loading...

Pembagian Fase-Fase dan Prinsip-Prinsip Perkembangan

April 16, 2013
loading...
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembagian Fase-Fase dan Prinsip-Prinsip Perkembangan” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah psikologi anak yang di berikan oleh Bapak Ahmad Ridwan, S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing.
Ucapan terima kasih banyak kepada Bapak Ahmad Ridwan selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan atas penulisan makalah kami. Tidak lupa pula kepada rekan-rekan mahasiswa/i yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb




Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Rumusan Masalah 1
1.2 Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pembagian Fase-Fase Perkembangan 2
a. Berdasarkan Biologis 2
b. Berdasarkan Didaktis 3
c. Berdasarkan Psikologis 3
d. Struktur dalam Rentang Kehidupan 4
e. Jenis Teori Pertahapan 4
2.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan 9
A. Perkembangan Melibatkan Perubahan 10
B. Perkembangan Awal Lebih Keritis Ketimbang Perkembangan Selanjutnya 11
C. Pembagian Fase-Fase dan Prinsip-Prinsip Perkembangan 12
DAFTAR PUSTAKA 16



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Rumusan Masalah
1. Fase-fase perkembangan itu berdasarkan apa saja?
2. Prinsip-prinsip perkembangan terdiri dari apa saja?

1.2 Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa-mahasiswi memahami tentang fase-fase dan prinsip-prinsip perkembangan?
2. Sebagai tugas yang di berikan oleh Bapak Ahmad Ridwan

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pembagian Fase-Fase Perkembangan
Pendapat-pendapat mengenai penahapan yang bermacam-macam itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Berdasarkan Biologis
1. Pendapat Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga tahap yang masing-masing lamanya tujuh tahun.
Tahap I : Dari 0;0 sampai 7;0 masa anak kecil atau masa bermain.
Tahap II : Dari 7;0 sampai 14;0 masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah
Tahap III : Dari 14;0 sampai 21;0 masa remaja atau pubertas; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

2. Pendapat Freud
Adapun fase-fase perkembangan itu menurut Freud adalah seperti disajikan dibawah ini:
1. Fase Oral : Dari 0;0 sampai 1;0
Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamis
2. Fase Anal : Dan tahapan terpusat pada fungsi pembuangan kotoran
3. Fase Falis : Dari kira-kira 3;0 sampai kira-kira 5;0
4. Fase Laten : Dari kira-kira 12;0 atau 13;0 sampai kira-kira 20;0
5. Fase pubertas : Dari kira-kira 12;0 atau 13;0 sampai kira-kira 20;0
6. Fase Gentital : Individu yang telah mencapai fase ini tetap siap untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.

b. Berdasarkan Didaktis
Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan dudaktis adalah antara lain pendapat Rousseau. Pendapat Rousseau adalah sebagai berikut:
Tahap I : Umur 0;0 sampai 2;0 masa asuhan
Tahap II : Umur 2;0 sampai 12;0 masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra
Tahap III : Umur 12;0 sampai 15;0 periode pendidikan akal
Tahap IV : Umur 15;0 sampai 20;0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama

c. Berdasarkan Psikologis
Pada umumnya, selama perkembangannya individu mengalami masa kegoncangan dua kali, yaitu: yang pertama kira-kira pada tahun ketiga atau keempat, dan yang kedua pada permulaan masa pubertas. Berdasarkan atas kedua masa kegoncangan itu, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa yaitu:
1. Dari lahir sampai masa kegoncangan pertama, yang biasanya disebut masa kanak-kanak.
2. Dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan kedua, yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah.
3. Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja, yang biasaya disebut masa kematangan. Umur berapa tepatnya masa remaja tidak dapat dikatakan dengan pasti, tetapi umumnya dapat diterima sebagai ancar-ancar pada umur 21;0 tahun.

Pendapat Piaget
Berdasarkan perkembangan intelektual individu, perkembangan dapat digambarkan dengan melewati empat fase yaitu:
1. Fase senso-motorik, yang berlangsung dari umur 0;0 sampai umur 2;0 tahun
2. Fase pra-operasional, dari umur 2;0 sampai 7;0 tahun
3. Fase operasional konkret, yang berlangsung dari umur 7;0 sampai umur 12;0 tahun
4. Fase operasional – konkret, yang berlangsung dari umur 7;0 sampai umur 12;0 tahun

d. Struktur dalam Rentang Kehidupan
Dalam masyarakat yang maju maka usia tidak merupakan standar tingkah laku terutama pada masa sesudah remaja. Masyarakat masih menaruh pengharapan tertentu mengenai tingkah laku yang sesuai untuk usia-usia tertentu. Pengharapan masyarakat ini diinternalisasi oleh individu, dengan demikian maka seseorang yang diharapkan melakukan tugas tertentu pada usia tertentu dapat merasakan apakah ia telah melakukannya pada waktu yang tepat atau pada waktu yang kurang tepat.
Pembagian dalam tahap-tahap perkembangan bisa berhubungan dengan perubahan dalam sikap dan tingkah laku individu sebagai keseluruhan, mungkin dengan aktivitasnya dalam peran-peran sosial tertentu (misalnya peran sebagai orang tua, pekerjaan, peran dalam waktu luang) atau berhubungan dengan aspek-aspek khusus tertentu.

e. Jenis Teori Pertahapan
1) Erikson
Sesudah masa remaja yaitu mas apenemuan identitas seseorang sekaligus memasuki masa dewasa awal yang ditandai oleh penemuan intimitas atau isolasi, maka seseorang tinggal mengelami dua fase lagi yang meliputi sebagian besar masa hidup seseorang. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan seseorang dapat berkembang kearah generativitas atau stagnasi, berkembang kearah integraritas-ego atau putus asa.
Fase ketujuh meliputi bagian yang terpenting dalam hidup seseorang. Dalam fase ini orang bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya. Fesa menjadi orang tua merupakan fase yang produktif dan kreatif. Disamping mendidik generasi muda maka tingkah laku yang kreatif dalam mengembangkan kultur atau kebudayaan merupakan salah satu wujud generativitas dan perilaku membangun. Mereka yang berhadil dalam proses psikososial dalam fase ketujuh ini menurut Erikson akan betubetul mampu untuk pengasuhan yang sungguh-sungguh berarti.
Menjadi orang tua yang berarti untuk orang lain, untuk benda-benda, untuk hasil karya dan ide-ide, merupakan persyaratan untuk menyelesaikan dengan baik proses psikososial fase yang berikutnya, yaitu fase integritas-ego atau integritas-diri dengan kutub yang berlawanan, yaitu putus asa. Orang yang mencapai integritas-diri adalah mereka yang dengan salah satu cara telah mengasuh generasi muda, yang tetap tegar menghadapi keberhasilan maupun kegagalan yang dialami sebagai orang tua, begitu juga mereka yang telah menghasilkan sesuatu, memperjuangkan ide atau keyakinannya.
Integritas ego atau integritas diri adalah perasaan menjadi bagian daripada tata aturan yang ada dalam alam semesta, perasaan cinta pada sesama manusia dan dengan begitu ikut menimbulkan keteraturan dunia. Integritas ego juga berarti menerima keadaan dirinya sendiri, mensyukuri nasib dan mencintai orang tua yang menyebabkan keberadaannya di dunia.
Alternatif lain yang dapat dicapai seseorang adalah putus asa. Orang yang datang pad akutub putus asa ini dapat merasakan ketakutan yang mendalam, atau merasa hidupnya terbuang dan tidak berarti.
Erikson dan Kivnic (1986) menggarisbawahi pentingnya keterlibatan vital pada kenyataan sampai usia lanjut. Seseorang harus masih selalu menyesuaikan diri dengan pansangan. Selama manusia hidup perli ada perubahan-perubahan pada dirinya agar dapat tetap sesuai dengan lingkungannya.

2) Levinson
Levinson membedakan empat periode kehidupan yaitu:
- Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)
- Masa dewasa awal (17-45 tahun)
- Masa dewasa madya (40-65 tahun)
- Masa dewasa akhir (60 tahun ke atas)
Antara 17 dan 22 tahun seseorang ada dalam dua masa. Ia meninggalkan masa pra-dewasa dan memasuki masa dewasa awal yang mencakup tiga periode. Periode pertama adalah periode pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28 tahun). Pada akhir usia 20 tahun maka pemilihan struktur hidup ini makin menjadi penting. Pada usia antara 28-33 tahun pilihan struktur kehidupan ini menjadi lebih tetap dan stabil.
Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) orang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha untuk memajukan karir sebaik-baiknya. Impian yang ada dalam fase-fase sebelumnya (17-33 tahun) mulai mencapai kenyataan.
Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Sesudah itu mulailah peralihan kearah masa dewasa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun). Sesudah itu datanglah masa puncak (55-60 tahun) yang sekaligus menandai masuk ke dalam masa dewasa akhir.

Para ahli psikologi membagi-bagi fase perkembangan itu menurut pendapat yang berbeda-beda dengan mempergunakan dasar-dasar pemikiran yang berlainan.
1) Pembagian Aristoteles
Aristoteles (384 – 322 SM) adalah seorang dari tiga ahli filsafat dan pendidik kenamaan bangsa Yunani pada zamannya. Menurut Aristoteles ada tiga masa perkembangan, yaitu:
- Periode anak kecil (kleuter), usia sampai 7 tahun
- Periode anak sekolah, usia 7 sampai 14 tahun
- Periose pubertas (remaja), usia 14 sampai 21 tahun

2) Pembagian Comenius
Pembagian masa-masa perkembangan menurut Comenius itu sebagai berikut:
- ¬Masa sekolah ibu, sampai usia 6 tahun
- Masa sekolah bahasa ibu, usia 6 sampai 12 tahun
- Masa sekolah bahasa latin, usia 12 sampai 18 tahun
- Masa sekolah tinggi, usia 18 sampai 24 tahun

3) Pembagian Ch. Buhler
Charlotte Buhler, seorang ahli psikologi, dalam bukunya Practische Kinder Psychologie, 1949 mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda sebagai berikut:
- Masa pertama, usia sampai 1 tahun
Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai macam gerakan.
- Masa kedua, usia 2 sampai 4 tahun
Keadaan dunia luar makin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan kemauannya.
- Masa ketiga, usia 5 sampai 8 tahun
Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi.
- Masa keempar, usia 9 sampai 13 tahun
Pertumbuhan jasmani sangat subur pad ausia 10 sampai 12 tahun. Kejiwaannya tampak tenang, seakan-akan ia bersiap-siap untuk menghadapi perubahan yang akan datang. Ketika anak perempuan berusia 12 sampai 13 tahun, anak laki-laki berusia 13 sampai 14 tahun, mereka mengalami masa krisis dalam proses perkembangannya.
- Masa kelima, usia 14 sampai 19 tahun
Pada awal masa pubertas anak kelihatan lebih subjektif. Anak di masa pubernya selalu merasa gelisah karena mereka sedang mengalami sturm und drang (ingin memberontak, gemar mengeritik, suka menentang, dan sebagainya). Pada akhir masa pubertas, yaitu sekitar usia 17 tahun.

4) Pembagian Kohnstamm
Prof. Kohnstamm dalam bukunya Pribadi dalam Perkembangan (Persoonlojkheid in Wording) membagi-bagi masa perkembangan dilihat dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia seperti pembagian di bawah ini:
- Masa vital (penyusu), sampai usia satu setengah tahun
- Masa anak kecil (estetis), usia satu setengah sampai 7 tahun
- Masa anak sekolah (intelektual), usia 7 sampai dengan 14 tahun
- Masa dewasa (matang), usia 21 tahun ke atas.

5) Pembagian Oswald Kroh
Oswald Kroh mendasarkan pembagian masa perkembangan pada krisis-krisis yang dialami dalam proses perkembangan. Oswald tidak menggunakan istilah pubertas, ia menggunakan Trotz periode seperti pembagian di bawah ini:
- Trotz periode pertama
Anak mengalami mas akrisis yang pertama ketika ia berusia 3 tahun. Oswald menyebutnya masa menentang.
- Trotz periode kedua
Anak mengalami masa krisi kedua ketika ia berusia 12 sampai 14 tahun Oswald menyebutnya masa keserasian.
- Trotz periode ketiga
Lebih tepat disebut masa kematangan daripada masa krisis. Anak mengalami mas aini pada akhir masa remajanya.

6) Pembagian Jean Piaget
Piaget pernah melakukan penelitian mengenai fase-fase perkembangan dikaitkan dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar. Piaget membagi perkembangan menjadi 4 fase sebagai berikut:
- Fase sensorik motorik
- Fase pra operasional
- Fase operasional konkret
- Fase operasi formal

Jadi menurut saya fase-fase perkembangan itu memiliki beberapa tahap, pentahapannya didasarkan atas gejala dalam perkembangan jasmani dan perubahan psikis merupakan perubahan yang berlangsung sepanjang hidup.

2.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan
Mengetahui bagaimana bentuk pola perkembangan mempunyai nilai ilmiah dan nilai praktis. Nilai-nilai ini adalah:
Pertama, pengetahuan tentang pola perkembangan manusia membantu para psikolog perkembangan untuk mengetahui apa yang diharapkan dari anak, pada kira-kira usia berapa diharapkan munculnya berbagai pola perilaku, dan kapan pola ini biasanya digantikan dengan pola yang lebih matang.
Kedua, mengetahui apa yang diharapkan memungkinkan para psikolog perkembangan untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala usia-tinggi, skala usia-mental dan skala perkembangan sosial atau emosional.
Ketiga, karena perkembangan yang berhasil membutuhkan bimbingan, pengetahuan mengenai pola perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru membimbing proses belajar anak pada saat-saat yang tepat.
Keempat, mengetahui pola normal perkembangan memungkinkan para orang tua dan guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak atas perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian, atau perilakunya.
A. Perkembangan Melibatkan Perubahan
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif. Tidak saja anak itu menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak, anak itu mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Anak tumbuh, baik secara mental maupun fisik.
Sebaliknya perkembangan, berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif.
a. Tujuan Perubahan Perkembangan
Tujuan perubahan perkembangan ialah realisasi diri atau pencapaian kemampuan genetik. Maslow menamakannya “aktualisasi diri”. Ini merupakan dorongan untuk melakukan apa saja yang sesuai baginya (57), untuk merasa bahagia dan puas, orang harus diberikan kesempatan untuk memenuhi dorongan tersebut.

b. Jenis Perubahan dalam Perkembangan
Pada setiap usia, beberapa perubahan yang terjadi selama proses perkembangan baru dimulai, beberapa di antaranya berada di titik puncak, dan beberapa dalam proses menurun. Perubahan ini dapat dibagi ke dalam empat kategori utama.
- Perubahan ukuran
- Perubahan proporsi
- Hilangnya ciri lama
- Mendapatkan ciri baru

c. Sikap Anak terhadap Perubahan
Ukuran sebagian besar sikap anak terhadap perubahan adalah menyenangkan yang tampak dari studi tentang kebahagian. Sikap individu anak terhadap perubahan-perubahan umumnya menyenangkan atau tidak tergantung paa banyak faktor.
- Kesadaran anak akan perubahan itu
- Bagaimana perubahan mempengaruhi perilaku mereka
- Sikap sosial terhadap perubahan mempengaruhi anak-anak seperti halnya pada orang dewasa. Kebanyakan orang tua mendorong anaknya untuk untuk “menjadi dewasa” sesegera mungkin
- Sikap sosial dalam kadar tertentu di pengaruhi penampilan anak
- Sikap budaya mempengaruhi cara orang memperlakukan anak sebagai akibat perubahan dalam penampilan dan perilakunya

B. Perkembangan Awal Lebih Keritis Ketimbang Perkembangan Selanjutnya
Dinyatakan bahwa masa bayi adalah waktu dari “kepercayaan dasar” (basic trust) individu belajar memandang dunia ini sebagai aman, dapat dipercaya dan mendidik, atau waktu dari “ketidak percayaan dasar” (basic distrust) individu belajar memandang dunia sebagai penuh bahaya tidak dapat diramalkan, dan cinta kasih.
Sejarah anak yang mempunyai kesulitan penyesuaian sejak tahun-tahun prasekolah hingga sekolah menengah atau universitas telah menunjukkan bahwa banyak di antara mereka snagat buruk penyesuaian dirinya pada masa kecil sehingga tidak pernah termasuk dalam suatu kelompok atau mempunyai banyak teman.
Orang dewasa yang pada saat anak-anak, takut akan ejekan, hukuman dari pengalaman yang tidak menyenangkan mempunyai konsep diri yang negatif yang ditandai dengan rendah diri.
a. Kondisi yang Mempengaruhi Dasar Awal
Lingkungan tempat anak hidup selama tahun-tahun pembentukan awal hidupnya mempunyai pengaruh kuat pada kemampuan bawaan mereka.
Karena dasar untuk pola sikap dan perilaku di letakkan secara dini, yaitu ketika lingkungan itu hampir terbatas pada rumah dan kontak sosial umumnya terdapat di antara anggota keluarga, dasar ini “tumbuh dari rumah”.

C. Pembagian Fase-Fase dan Prinsip-Prinsip Perkembangan
Pendapat para ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:
1. Periodisasi yang berdasar biologis
Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin.

2. Periodisasi yang berdasarkan psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa perkembangan.

3. Periodisasi yang berdasarkan didaktis
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day” (1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology” (1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi mati dengan pembagian.

Prinsip 1 : Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
Menurut teori konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Stern memadukan atau mengkonvergensikan teori Naturalisme dan Empirisme. Menurut teori Naturalisme, perkembangan seseorang terutama oleh faktor alam (nature), bakat pembawaan, keturunan/heriditas seseorang, termasuk didalamnya kematangan seseorang. Sementara itu, teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutam ditentukan oleh faktir lingkungan tempat anak/individu itu berada dan tumbuh kembang, termasuk di dalamnya lingkungan keluarga, sekolah dan belajar anak.

Prinsip 2 : Perkembangan Mengikuti Pola Tertentu yang dapat Diramalkan
Perubahan akibat perkembangan yang terjadi pada seseorang mengikuti pola urut tertentu yang sama, walaupun kecepatan masing-masing individu berbeda-beda. Perkembangan fisik dan psikis bayi, misalnya mengikuti hukum arah perkembangan yang menyebar ke luar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh (proxomondistal) , serta menyebar ke seluruh tubuh, dari kepala ke kaki (Cephalucaudal) . Sebelumnya, anak mampu duduk lebih dahulu, berdiri baru dapat berjalan dan kemudian berlari.
Pada periode perkembangan sekurangnya ada dua periode di mana anak mengalami kegoncangan atau pancaroba. Pertama pada masa krisis/menentang pertama (2-3 tahun). Kedua pada masa krisis/menentang kedua (14-17 tahun) anak ingin melepaskan diri dari orang tua/orang dewasa dan mencari sampai menemukan jati dirinya sebagai manusia dewasa yang mempunyai karakteristik tertentu.
Prinsip 3 : Pola Perkembangan Memiliki Karakteristik Tertentu
Pola perkembangan, selain mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, juga terdapat pola-pola perkembangan karakteristik tertentu. Pada awal anak belajar atau berinteraksi dengan lingkungan, anak mendapat tanggapan secara umum, baru kemudian secara bertahap tanggapan/pessepsi anak semakin khusus dan terperinci.

Prinsip 4: Terhadap Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Dalam perkembangan seseorang, selain terdapat pola-pola umum yang sama dan dapat diramalkan, terdapat pula perbedaan pada hal-hal yang khusus. Adanya perbedaan individu dalam perkembangan disebabkan setiap anak adalah individu yang unik, yang satu sama lain berbeda, kendati anak kembar. Perbedaan individu itu disebabkan oleh faktor interbal seperti sex atau jenis kelamin, faktor keturunan atau heriditer, juga faktor eksternal seperti faktor gizi, pengaruh sosial budaya, dll.

Prinsip 5 : Setiap Periode Perkembangan Memiliki Karakteristik Khusus
Setiap anak/peserta didik memang merupakan individu yang berbeda, yang harus diperlakukan berbeda secara individual. Dengan memperhatikan karakteristik khusus pada setiap periode atau tahapan perkembangan, maka diharapkan kita mendapat gambaran mengenai apa yang akan terjadi sehingga dapat menyikapinya dengan tepat dan membantu perkembangan anak secara optimal.
Sa;ah satu pembagian periode perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock adalah periode pralahir, periode bayi, periode anak (awal dan akhir) periode remaja (awal dan akhir), serta periode dewasa (dewasa dini, usia madya, dan usia lanjut).


Prinsip 6 : Terdapat Harapan Sosial pada Setiap Periode Perkembangan
Pada setiap periode perkembangan juga terdapat harapan sosial, yang oleh Havighurst disebut tugas perkembangan (development task). Seseorang dianggap berperilaku normal apabila mampu melakukan tugas perkembangan sesuai dengan tuntutan sosial pada periode tertentu dengan menunjukkan pola perilaku yang umum, dan perilaku bermasalah apabila individu tidak berhasil memenuhi tugas perkembangan atau mengalami kesulitan dalam mengadakan penyesuaian perilaku, sesuai dengan tuntutan sosial dan pola perilaku yang muncul pada periode tertentu.

Prinsip 7 : Kebahagiaan Bervariasi pada Berbagai Periode Perkembangan
Rasa kebahagiaan itu dipersepsi dan dirasakan setiap orang dengan cara yang sangat bervariasi. Akan tetapi, banyak orang berpendapat bahwa masa anak merupakan periode yang membahagiakan dibandingkan dengan periode-periode lainnya.
Kebahagiaan pada masa kecil memang peranan penting dalam perkembangan seseorang karena menjadi modal dasar bagi kesuksesan perkembangan dan kehidupan selanjutnya. Anak yang bahagia tercermin pada sosok dan perilakunya. Biasanya mereka sehat dan energik. Oleh karena itu, pada masa perkembangan, guru maupun orang tua perlu membekali anak dengan motivasi yang kuat, menyalurkan energi anak pada kegiatan-kegiatan bermanfaat, melatih mereka menghadapi dan menerima keadaan ketidakseimbangan dan situasi sulit dengan lebih tenang dan tidak panik, serta mendorong mereka untuk membina hubungan sosial secara sehat.

Jadi menurut saya fase-fase dan prinsip-prinsip perkembangan anak harus di dukung oleh lingkungan agar potensi anak yang telah ada akan berkembang optimal.

DAFTAR PUSTAKA


Drs. Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Elizabeth B. Huriock. 1991. Perkembangan Anak. Erlangga
A.M.P F.J Monks dan Siti Rahayu. Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada : University Press
Drs. H. Abu Ahmad. Drs Munawar Shaleh. Psikologi Perkembangan. 2005. Jakarta Rineka Cipta
loading...
Previous
Next Post »
https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929