loading...

MAKALAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM

December 28, 2013
loading...
“Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Dipslin Ilmu”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama Pendidikan Islam Adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah S.A.W serta pendapat para sabahat dan Ulama Ilmuan Muslim sebagai tambahan. Sebuah disiplin ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan yang terjadi saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengharapkan bahwa pendidikan islam memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di indonesia, namun hal tersebut belum terealisasikan dengan maksimal. Salah satu faktor yang menjadi hal tersebut adalah tidak diterapkannya sebuah prinsip sebagaimana dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Komponen Dasar Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
2. Apa saja Teori Pendidikan Islam yang harus memenuhi Persyaratan
3. Permasalahan bagi Ilmu Pendidikan Islam


BAB II
PERMASALAHAN

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W. serta pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim sebagai tambahan.
Sebagai disiplin ilmu, pendidikan Islam bertugas pokak meng-ilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim. Dalam sumber-sumber pokok itu terdapat bahan-bahan fundamental yang mengandung nilai kependidikan atau implikasi-implikasi kependidikan yang masih berserakan. Untuk dibentuk menjadi suatu ilmu pendidikan Islam, bahan-bahan tersebut perlu disistematisasikan dan diteorisasikan sesuai dengan kaidah (norma-norma) yang ditetapkan dalam dunia ilmu pengetahuan.
Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat dan kriteria¬-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan keilmuan yang ditetapkan itu nampak bersifat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ketuhanan berada di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu pengetahuan, karena bukan ciptaan budaya manusia, Agama adalah wahyu Tuhan yang diturunkan, kepada umat manusia melalui Rasul rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup yang harus diyakini kebenarannya.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan Islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi manusia yang berlanjut kepada terbentuknya ilmu pengetahuan itu. Untuk itu Adam diajar nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukkan ilmu pengetahuannya.
Dengan kata lain, ilmu pendidikan Islam harus bertumpu pada gagasan-gagasan yang dialogis dengan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau informasi untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya suatu ilmu pengetahuan yang ilmiah. Dengan demikian maka ilmu pendidikan Islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan Praktis. Justru IPI menuntut adanya teori yang dijadikan pedoman operasional dalam lapangan praktek pendidikan.
Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan Islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah :
1) Pendidikan Islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat Islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan Islam adalah yang azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi (content) pendidikan Islam. Namun metode dan content itu bukanlah kurang pentingnya, karena antara tiga komponen tersebut saling berkaitan dalam proses pencapaian tujuan Islam.
Tujuan pendidikan Islam yang universal itu telah dirumuskan dalam Seminar Pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan Islam dari negara-negara Islam. Rumusan tersebut mencerminkan idealitas Islami seperti terkandung di dalam Al-Qur'an. Dalam bab terdahulu telah saya kemukakan rumusan tersebut.
2) Metode pendidikan Islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan Islam itu. Komprehensivitas daripada tujuan pendidikan itu harus paralel dengan keanekaragaman metode, mulai dari metode verbalistik-simbolisme sampai kepada berinteraksi langsung dengan situasi belajar-mengajar, misalnya kegiatan belajar dengan berdiskusi atau soal jawab dengan guru.
3) Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea. Oleh karena itu content pendidikan Islam menjadi conditio sine qua non dalam proses tersebut. Secara prinsipal content yang diwujudkan sebagai kurikulum, mengandung makna sebagai petunjuk (baik bagi guru maupun murid) ke arah pengembangan kualitas hidup manusia selaku khalifah di atas bumi, yang memiliki kepribadian yang utuh dalam hidup mental-rohaniah (iman dan takwa) dan material jasmaniah (kemampuan jasmaniah yang tinggi) yang seimbang dan serasi. Konsepsi Al-Qur'an tentang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan antara ilmu pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu merupakan kesatuan yang tidak, dapat dipisah-pisahkan, karena semua ilmu adalah merupakan manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satu yaitu ilmu pengetahuan Allah. Oleh karena itu dalam Islam tidak dikenal adanya ilmu pengetahuan yang religus dan non religius (sekuler).
Klasifikasi ilmu pengetahuan yang ditetapkan oleh para filusuf Islam seperti Farabi, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan Islam, baik yang paling eksternal sekalipun memiliki ciri sakral, selama ilmu itu setia kepada prinsip-prinsip kewahyuan, karena semua ilmu pengetahuan bersumber dari firman Allah seperti yang dinyatakan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah dalam Surat Al-Alaq, 1- 5 (Sayyid Hosein Nasr, 1970, 64).
Al-Farabi mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menjadi Bahasa; IImu Logika; Ilmu Pengetahuan tingkat persiapan Ilmu Kealaman; Metafisika; IImu Kemasyarakatan, beserta perincian masing-masing. Sedangkan Ibnu Khaldun juga mengklasifikasikan sains Islami itu menjadi: Sains filusufis beserta perinciannya, dan Sains yang ditranmisikan beserta perinciannya, (yang berupa ilmu-ilmu agama). Perincian sains tersebut dapat dilihat dalam buku Science and Civilization in Islam. Sayyid Hosein Nasr, pp. 60-64).
Berdasarkan pemikiran di atas maka Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal-dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan Islam saat ini masih berada pada garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman operasionalisasi pendidikan Islam perlu dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik yaitu:
1) Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan Islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari Yang non-Islami.
2) Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa serta teori dalam lingkup kependidikan Islami yang bersumberkan ajaran Islam,
3) Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan corak keislaman sebagai kultur dan revilasi.
4) Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-¬komponen yang saling mengembangkan satu sama lain Yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh karena suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan Islam puga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada.
2) Teori mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep, karena alam kita tidak menyediakan sistem siap-pakai untuk itu.
3) Teori harus dapat mengikhtisarkan berbagai fakta, kejadian-kejadian, oleh karenanya maka sebuah teori harus dapat menjelaskan sejumlah besar fakta.
4) Teori harus dapat meramalkan fakta atas kejadian-¬kejadian karena tugas sebuah teori adalah meramalkan kejadian-kejadian yang belum terjadi.
Adapun corak teoritis dari ilmu pendidikan Islam itu hendaknya disusun secara sistematis yang well-organized, yang mampu memberikan diskripsi tentang adanya fakta dari pengalaman operasional dalam bentuk , pengertian sesederhana mungkin. (Gilbert Sax, 1968,15-16).
Yang menjadi permasalahan urgen bagi ilmu pendidikan Islam ialah:
a) Bagaimana seharusnya pendidakan Islam dapat menjawab tantangan kebutuhan kependidikan generasi muda bagi kehidupannya di masa depan secara sistematis berencana, mengingat ciri khas agama Islam adalah sifat aspiratif dan kondusif kepada; kebutuhan hidup sesuai dengan human nature (fitrah).
b) Bagaimana agar pendidikan Islam mampu mendasari kehidupan generasi muda dengan iman dan takwa dalam berilmu pengetahuan yang sekaligus memotivasi daya kreativitasnya dalan kegiatan pengembangan dan pengamalan ilmu pengetahuan tersebut sejalan dengan tuntutan Al-Qur'an.
c) Bagaimana pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan memajukan tradisi dan budaya moral yang Islamic etnik dalam komunikasi sosial dan interpersonal dalam masyarakat yang semakin industrial teknologis.
d) Bagaimana agar pendidikan Islam tetap mampu berkemban dalam jalur input invironmental di lembaga pendidikan data proses pencapaian tujuan akhirnya, baik dalam upaya membentuk pribadi, maupun anggota masyarakat dan warga negara yang berkualitas baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ilmu pendidikan islam sebagai sebuah disiplin ilmu harus senantiasa berpegang kepada prinsip-prinsip pendidikan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.
Hal itu disebabkan, karena apabila sebuah disiplin ilmu tidak memiliki prinsip khususnya prinsip pendidikan Islam tersebut, maka dikhawatirkan akan terjadi yang tidak diinginkan oleh pendidikan. Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu juga harus senantiasa mampu mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang pendidikan yang terdapat didalam sumber-sumber pokoknya dengan Bantuan Ulama/Ilmuwan Muslim.

DAFTAR PUSTAKA
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929