loading...

Biografi Sayyid Ahmad Khan

December 26, 2016
loading...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia Islam telah banyak kita mendengar tentang para tokoh filsof yang terkenal. Para filsof ini banyak sekali meninggalkan pemikiran atau karya-karyanya yang berguna bagi generasi penerusnya. Akan tetapi tidak banyak orang yang tau bagaimana biografi dari filsof itu sendiri, bagaimana pemikirannya, dan seperti apa karyanya. Seharusnya kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini, sudah sebaiknya digunakan dengan semaksimal mungkin. Agar apa yang menjadi problem kehidupan dapat tercapai solusinya dengan baik.
Namun hal itu terjadi sebaliknya, karna kercanggihan teknologi itu pula kita lalai akan kewajiban yang seharusnya kita lakukan. Kita sebagai insan yang intelek harus pandai menggunakan teknologi untuk berbuat segala hal yang berbau kebaikan yang tentunya akan membimbing kita kepada syurganya Allah swt. sehingga kita selalu berada dalam keridhoan-Nya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, tentang Pemikiran Islam dan Filsafat, maka penulis mengangap ada beberapa hal yang perlu di kaji lebih mendalam antaranya :
1. Bagaimana Biografi Sayyid Ahmad Khan
2. Bagaimana Karya-karya Sayyid Ahmad Khan
3. Bagaimana Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan di capai dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui Biografi Sayyid Ahmad Khan
2. Mengetahui Karya-karya Sayyid Ahmad Khan
3. Menganalisis Pemikiran Sayyid Ahmad Khan



BAB II
SAYYID AHMAD KHAN
A. BIOGRAFI SAYYID AHMAD KHAN
Sayyid ahmad khan lahir di Delhi pada 17 oktober 1817 dan meninggal pada 27 Maret 1898. Menurut suatu keterangan, ia berasal dari keturunan husein, cucu nabi SAW. melalui Fatimah dan Ali. Neneknya Sayyid Hadi adalah pembesar istana pada masa pemerintahan Almaghir II (1754-1759). Sedangkan, kakek dan ayah dari Sayyid Ahmad Khan bekerja di East India Company, dengan posisi cukup penting. Singkatnya Sayyid Ahmad Khan berasal dari keluarga berstatus tinggi, modernis, berorientasi Barat, dan cukup mengenal kehidupan orang Inggris.
Meskipun keluarganya banyak yang berkecimpung dengan pengaruh Barat, namun Ibu dari Ahmad Khan adalah sosok muslimah yang religius. Dia merupakan wanita yang dihormati karena pengetahuan agamanya. Dia memasukkan Ahmad Khan ke dalam madrasah dan memberikan pengaruh yang sepadan dengan pengaruh yang diberikan kakek Ahmad Khan. Sehingga Ahmad Khan tumbuh dewasa dengan dua pengaruh yang berlawanan: kesetiaan dengan sepenuh hati kepada komunitas muslim dan penghormatan yang tinggi terhadap budaya Inggris.
Namun, pendidikan Ahmad Khan harus terhenti di tengah jalan, krisis ekonomi keluarganya pasca kematian ayahnya adalah penyebab utamanya. Untuk membantu perekonomian keluarga Sayyid Ahmad Khan memutuskan untuk bekerja. Ketika umurnya baru delapan belas tahun dia melamar kerja ke East India Company, dan dia diterima sebagai panitera. Panitera merupakan jabatan rendah dalam serikat dagang tersebut, dia tidak bisa naik lebih tinggi karena dia tidak menyelesaikan pendidikan formalnya.
Tidak lama setelah bekerja di East Indian Company, dia memutuskan berpindah pekerjaan dengan menjadi hakim. Tetapi pada tahun 1846, dia pkembali ke Delhi untuk meneruskan studi. Sayyid Ahmad Khan banyak menghabiskan waktunya untuk belajar secara otodidak. Dia banyak membaca literatu ilmu pengetahuan baik yang berhasa lokal ataupun Inggris. Dia membentuk kelompok diskusi bersama teman-teman muslim India dan mengadakan serial kuliah dengan topik-topik ilmiah.
Ketika pemberontakan Mutiny pecah pada 1857, ia berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dan banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris menganggap Ahmad Khan banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas jasanya. Tetapi, hadiah yang diberikan Inggris kepadanya ditolak, dan hanya gelar Sir yang diterimanya.
B. KARYA-KARYA SAYYID AHMAD KHAN
Tentang karya-karya Sayyid Ahmad Khan, Browne menulis,”pengetahuannya luas sekali”. Ia secara khusus menulis filsafat kuno, falsafah sejarah, sejarah dan kebudayaan Islam. Ia belajar bahasa perancis tanpa guru selama tiga bulan, namun cukup baginya untuk memahami dan menerjemahkan. “ia mampu berbahasa Arab, Turki, Persia, dan Afgan, serta sedikit bahasa Inggris dan Rusia. Buku-buku Arab dan Persia adalah kegemarannya. Ia tidak pernah menikah, dan agaknya tidak tergugah oleh daya tarik wanita.”
Pengaruh Ahmad Khan di seluruh timur dan Khususnya di dunia islam diakui cukup besar. Ia pengilham utama kebangkitan orang islam di dalam abad 19. Orang timur barat pada dzaman itu seperti saling bersaing mendapatkan perhatiannya. Ia dikagumi dan dihormati oleh para cendikiawan muslim di seluruh dunia, tetapi kaum imperialis sangat khawatir akan misi dan pengaruhnya yang terus berkembang. Ia membangkitkan semangat hidup diantara sahabat dan muridnya, yang pada gilirannya menajamkan pena mereka.
Sebagai penulis berbahasa Urdu, Ahmad Khan menduduki tempat tinggi. Ia penulis subur yang meninggalkan sedikitnya 25 karya sejarah, arkeologi, politik, agama dan filsafat berharga, dalam bahasa Urdu dan Persia. Ia juga mengedit tulisan Abdul Fazal An-i-Aktan dan autobiografi kaisar mongol Jahangir. Tozak-e-Jahangir, Bukunya Ashab-i-Baghawat-e Hind (Sebab Pemberontakan India) merupakan buku pertama tentang pemberontakan itu, diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Sir Auckland Colin. Bukunya yang lai, Aasar-ul-Sanadid, disalin ke dalam bahasa Prancis oleh op Garcin de Tasey (1861), menyebabkan Ahmad Khan diterima menjadi anggota Royal Asiatic Society of London. Sekembali dari London ia mulai menangani Tahzib ul-Akhlaq, majalah berbahasa Urdu, pada 1870.
Melalui majalah-majalah ini ia mempropagandakan doktrin-doktrinnya yang informatife mengenai masyarakat dan Agama,yang mengecam hirarki keagamaan yang menudingnya “Kafir”. Selama di London ia menyusun karangan tentang Nabi Muhammad SAW. yang amat tebal, yang diserang para penulis barat. Ia juga menulis tafsir Qur’an dalam 7 jilid. Disini ia mencoba memberikan penjelasan rasional mengenai doktrin-doktrin agama seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an. Sayyid Ahmad Khan diakaui secara universal sebagai pelopor prosa Urdu dan “bapak Urdu yang modern”.
C. PEMIKIRAN SAYYID AHMAD KHAN
1. Ilmu Kalam
Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan pemikirran dengan Muhammad Abduh di mesir setelah Abduh berpisah dengan Jamaludin Al-Afghani dan kembali dari pengasingan. Meskipun demikian, sebagai penganut ajaran Islam yang taat dan percaya akan kebenaran wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukanlah segalanya dan kekuatan akal pun terbatas. Keyakinan, kekuatan dan kebebasan akal menjadikan percaya bahwa manusia bebas menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Ini berarti bahwa ia mempunyai paham yang sama dengan paham Qodariyah.
Selanjutnya Ahmad Khan mengemukakan bahwa tuhan telah menentukan tabi’at atau nature bagi setiap makhluk-Nya yang tetap dan tidak pernah berubah. Menurutnya, Islam adalah Agama yang paling sesuai dengan hukum alam. Selain keyakinan tentang kekuatan hukum akal dan hukum alam, Ahmad Khan tidak mau pemikirannya terganggu otoritas Hadist dan fiqh. Segala sesuatu di ukurnya dengan kritik rasional. Ia pun menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum alam. Ia hanya mau mengambil Al-Qur’an sebagai pedoman dalam Islam, sedangkan yang lain hanya bersifat membantu dan kurang begitu penting.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biografi, Sayyid ahmad khan lahir di Delhi pada 17 oktober 1817 dan meninggal pada 27 Maret 1898. Ahmad Khan tumbuh dewasa dengan dua pengaruh yang berlawanan: kesetiaan dengan sepenuh hati kepada komunitas muslim dan penghormatan yang tinggi terhadap budaya Inggris.
Karya, Sebagai penulis berbahasa Urdu, Ahmad Khan menduduki tempat tinggi. Ia penulis subur yang meninggalkan sedikitnya 25 karya sejarah, arkeologi, politik, agama dan filsafat berharga, dalam bahasa Urdu dan Persia Sayyid Ahmad Khan diakaui secara universal sebagai pelopor prosa Urdu dan “bapak Urdu yang modern”.
Pemikiran, Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan pemikirran dengan Muhammad Abduh. Segala sesuatu di ukurnya dengan kritik rasional. Ia pun menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum alam. Ia hanya mau mengambil Al-Qur’an sebagai pedoman dalam Islam, sedangkan yang lain hanya bersifat membantu dan kurang begitu penting.
B. Kritik dan Saran
Sebagai manusia kita tentu tidak lepas dari salah dan khilaf, penulis sangat berterima kasih kepada Dosen dan para teman-teman yang mau menyampaikan kritik dan sarannya untuk dapat memperbaiki makalah kami ini. Karna pengalaman adalah guru terbaik untuk memperbaiki langkah kedepan sehingga dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa mendekati kata sempurna.









DAFTAR PUSTAKA
Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta, Pustaka Firdaus, 1984).
Masburiyah, Ilmu Kalam, (Jakarta Selatan,Gaung Persada Press, 2013).
http://wawasansejarah.com/sayyid-ahmad-khan/
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929