia, aman, damai, sentausa, dan sejahtera hari yang penuh ketenangan dan keadilan. Semua ummat Islam seluruh dunia merayakan, bergembira ria bersenang-senang menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Dengan meneriakkan kalimah-kalimah thayyibah takbir, tahmid dan tahtil, Allah Maha Besar, Allah Maha Suci, dan tidak ada Tuhan selain Allah, diagungkan asma Allah disertai suara yang mantap lantang yang mendebarkan hati. Kita semua ummat Islam bergembira ria bersenang-senang bersyukur kepada Allah SWT setelah sebulan lamanya kita tunaikan ibadah puasa sebagai ujian dan melatih diri jasmani maupun rohani dalam rangka mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Kita uji supaya menahan lapar dari amakn, haus dari minum dan menahan hawa nafsu serta menjauhkan diri dari perkara-perkara yang menjurus kepada perbuatan mungkar, maksiat keji dna jahat, serta menghilangkan sifat-sifat yang tercela (akhlakul madzmumah) yang terdapat pada diri kita.
Kemudian dilatih menjadi orang yang sederhana tidak rakus, tamak, sabar, dilatih dididik menjadi orang yang berjiwa sosial terhadap sesama manusia khususnya terhadap fakir miskin. Setelah berjalan dengan baik dan lancar kita patut mendapat sebutan orang yang berhasil orang yang lulus ujian orang yang sukses serta orang yang beruntung.
Puasa pada hakikatnya bukanlah semata-mata sekedar untuk menaan lapar haus dan nafsu dan bukan pula untuk mengukur mengetahui bagaimana perasaan fakir miskin di waktu menanggung kelaparan. Puasa bukan hanya sekedar menguji si kaya mengetahui merasakan penderitaan orang kafir. Sebab kalau demikian maksudnya, maka sewajarnyalah orang kafir tidak perlu diwajibkan berpuasa karena mereka telah cukup merakasan arti puasa sehari-hari sebagaimana keadaan hidupnya yang sering kelaparan dan jarang kenyang. Puasa itu merupakan suatu kepatuhan tugas agama, yang menjadi hikmah keagamaan yang agung. Puasa adalah ibadah badaniyah dan tindakan yang serentak bertalian antara perasaan hati dan jiwa suatu pekerjaan yang langsung menghubungkan antara lahir dan batin.

Hadirin yang Berbahagia!
Pada hari inilah sebagai finish setelah kita berpuasa selama satu bulan penuh setelah itu diperkenankan berbuka atau dengan istilah populernya bada (dalam bahasa Jawa), (Ba’da) dalam bahasa Arabnya, yang artinya telah selesailah tugas yang telah dibebankan kemudian dipersilahkan bersenang-senang bergembira ria mengadakan pesta kecil-kecilan sampai kepada pesta yang besar, ada persa makan, minum, pakaian bahkan ada yang berpariwisata jalan-jalan silaturrahmi ke rumah ibu-bapak, sanak famili dan sahabat-sahabat kepada ustadz dan masih banyak lagi aktivitas-aktivitas yang lain.
Pada hari yang penuh bahagia ini memang tepatnya kita katakan hari yang istimewa lain dari pada yang lain, si mana di setiap rumah atau keluarga menyediakan makanan dan minuman yang sederhana sampai kepada makanan yang enak dan lezat yang jatang diketemukan pada hari-hari sebelumnya, dengan mengenakan pakaian yang plaing bagus menyambuut kehadiran para tamu. Di dalam acara ceremunial ini terdapat beberapa rasa yang tidak dapat dilukiskan serta dibayangkan kecuali dapat dinikamati oleh orang-orang yang bersangkutan, rasa nikmat, rasa aman, rasa tentram, rasa senang, rasa damai, rasa bahagia dan semua rasa yang menimbulkan kenikmatan lahir dan batin.
Meruapakan suatu catatan tersendiri bagi orang-orang yang telah berpuasa, mereka tempuh cerah, senang bergembira dan sebagainya hanya dalam lahirnya saja namun di dalam atinnya yang orang lain tidak tahu antara lahir dan batin terjadi pertempuran karena tidak ada kompromi kerja sama hubungan yang serasi, bahkan saling olah-mengolah, ejek-mengejek lahirnya bersenang-senamh bergembira makan minum dengan senyum-senyum berbaju baru dan sebagainya, kemudian batinnya berkata apakah engkau tidak malu? Padahal engkau tidak ikut berpuasa tapi mencari makan dan minum. Mengapa engkau ikut berbuka juga bersenang-senang, bergembira bersama yang lainnya. Lahirnya memang tampak cerah tapi batinnya muram memalingkan diri dari kenyataan (hari raya) hal ini jelas tidak bisa diingkari, mestinya hari raya itu milik orang-orang yang berpuasa. Alangkah malunya hati ini jika masih ada orang yang belum juga melaksanakan ibadahbpuasa? Tapi mereka juga ikut menikmati hari rayanya.
Orang yang berjalan di jalan raya dia senyum-senyum ketawa-tawa wajahnya tampak cerah dan gembira, senang dan sebagainya dengan tidak menyadari ditertawakan orang, mengapa? Karena dia dalam keadaan telanjang, auratnya terbuka sedang ia berjalan di jalan raya dengan enak-enaknya tanpa disadari, maklumlah ia punya penyakit syaraf (jiwa).


Hadirin yang Mulia!
Marilah kita sadari supaya orang lain tidak mentertawakannya seperti tersebut di atas, kita bangun, kita dirikan kita ambil kertas putih beserta penanya mulailah kehidupan ini digalang dengan kehidupan yang baru, membuat pogram baru yang diisi amal-amal shaleh dan kebaktian kepada Allah SWT bagi yang belum berpuasa mudah-mudahan tahun depan mau menjalankan ibadah puasa bagi yang belum melaksanakan shalat bagi yang adendanya buruk banyak maksiat banyak melakukan kemungkaran-kemungkaran marilah kita ganti dengan agenda yang baru diisi dengan catatan-catatan kebaikan amal-amal yang shaleh. Dengan demikian manusia akan kembali kepada fitrahnya (suci/fitri) pada hari batinnya, sebagai bayi yang batu lahir di dunia bebas dari dosa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Kaum Muslimin yang Diberi Rahmat Oleh Allah!
Jihat yang paling besar adlaah jihat melawan hawa nafsu jihat mempertahankan nafsu syahwat, nafsu emosionalnya, batin kita berperang dengan dahsyatnya untuk melawan nafsu sebulan lamanya, dan jika benar-benar telah dapat mempertahankannya maka itulah suatu kemenangan yang besar dibanding dengan kemenangan perang angkat senjata, itulah jihat yang besar. Pada hari ini orang Islam mengibarkan bendera kepahlawanannya sebagai tanda memperoleh kemenangan. Sebagaimana seorang pejuang, pahlawan datang dengan membawa kemenangan yang gemilang. Alangkah syukurnya atas rahmat karunia dan beberapa nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita umat Islam. Kita masih dalam keadaan sehat wal afiat tetap iman dan Islam umur panjang dan rezeki untuk beribadah kepada-Nya.
      •   
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim:7)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Hari raya Idul Fitri dinamakan pula hari perdamaian di mana pada hari ini tampak nyata perdamaian hidup dalam rumah tangga keluarga dan umat setelah antara suami dan istri orang tua dan anak, antara guru dan murid bersama saudara-saudara yang muslim, berjabatan tangan bersalam-salaman saling menghalalkan mengikhlaskan dosa yang satu dengan dosa yang lain yang sebelumnya saling ejek-mengejek saling melempar tangan saling hasud-menghasud sehingga menyebabkan retaknya rumah tangga keluarga terputusnya persaudaraan dan persahabatan bahkan perpecahan umay. Pada hari ini kembali menjadi hubungan yang harmonis serasi kerja sama dan damai antara yang satu dengan yang lainnya, yang satu dengan yang lainnya, bahkan ada yang sampai mencucurkan mata dalam meminya maaf karena mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukan khususnya kepada orang tua yang bertahun-tahun mendidiknya merawatnya hingga dewasa toh ada sesuatu pun yang dapat menjadikan suatu balasan atas kebaikan orang tua, begitu pula kepada para kerabat famili dan handai tolan juga termasuk di lingkungan masyarakat, kita ulurkan tangan dengan ikhlas lahir batin beserta mengucap:


Sabda Rasulullah SAW:


“Dua orang Islam yang bertemu satu sama lain kemudian mau saling berjabat tangan antara keduanya, kedua orang itu akan diampuni oleh Allah (begitu cepat datangnya ampunan itu) sebelum mereka berpisah satu sama lain” (HR. Abu Dawud, Turmudzi dna Ibnu Majah).

Kemudian suci dan damai, hampuslah rasa dengki, benci, dendam, su’udhan perselisihan ketidakcocokkan dan semua sifat-sifat yang tercela, berdirilah diatasnya suatu perdamaian.
Rasulullah dalam sabdanya yang lain:


“Maukah Aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, shalat dan shadaqah “jawab shabat”; tentu mau, “Sabda Nabi saw yaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adlaah menjadi pencukur yakni pemisah agama” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)


Ada 3 (tiga) perkara budi pekerti yang mulia di sisi Allah:
1. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu
2. Engkau memberikan pemberian kepada orang yang telah memutuskan pemberiannya kepada engkau
3. Engkau menghubungi silaturahmi kepada orang yang telah memutuskan perhubungannya dengan engkau (HR. Khatib)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Di dalam hari raya Idul Fitri ini pun terdapat nilai sosial didalamnya yakni dengan zakat fitrah dan shadaqah dengan menyuguhkan makanan dan minuman.


“Tak seorangpun dikatakan beriman sehingga ia menyintai saudaranya (sesamanya) seperti ia menyintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari)

Bermurah hati berbuat baik setiap kawan adalah sikap yang selalu ditekankan oleh Allah dan Rasul-Nya disinilah letak keadilan Tuhan, antara si kaya dan si miskin terjalin hubungan yang harmonis timbal-balik, yang hanya memberikan zakatnya/shadaqahnya kepada si miskin, kemudian si miskin mendoakan yang kaya karena dengan rezeki yang diperolehnya ia bagikan rata, sehingga yang fakir miskin ikut kebagian memperolehnya. Sehingga pada hari ini yang sedianya tidak ada persiapan beras atau sesuatu yang dimasak dengan memperoleh zakat turut serta bersenang-senang bisa memasak dan memakannya.
Demikianlah ajaran Allah dan Rasul-Nya si kaya yang selalu tertanam belas kasihan terhadap si miskin dan disitulah letak keadilan Tuhan.
Sebagai penutup khutbah pada pagi ini dapat diambil kesimpulan pula bahwa hari Raza Idul Fitri dapat disebut:
1. Hari keberhasilan/kesuksesan dalam menempuh ujian Tuhan
2. Hari memperoleh kemenangan dalam mempertahankan hawa nafsu
3. Hari peringatan untuk mensyukuri nikmat Tuhan
4. Hari sosial umat Islam
5. Hari kesucian, kembali kepada fitrah
6. Hari perdamaian
7. Hari kebahagiaan, keberuntungan, kemulyaan

Balasan bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT:


“Bercepat-cepatlah kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang bertaqwa kepada Allah dan mendapat tempat yang baik surga kelak.
Amin ya rabbal alamiin.


KHUTBAH HARI RAYA QURBAN



Saudara-saudara Kaum Muslimin yang Berbahagia!
Hari ini adalah hari yang paling istimewa hari penuh pesta dimana-mana seluruh kaum Muslimin di atas dunia memenuhi panggilan Allah. Berkumpul di padang Arafah untuk menunaikan kewajiban sebagai orang Islam melaksanakan ibadah haji sebagai tanda buktinya kepada Allah SWT dengan menghidupkan syariat Nabi Ibrahim as kemudian diikuti jejaknya oleh Nabi Muhammad SAW.
Di dalam hari raya Idul Adha ini ada dua peristiwa bersejarah yaitu suatu hari untuk menunaikan ibadah haji dan peristiwa qurban.
Ajaran Islam tentang qurban ini adalah mengikuti jejak Nabi Ibrahin as yang telah menerima wahyu lewat bermimpi supaya mau menyembelih anaknya Islail as mimpi itu diulang-ulang sebelum dilaksanakan ternyata apa yang diimpikan itu benar-benar wahyu yang memerintahkan agar Nabi Ibrahim menyembelih anak yang disayangnya anak manis mungil idaman hatinya tumpuhan kasih sayangnya.

Di dalam Al-Qur’an tertulis:
                                              

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kami akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (QS. As-Shaffaat: 102-105)

Hadirin yang Berbahagia!
Ismail putra pertama yang paling disayang dimanja tumpuan kasih sayangnya, setelah beberapa tahun ia menentikan keturunan setelah dikaruniai ternyata anak yang disayang itu diperintahkan untuk disembelih. Hatinya merasa cemas ketika datang perintah itu cintanya terbagi antara cinta kepada anaknya Ismail dan cinta ketaatan kepada Allah, ini ujian yang paling berat bagi Ibrahim supaya mau mengorbankan menyembelih anak tersayangnya.
Demi ketaatan dan senantiasa mencari ridha Allah, maka keduanya antara Ibrahim dan Ismail telah menyerah (pasrah) kepada Allah, pergilah ke tepat yang dipakai untuk menyembelih Ismail siao untuk dipotong lehernya disembelih dengan hati terunyuh-unyuh dan was-was segeralah perintah itu dilaksanakan, namun rupa-rupanya Allah tidak menghendaki pembunuhan dan penjagalan manusia digantinya secepat mungkin oleh malaikat dengan seekor kambing lalu dagingnya dibuat pesta makan bersama dibagikan fakir miskin disitulah letak sosial Islam agar orang miskin sekali-kali menikmati makanan yang bergizi.
Dapat kita ambil pelajaran bahwa sejak itulah umat Islam dianjurkan menyembelih qurban binatang sebagian dari harta yang selama ini kita cari dengan susah payah kemudian kita menyinyai harta itu karena takwa kita kepada Allah guna mendekatkan diri kita kepada Allah, maka qurbankanlah sebagian harta kita yang kita cintai dalam setahun sekali setiap hari raya Idul Adha.
Qurban yang berasal dari bahasa Arab “qaraba” yang artinya mendekatkan diri kepada Allah, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi dlaam rangka mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat kita harus rela ikhlas mengorbankan sesuatu yang kita miliki dan cintai ini, baik pengorbanan itu berupa pengorbanan moril spiriltual maupun yang berbentuk materiil (harta benda).
Memang suatu pengorbanan harus banyak diberikan bahkan tiada suatu kebahagiaan itu diperoleh tanpa adanya suatu pengorbanan untuk mensukseskan segala macam apa yang dicita-citakan semuanya memerlukan pengorbanan baik yang berupa materi maupun non-materi.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd


Hari raya qurban yang bersamaan dengan orang Islam yang melaksanakan ibadah haji di kota Makkah yang terdiri dari bermacam-macam bangsa kulit namun sama dalam mengenakan pakaian serba putih. Berkumpul menjadi satu menunjukkan bahwa umat Islam agar mau membina persatuan yang kokoh antara sesama muslim bersatu bangsa derajat maupun warna kulit. Seperti yang kita lihat pada saat ini orang Islam dalam melakukan ibadah shalat Idul Adha di mana-mana orang shalat bershaf-shaf (berbaris) lurus dan rapat dalam arah yang sama duduk sama rendah berdiri sama tinggi bersama dan bersatu dalam gerakan ruku sujud, duduk dan sebaganya. Itulah perasaan persatuan yang tertanam dalam jiwa orang Islam, do bawah satu komando pimpinan atau Imam.
Dari itu marilah kita bersama-sama dalam satu perjuangan Agama Islam menyiarkan membina umat bersatu padu di bawah naungan panji-panji agama Allah yakni agama Islam. Kita galang kita dirikan suatu bangunan yang kokoh dalam wadah yang satu Islam supaya tidak mudah dihancurkan oleh pihak lain.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahi hamd

Syarat-Syarat Dua Khutbah Jum’at
1. Yang berkhutbah harus laki-laki
2. Yang berkhutbah bukan orang yang tuli, yang tidak mendengar sama sekali
3. Khutbah harus dilakukan dalam bangunan yang digunakan sholat Jum’at
4. Suci dari hadaz besar dan hadaz kecil
5. Badan pakaian dan tempat khatib harus suci dari najis
6. Menutup aurat
7. Berdiri di waktu melakukan khutbah itu bagi yang berkuasa
8. Duduk antara 2 khutbah dengan istirahat yang pendek
9. Berturut-turut antara khutbah pertama dan kedua
10. Berturut-turut antara kedua khutbah itu dengan shalat
11. Suaranya keras sehingga dapat didengar oleh paling sedikit empat puluh orang pngunjung Jum’at
12. Khutbah dilakukan diwaktu zhuhur
13. Rukun-rukun khutbah itu harus dengan bahasa Arab

Rukun-Rukun Khutbah Jum’at
1. Memuji Allah pada tiap-tiap permulaan dua khutbah
2. Mengucapkan shalawat atas Rasulullah SAW
3. Membaca shahadatain (dua kalimat syahadat)
4. Berwasiat dengan taqwa Allah yakni menganjurkan agar taqwa kepada Allah pada tiap-tiap khutbah
5. Membaca ayat Al-Qur’an barang seayat di salah satu kedua khutbah itu dan lebih utama di dalam khutbah yang pertama
6. Memohon ampun bagi kaum muslimin dan muslimat

Tujuan Pembelajaran
Tujuannya adalah mengajak manusia kejalan yang benar yaitu Islam. Di samping itu bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.




Allah berfirman:
    •     •      ••   
Artinya:
Dan Allah menyeru kepada jalan ke surga dan ampunan dengan izinnya, dan dia menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar memperoleh pelajaran.


Teknik Penguasaan Metode
Dr. Muhammad Hatta mensinyalirkan bahwa ilmu setidak-tidaknya apabila sebagai produk merupakan segala pengetahuan yang diperoleh melalui proses yang disebut metode, metode merupakan landasan epistemologi dari ilmu metode merupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan, metode ini adalah satu skema, satu rancangan bekerja untuk menyusur satu macam masalah menjadi satu sistem pengetahuan.

Adapun langkah-langkah metode dapat di deskripsikan sebagai berikut:
1. Penemuan masalah
2. Perumusan masalah
3. Hipotesis
4. Deduksi dari hipotesis
5. Penguji hipotesis
6. Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah

waduh postingnya berantakan. kalau mau yang sudah rapi download di bawah ini ya:
DOWNLOAD MAKALAH IBADAH PRAKTIS
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929