loading...

HIERARKI WUJUD SECARA EMANASI

November 01, 2016
loading...
HIERARKI WUJUD SECARA EMANASI
Menurut Al-Farabi, kajian metafisika terdiri atas 3 hal. Pertama, ontologi, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan wujud dan sifat-sifatnya sepanjang berupa wujud-wujud. Kedua, prinsip-prinsip demonstrasi dalam rangka menetapkan materi subjek ilmu teoretis. Ketiga, wujud non-materi, yaitu wujud-wujud yang bukan merupakan benda dan tidak dalam benda.
A. Riwayat singkat
Al-farabi, lahir di Farab, provinsi Transoxiana, Turkestan, tahun 257 H/870 M. ayahnya seorang pejabat tinggi militer pada dinasti samaniyah (819-999 M) yang menguasai Transoxiana, wilayah otonom dalam kekhilafahan bani Abbas (758-1258 M).
Tahun 922 M Al-Farabi pindah ke Baghdad untuk mendalami filsafat. Ia belajar logika dan filsafat kepada Abu Bisyir Matta (870-940 M) dan terutama Yuhanna Ibn Hailan (w. 932 M).
Pada tahun 942 M, ketika situasi politik di Baghdad memburuk, Al-Farabi pindah ke Damaskus yang dikuasai Dinasti Ikhsidiyah n(935-969 M). Namun tidak lama disana, ia kemudian pindah ke Mesir karena terjadi konflik politik antara dinasti Ikhsidiyah dengan Hamdaniyah 9890-1004 M).
Al-Farabi meninggal di Damaskus pada bulan Rajab 339 H/ Desember 950 M pada usia 80 tahun tahun dan dimakamkan di luar gerbang kecil kota bagian selatan.
B. Bentuk & Sifat Realitas
Menurut Al-Farabi, realitas yang ada ini, dari bentuknya, dapat dibagi menjadi 2: wujud-wujud spiritual, dan wujud-wujud material.
Menurut Al-Farabi, tiga tingkat pertama dalam realitas spiritual, yaitu Allah, intelek-intelek terpisah, dan intelek aktif, merupakan wujud-wujud spiritual murni yang sama sekali tidak berkaitan dengan bentuk-bentuk material.
Adapun realitas-realitas material terdiri atas enam tingkat: (1) benda-benda langit, (2) jasad manusia, (3) binatang, (4) tumbuhan, (5) mineral, (6) empat unsure pembentuk: air, tanah, api, udara.
Selanjutnya, wujud-wujud actual tersebut oleh Al-Farabi siklasifikasikan dalm tiga kelompok: wujud-wujud alami, wujud-wujud hasrat, dan wujud-wujud alami sekaligus hasrat. Wujud alami adalah wujud-wujud yang eksistensinya disebabkan oleh manusia, seperti kedisiplinan dan perbuatan manusia-manusia yang merupakan produk dari pilihan-pilihan
Menurut Al-Farabi, wujud hasrat mencakup juga keadaan-keadaan jiwa manusia, kegiatan spiritual, mental, dan fisik manusia.
C. Tercipta Secara Emanasi
Emanasi adalah salah satu pemikiran penting Al-Farabi yang berkaitan dengtan realitas wujud (ontology). Teori ini berusaha memcahkan masalah-masalah yang dilontarkan Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM), yakni hubungan antara tuhan yang gaib dengan alam yang empiris, antara substansi dan eksistensi, antara yang tetap dan yang berubah, antara yang esa dan yang banyak.
Menurut Al-Farabi, seluruh realitas yang ada ini, muncul dari Yang Pertama. Dalam teologi islam, Yang Pertama ini adalah Allah Swt. Al-farabi menyebut 13 sifat bagi Tuhan: (1) tidak punya sekutu, (2) tidak terkira kemuliaannya, (3) tidak kenal istilah ada dan tidak, karena kedua istilah itu harusnya berada di alam bawah, (4) azali dan kekal, (5) bebas dari materi dan bentuk, (6) bebas dari sebab efisien dan sebab final, (7) mengetahui, (8) bijaksana, (9) benar, (10) mulia dan agung, (11) pencinta pertama dan sekaligus tercinta pertama, (12) intelek, (13) hidup.
Dalam pandangan Al-Farabi, setiap lingkungan langit mempunyai intelek dan ruh yang merupakan sumber gerak. Ruh adalah penggerak lingkungan, dan intelek adalah pemberi kekuatan gerak pada ruh. Ruh bergerak kepada kesempurnaan sesuai kehendak intelek. Karena itu, hasrat ruh adalah sumber abadi dan perputaran intelek adalah juga hasrat abadi. Gerakan-gerakan lingkungan tersebut, sebagaimana ditulis ibrahim Madkur, diseababkan oleh semacam tarikan spiral dimana lingkungan yang lemah selalu ditarik oleh lingkungan yang lebih tinggi dan yang rendah senantiasa menghasratkan yang lebih tinggi dan semuanya menghasratkan yang satu, yakni Sebab Pertama yang sekaligus merupakan Pecinta dan Tercinta pertama.
Teori emanasi al-Farabi tersebut diambil dari ide emanasi Plotinus (248-269 M) dipadukan dengan pemikiran Aristoteles tentang Sebab Pertama, ide-ide abadi Palto (427-347 M), teori kosmos Ptolomeus (90-168 M), dan pendapat filsuf Stoa tentang jiwa kognitif dan penyebarannya kedalam tubuh-tubuh. Menurut Plotinus, jagad raya jagat raya dengan segala isinya ini mengalir keluar dari ‘yang ilahi’. Karena itu, dunia dengan segala isinya adalah kekal dan sejak awal telah ada secara terpendam di dalam ‘yang ilahi’.
Pengaliran terjadi secara bertahap. Yang pertama adalah nous (ruh, ruh Ilahi, bukan Tuhan sendiri), yakni dunia ide, dunia ruh. Tahap kedua adalah psukhe (pengaliran jiwa); jiwa dunia atau dunia yang bersifat jiwani. Tahap ketiga adalah me on (pengaliran benda), yaitu pelahiran benda riil lahir dai “Yang Ilahi” yang gaib sehingga dualisme antara dunia empiris dan dunia metafisis menjadi tiada.
D. Epistemologi
Konsep epistemologi Al-farabi tidak lepas dari pemikiran metafisika dan gagasan emanasinya. Menurutnya, pengetahuan tidak bersumber pada rasio ataupun realitas, baik realitas empirik maupun non empirik, melainkan dari intelek aktif. Intelek aktif adalahy intelek terpisah dan yang tertinggi dari semua inteligensi.
Al-Farabi mengidentifikasi intelek aktif ini dengan sebutan “ruh suci”. Intelek aktif adalah “gudang” sempurna bentuk-bentuk pengetahuan. Dia berfungsi sebagai model kesempurnaan intelektual. Manusia dapat mencapai tingkat wujud tertinggi yang dimungkinkan baginya ketika dalam dirinya mewujud sosok manusia hakiki, yaitu ketika intelek manusia dapat bertemu dan bersatu dengan intelek aktif sehingga ia dapat memperoleh bentuk-bentuk pengetahuan yang dilimpahkan padanya.
Bagaimana mausia dapat bertemu dan menyatu dengan intelek aktif? Menurut Al-Farabi, seseorang dapat bertemu dengan intelek aktif jika dapat memaksimalkan potensi inteleknya sehingga mencapai intelek perolehan. Intelek perolehan adalah puncak kemampuan intelektual manusia sekaligus merupakan garis pembatas antara alam material dan inteligensi. Perbedaan intelek aktif dengan intelek perolehan adalah: (1) intelek aktif adalah mutlak intelek terpisah sekaligus merupakan gudang sempurna bentuk-bentuk pengetahuan, sedangkan intelek perolehan adalah wujud yang lahir dari “kerja” lebih lanjut dari intelek aktual; (2) kandungan intelek aktif senantiasa tidak pernah berhenti mengaktualkan diri sedangkan intelek perolehan hanya menunjukkan tahap perolehan aktualitas lewat potensial manusia.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929