loading...

Keterampilan mengadakan variasi

May 10, 2013
loading...
Keterampilan mengadakan variasi

a. Pengertian
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses inter¬aksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk itu Anda sebagai calon guru perlu melatih diri agar menguasai keterampilan tersebut.

b. Tujuan dan manfaat
1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek¬aspek belajar-mengajar yang relevan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan be¬lajar yang lebih baik.
4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya

c. Prinsip penggunaan
1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang re¬levan dengan, tujuan yang hendak dicapai.
2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3) Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

d. Komponen-komponen keterampilan mengadakan vadasi
1) Variasi dalam gaya mengajar guru.
a. Penggunaan variasi suara (teachers voive): Variasi suara adalah pe¬rubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
b. Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Mi¬salnya dengan perkataan "Perhatikan ini baik-baik," atau "Nah, ini penting sekali," atau "Perhatikan dengan baik, ini agak sukar di¬mengerti."
c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teachers silence): Adanya kese¬nyapan, kebisuan, atau "selingan diam" yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk me¬narik perhatian siswa. Pkerubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari-adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin ta¬i hu apa yang terjadi.
d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement):
Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaik¬nya pandangan menjelajalii seluruh kelas dan melihat ke mata murid¬murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim, dengan me¬reka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan infor¬masi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
e. Gerakan badan dan mimik: Variasi dalam ekspresi wajah guru, ge¬rakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting , dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wa¬jah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya meng¬angguk, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik per¬hatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti "tidak", mengangkat tangan keduanya dapat berarti "apa lagi?"
f) Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teachers mo¬vement): Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan un¬tuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menghantarkan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Be¬rikut,ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
 Biasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk me¬nanamkan rasa dekat kepada murid sambil mengontrol tingkah laku murid.
 Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.
 Jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar¬mandir, tetapi jangan pula menerangkan sambil duduk.
 Jangan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.
 Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.

2) Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran
Media dan alat pelajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, da¬pat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni yang dapat didengar, dilihat, dan diraba.
Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain meagharuskan anak menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mem¬patinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan ke¬mampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan re¬levan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
a) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): Alat atau me¬dia yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide.
b) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids): Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama di dalam ke¬las. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengar yang di¬variasikan dengan indera lainnya.
c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan di¬gerakkan (motorik): Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa¬dalam mernbentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara per¬seorangan ataupun secara kelompok. Yang termasuk ke dalam hal ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan.
d) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids): Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling, tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang ter¬masuk AVA ini, misalnya film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan de¬ngan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

3) Variasi pola inter'aksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sa¬ngat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi ole'h guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan olehanak. Hal ini ber¬gantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar¬ mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola ~nteraksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Pola guru – murid:


Komunikasi sebagai aksi (satu arah).
b) Pola guru-murid-guru
Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi se-bagai' interaksi).
c) Pola guru-murid-murid
Ada balikan bagi guru, siswa'saling be-lajar satu sama lain.

d) Pola guru-murid, murid-murid-guru, murid-murid:
Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komuinikasi sebagai transaksi, multi-arah).
e) Pola melingkar:
Setiap siswa mendapat, giliran –untuk mengemukakan sambutan atau jawa¬ban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum men¬dapat giliran.


e. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Rencanakan suatu pengajaran mikro (5-10 menit) untuk topik dan kelas tertentu. Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang se-suai dan kemampuan Anda, tujuan, serta usia anak. Latihlah lieberapa variasi yang lebih menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi me¬dia, maupun variasi pola interaksi. Gunakan lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi Anda.

Latihan penerapan dalam praktek pengalaman lapangan
1) Rencanakan suatu rangkaian pengajaran yang masing-masing meng¬gunakan salah satu jenis pola interaksi. Mintalah teman sejawat un¬tuk mengamati dan menilai hasil yang dicapai serta reaksi atau peran serta siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
2) Bila memungkinkan, ciptakanlah posisi tempat duduk siswa dari kla¬sikal menjadi posisi kelompok sehingga memudahkan interaksi be¬lajar yang bervariasi.
3) Rencanakan dan bimbingan siswa dalam membuat model, diorama, sandiwara boneka, papan buletin, dan alat peraga tiga demensi lainnya.

4. Keterampilan menjelaskan
Yang dimaksudkan dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menurnjukkan adanya' hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana de¬ngan baik, dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri uta¬ma kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam mem¬berikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk ditangkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid.
a. Tujuan memberikan penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapat tlan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar:
2. Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah¬-masalah atau pertanyaan.
3. Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahaman¬nya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses pena¬laran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

b. Alasan perlunya keterampilan menjelaskan dikuasai oleh guru
1. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembi¬caraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa.
2. Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri. Hal ini tercermin da¬lam ucapan guru: "Sudah jelas, bukan?" atau "Dapat dipahami, bu¬kan?" Oleh karena itu, kemampuan mengenal tingkat pemahaman murid sangat penting dalam memberikan penjelasan..
3. Tidak semua murid dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu men¬jelaskan hal-hal tertentu.
4. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh mu¬rid dalam belajar. Guru perlu membantu murid dengan cara membe¬rikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

c. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
1) Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, ter¬utama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. Yang ber¬kenaan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan- dan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.. Mengenai yang ber¬hubungan dengari penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal¬hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pe¬san seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.

2) Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memper¬hatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Penjdasan hendaknya diberikan dengan menggunakan ba¬6asa yang mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ur.apan-ucapan seperti "e", "aa", "mm", "kira-kira", "umumnya" , "biasanya", "sering kali" dan istilah-istilah yang tidak dapat di¬mengerti oleh anak.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Dalam memberikan penjelasan se¬baiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan se¬suatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan: Dalam memberikan penjelasan, guru harus me¬musatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi in¬formasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat meng¬gunakan tanda atau isyarat lisan seperti "Yang terpenting adalah," "Perhatikan baik-baik konsep ini," atau "Perhatikan, yang ini agak sukar."
d) Penggunaan balikan: Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidak¬mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilaku¬kan dengan mengajukan pertanyaan seperti "Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi?" Juga perlu ditanyakan, "Apakah penjela¬san tadi bermakna bagi kalian?" dan sebagainya.

d. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Sajikanlah perijelasan selama 10 menit damgunakanlah lembar observasi keterampilan menjelaskan sebagai pedoman. Cobalah nilai penjelasan yang Anda berikan tersebut dengan bantuan seorang teman.

e. Latihan"penerapan dalam PPL
1. Sajikanlah pelajaran yang sama pada dua kelas yang homogen. Sa¬lah satu kelas diberi penjelasan dengan disertai contoh-contoh dan ilustrasi, sedangkan satu kelas lagi hanya diberi penjelasan verbal. Bandingkan hasilnya atau pengaruh kedua penjelasan tersebut atau bagaimana hasil tes kedua kelas tersebut.
2. Mintalah teman sejawat untuk mengamati salah satu pelajaran yang Anda sajikan dengan menggunakan lembar otlservasi keterampilan menjelaskan, dan diskusikan hasilnya.
3. Amatilah beberapa pelajaran yang memuat penjelasan yang diberikan oleh guru pamong dengan menggunakan lerilbar observasi keteram¬pilan menjelaskan. Komponen mana yang banyak muncul dan ba¬v, gaimana dampaknya bagi murid?
Selamat berlatih!

5.Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan yang di¬lakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hat-hal yang akan dipelajarinya.
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pe¬lajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat dila¬kukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pe¬lajaran yank telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipe¬lajarinya.


a. Tujuan pokok siasat membuka pelajaran
Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan di¬pelajari atau dibicarakan.
Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Contoh set induction pada pengenalan konsep baru:
Guru : Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahasan baru yakni tentang "bangun datar". Teta¬pi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu, sebaiknya coba¬lah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang Ibu pe¬gang ini? Ya, kamu Indra!" Dan seterusnya.

b. Siasat menutup pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru un¬tuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi`gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelaj4ri oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian sis¬wa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan belajar-mengajar ada¬lah sebagai berikut:
1) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru di¬babas aRan dipdajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang je¬las tcntang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja di¬perbincangkan atau dipelajari.
2) Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok da¬lam pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang telah diterima¬nya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pe¬lajaran selanjutnya.
3) Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajart sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari.
4) Memberikan tindak lanjut (Follow up) berupa saran-saran serta aja¬kan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta agar di¬pelajari kembali di rumah.

c.Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1) Membuka pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: -
a) Menarik perhatian siswa: Banyak cara yang dapat digunakan oleh gu¬ru untuk menarik perhatian siswa, antara lain dengan:
- gaya mengajar guru,
- penggunaan alat bantu pelajaran,
- pola interaksi yang bervariasi.
b) Menimbulkan motivasi dengan cara:
- disertai kehangatan dan keantusiasan,
- meriimbulkan rasa ingin tahu,
- mengemukakan ide yang bertentarigan
- memperhatikan minat siswa.
c) Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti:
- mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
- menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
- mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas,
- mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
d) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.

2) Menutup pelajaran
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah:
a) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b) Mengevaluasi. Bentuk.evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru an¬tam lam ialah:
- mendemonstrasikan keterampilan,
- mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,
- mengeksplorasi pendapat siswa sendiri,
- memberikan soal-soal tertulis.

d. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
1) Sajikan suatu pengajaran selama 10= 15 menit. Khususkan latihan dalam hal:
- menarik perhatian siswa,
- menimbulkan motivasi,
- memberi acuan,
- menutup pelajaran.
2) Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit. Latihlah semua komponen membuka dan menutup pelajaran: Mintatah teman seja¬wat Anda untuk mengarnatinya dengan menggunakan lembar obser¬vasi keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Bila ada video¬tape-recorder, rekamlah dan putar kembali untuk mengetahui ke¬lemahan yang perlu diperbaiki.
e. Latihan penerapan dalam PPL
1) Amatilah dahulu guru pamong yang sedang mengajar. Catatiah kom¬- ponen-komponen yang dilakukannya yang banyak muncul dan per-¬hatikan cara mana yang terbaik.
2) Mintalah bantuan teman sejawat untuk mengamati proses pengajaran yang Anda lakukan dengan menggunakan lembar otiservasi. Periksa¬lah dan tandai hasilnya, mana hal yang dianggap penting tetapi terlupakan.
3) Mintatah saran dan komentar dari guru pamong di sekolah tempat Anda praktek tentang proses pengajaran yang telah Anda lakukan untuk memperbaiki proses pengajaran yang akan Anda Iakukan selanjutnya.


6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang tlalam interaksi tatap muka yang informal dengan ber¬bagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Peagertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas. Siswa berdiskusi dalam kelompok= kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan. Diskusi ter¬sebut berlangsung dalam suasana terbuka. Setiap siswa bebas mengemu¬kakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap siswa harus menaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya.
Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses belajar-mengajar. Akan tetapi, tidak setiap guru dan calon guru mampu membimbing para siswanya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu, keterampilan ini perlu dilatihkan agar para gu¬ru dan calon guru mampu melaksanakan tugas ini dengan haik.
a. Komponen`keterampilan membimbing diskusi
1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi Caranya adalah sebagai berikut:
- Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi.
- Kemukakan masalah-masalah khusus.
- Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan.
- Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi.

2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurarig jelas hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok, yang akhirnya me¬nimbulkan kesalahpahaman hingga keadaan dapat menjadi tegang. Da¬lam hal demikian, tugas guru dalam memimpin diskusilah untuk 'mem¬perjelasnya,. yakni dengan cara:
- menguraikannya kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas,
- meminta kdmentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut,
- menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh pe¬ngertian yang lebih jelas.
3) Menganalisis pandangan siswa
Di dalam diskusi sering,terjadi perbedaan pendapat di antara anggota ke¬lompok. dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan dengan cara sebagai. berikut:
- Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat.
- Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
4) Mertingkatkan urunan siswa
Beberapa cara untuk meningkatkan urunan pikir siswa ialah:
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir.
- Memberikan contoh-contoh verbal atau nonverbal yang sesuai dan tepat.
- Memberikan waktu untuk berpikir.
- Memberikan dukungan terhadap urun pendapat siswa dengan penuh perhatian.
S) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Penyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara:
- mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. Misalnya, "Ba¬pak (Ibu) yakin bahwa Nita dapat menjawab. Coba, Nita!" - mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu.
- mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
- mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga in¬teraksi antarsiswa dapat ditingkatkan.

6) Menutup diskusi Keterampilan akhir yang harus dikuasai oleh guru adalah menutup dis¬kusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif daripada bila rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru.
- Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun ten¬tang topik diskusi yang akan datang.
- Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang te¬lah dicapai.
7) Hal-hal yang harus dihmdari
- Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
- Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
- Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembiaraan yang tidak relevan
- Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
- Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikiran siswa.
- Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

b.Latihan penerapan dalam pengajaran mlkro
Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit dengan menggunakan metode diskusi. Siapkan satu topik diskusi, dan usahakan agar Anda de¬ngan siswa mempunyai latar belakang yang sama tentang topik tersebut. Terapkan sejumlah komponen keterampilan yang sesuai dalam memimpin diskusi. Rekamlah diskus) itu dengan VTR. Bila tidak tersedia, pakailah tape-recorder, dan putar kembali.hasilnya. Gunakanlah lembar observasi untuk menilainya.

c.Latihan penerapan dalam PPL
1) Amatilah dengan teliti diskusi yang diselenggarakan oleh guru pamong tempat Anda praktek. Catat -hal-hal berikut:
- Dasar pembentukan kelomp(jk.
- Jumlah ketompok dan anggota tiap kelompok.
- Siapakah yang paling dominan dalam diskusi, guru atau murid? Dan siapa pemimpin'diskusinya?
- Cara, guru menyebarkan kesempatan berparsitipasi.
- Respons siswa ketika orang lain mengemukakan pendapatnya.

2) Rencanakanlah suatu diskusi dengan memperhatikan ketentuan¬ketentuan dalam diskusi. Dalam pelaksanaannya, mintalah teman se¬jawat untuk mengamatinya. Kajilah hat- Isal mana yang harus di¬sempurnakan demi perbaikan serta peningkatan diskusi Anda'yang akan da'tang. .
Selamat berlatih!

7) Keterampilan mengelola kelas .
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan me-melihara kondisi belajar yang optimal dan meng~mbalikannya bila ter¬jadi gangguan dalam proses'belajar-mengajar. Dengan kata lain ialah ke¬giatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. Yang termasuk ke da¬ilam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menye¬jewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu Penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang pro¬duktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam sua¬sana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hu¬bungan interpersonal yang bAik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan ke¬las yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif.

a. Prinslp penggunaan
1) Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptariya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar-mengajar yang optimal.

2) Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemung¬kinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3) Bervariasi
Periggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar-mengajar yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4) Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya da¬pat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar-mengajar yang efektif.

5) Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, didalam mengajar tlan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal¬hal yang negatif.

6) Penanaman disiplin diri
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk-itu guru harus selalu tnendorong siswa un¬tuk melaksanakan disiplin diri sendiri, dan, guru sendiri hendaknya men¬
jadi contoh atau teladan tetang pengendalian diri dan pelaksanaan tang¬gung jawab.
b. Komponen lCeterampilan
I) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan. kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang ber¬huburigan dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut:
a) Menunjukkan sikap tanggap: Tanggap terhadap perhatian, keter¬libatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa dalam tugas-tugas di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut:
- Memandang secara saksama: Memandang secara saksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandarig serta interaksi antarpribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja, sama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
- - Gerak mendekati: Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara. wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam, atau memberi kritikan -dan hu¬ksuman.
- Memberikan pernyataan: Pernyataan guru terhadap se'suatu yang di-kemukakan oleh siswa sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, ko-mentar, ataupun yang lain. Akan tetapi, haruslah dihindari hal-hal yang rrienunjukkan dominasi guru, misalnya dengan komentar atau pernyataan yang mengandung ancaman seperti: "Saya tunggu sam¬pai kalian diam!" "Saya atau kalian yarig ke luar?" atau "Siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silakan keluar!"
- Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan siswa. Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketak¬acuhan, guru dapat memberikan reaksi dalam bentuk teguran. Te¬guran guru merupakan tanda "ada bersamanya guru". Teguran ha¬ruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
b) Memberi perhatian: Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang ber¬langsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilaku¬kan dengan dua cara: visual dan verbal.
- Visual: mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada ke¬giatan yang lain dengan kontak pandang terhadap kelompok sis¬wa atau seorang siswa secara, individual.
- Verbal: guru dapat memberikan komentar, penjelasan, per¬tanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa semen¬tara ia memimpin kegiatan siswa yang lain.
c) Memusatkan perhatian kelompok: Kegiatan siswa dalam belajar da¬pat dipertahankan apabila , ari waktu ke waktu guru mampu memu¬satkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara berikut:
- Menyiagakan siswa. Maksudnya ialah memusatkan perhatian sis¬wA kepada suatu hal sebelum guru menyampaikan materi pokok. Maksudnya untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa. - Menuntut tanggung jawab siswa. Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilaku¬kan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas-tugas. Misalnya dengan meminta kepada siswa untuk memperagakan, melaporkan ha¬sil, dan memberikan respons.
d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas. Hal ini berhubungan de¬ngan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran sehingga tidak terjadi kebingungan pa¬da diri siswa.
e) Menegui. Apabila terjadi tingkah laku siswa yang mengganggu k~elas atau kelompok dalam kelas, hendaknya guru menegurnya secara ver¬bal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta ke¬pada tingkah lakunya yang menyimpang.
- Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang
mengandung penghinaan.
Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepan¬jangan.
F) Memberi penguatan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua ma¬cam cara sebagai berikut:
- Guru dapat. memberikan penguatan kepada siswa yang meng¬ganggu, yaitu dengan jalan "menangkap" siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya.
- Guru dapat memberikanpenguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.

2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi be¬lajar yang optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan sis¬wa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru'dapat mengadakan tin¬dakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apa¬bila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang wa¬laupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons yang -sesuai, guru dapat merhinta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat me¬nangani setiap problema siswa di dalam kelas. Namun, pada tingkat ter¬tentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan per¬baikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam tugas di kelas. Strategi ter¬sebut adalah:
a) Modifikasi ti ngkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah la¬ku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha me¬modifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b) Guru: dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelom¬pok dengan cara:
- Memperlancar tugas-tugas: Mengusahakan terjadinya kerja sa¬ma yang baik dalam pelaksanaan tugas.
c. Hal-hal yang hams dihindarl
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang "harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut.
1) Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction)
Apabila guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bah¬wa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan anak. la ha¬nya ingin memuaskan kehendak sendiri.

2) Kelenyapan (fade away)
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu instruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan pen¬jelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas: Juga dapat terjadi dalam ben¬tuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah membiarkan pikiran siswa mengawang-awang, melantur, dan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.

3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and starts) Hal ini dapat terjadi bila guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang ke¬dua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan de¬mikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya meng¬ganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

4) Penyimpangan (digression)
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan tertentu me¬mungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat meng¬ganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.

5) Bertele-tele (overdwelling)
Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulangi hal¬hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah te¬guran yang sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.

d. Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Sajikanlah suatu pengajaran dalam waktu 10 sampai 15 menit yang ter¬diri dari 15 siswa. Bagilah ke dalam tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari lima orang. Kemukakanlah satu topik untuk didiskusikan ke¬pada masing-masing kelompok di bawah bimbingan Anda, kemudian sim¬pulkan kembali hasil diskusi tersebut dalam kelompok besar atas ke¬seluruhan. Usahakan agar dalam latihan ini Anda melaksanakan bagian dari komponen prakarsa guru untuk menciptakan dan memelihara serta mengembalikan kondisi belajar yang optimal bila mungkin terjadi. Prak¬tekkanlah komponen respons guru terhadap gangguan yang muncul dari siswa. Dan jangan lupa, mintalah bantuan teman Anda untuk meng¬amatinya dengan lembar observasi.

e. Latihan penerapan dalam PPL
Dalam.melaksanakan praktek mengajar, amatilah dulu guru pamong Anda atau yang Anda anggap lebih mampu, dan buatlah catatan tentang banyaknya teguran yang diberikan, pemberian penguatan, dan tanda¬tanda yang menunjukkan perhatian atau tanggapan guru. Praktekkan¬lah keterampilan menuntun dan mengalihkan berbagai kegiatan siswa. Mintalah bantuan teman sejawat untuk mengamati kegiatan yang Anda lakukan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan mengelola kelas. Diskusikan hasilnya untuk perbaikan langkah berikutnya. Selama Anda melakukan kegiatan belajar-mengajar, coba amati dan catat pula tingkah laku siswa yang tidak patut dan yang menimbulkan gangguan, dan rencanakanlah strategi untuk mengawasi hal tersebut jika Anda mengalaminya.

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok. ke¬cil, dan seorang untuk perseorangan. Ini tidak"btrarti bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu be¬lajar. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara kelompok.
Hakikat pengajaran ini adalah:
- terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan Ju¬ga siswa dengan siswa,
- siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan, kemampuan masing¬masing,
- siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan
- siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar-mengajar.
Peran guru dalam pengajaran ini ialah sebagai:
- organisator kegiatan belajar-mengajar,
- sumber informasi (narasumber) bagi siswa,
- motivator bagi siswa untuk belajar,
- penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa,
- pembimbingan kegiatan belajar siswa (konselor), dan
- peserta kegiatan belajar.

Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru mem¬berikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hutaungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Adakalanya siswa lebih mudah belajar dari temannya sendiri, ada.pula siswa yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih te¬mannya sendiri. Dalam hal ini pengajaran kelompok kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih ak¬tif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreafif dan sifat kepemimpinan pada siswa, serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengajaran klasikal, kelompok kecil, dan perseorangan memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan keteram¬pilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan merupakan satu ke¬butuhan yang esensial bagi setiap calon guru dan guru yang profesional.

a. Penggunaan di dalam kelas
1) Variasi pengorganisasian
Di bawah ini disajikan berbagai variasi pengorganisasian untuk mem¬berikan kesempatan belajar kepada siswa dalam kelompok kecil maupup perseorangan.


Keterangan:
Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan informasi dasar; penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan; serta hal-hal lain yang dianggap perlu: IIalam model ini, setelah pertemuan kelas, siswa diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam ke¬lompok atau bekerja secara perseorangan. Setelah waktu yang ditetap¬kan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali untuk ` melaporkan segala sesuatu yang telah dilakukan.

Model 2

Keterangan: ,
Pertemuan di awali dengan pengarahan atau penjelasan secara klasikal tentang materi, tugas, serta cara yang digunakan. Sefelah itu langsung be¬kerja dalam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri dengan laporan kelompok.

Model 3


Perseorangan
Keterangan: Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal. Setelah itu siswa langsung bekerja secara perseorangan dan kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasij yang dicapai dan diakhiri dengan laporan kelompok.



Keterangan:
Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atau tu¬gas yang akan dilaksanakan. Setelah itu langsung bekerja secara per¬seorangan.
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Bagi gliru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya dimulai dengan pengajaran kelompok, kemudian secara bertahap mengarah kepada pengajaran perseorangan. Sedangkan bagi calon guru sebaiknya dirriulai dengan pengajaran perseorangan, kemudian secara bertahap kepada pengajaran kelorrrpok kecil.
 Tidak semua topik atau pokok bahasan dapat dipelajari secara efek¬tif dalam kelompokkecil maupun perseorangan. Hal-hal yang ber¬sifat umum sep_erti pengarahan informasi umum sebaiknya diberikan daiam bentuk kelas besar.
 Dalam pengajaran kelompok kecil, langkah pertama adalah mengor¬ganisasi siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlu¬~, kan, dan diakhiri dengan kegiatan kulthinasi yang dapat berupa rang¬kuman, pemantapan, atau laporan.
 Dalam pengajaran perseorangan guru harus mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur.
 Kegiatan dalam pengajaran perseorangan dapat dilakukan melalui pa¬. ket belajar atau bahan yang telah disiapkan oleh guru.

b. Komponen-komponen keterampllan
1) Keterampilan mengadakan pendekatan'secara pribadi
Salah satu prinsip pentigajaran kelompok kecil dan p,erseorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini dapat terwujud bila guru memiliki keteram¬pilan berkomunikasi secara pribadi yang dapat diciptakan antara lain
dengan:
- menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam kelompok kecil maupun perseorangan,
- mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa,
- memberikan respons positif terhadap buah pikiran siswa,
- membangun hubungan 'saling mempercayai,
- menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa,
- menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan terbuka,
- berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

2) Keterampilan mengorganisasi
Selama kegiatan kelompok kecil atau perseorangan berlangsung, guru ber¬peran sebagai organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan sebagai berikut.
- Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang,akan dilakukan.
- Memvariasikan kegiatan yang mencakup penyediaan ruangan, pe¬ralatan, dan eara melaksanakannya.
- Membentuk kelompok yang tepat.
- Mengoordinasikan kegiatan.
- Membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
- Mengikhiri kegiatan dengan laporan,hasii yang dicapai oleh siswa.

3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar Keterathpilan ini memungkinkan guru membantu siswa- untuk maju tan¬pa mengalami frustrasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki ke¬terampilan berikut:
- Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang pentmg ba¬gi siswa untuk maju.
- Mengembangkan supervisi proses awal, yakni sikap tanggap guru ter¬hadap siswa baik indivadu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
- Mengadakan supervisi proses lanjut yang mtmusatkan perhatian pa¬da penekanan dan pe3nberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.
- Mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian pa¬da penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan sehingga sis¬wa saling belajar-dan memperoleh wawasan yang menyeluruh. Ini dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya, dan menyiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir cara yang efek¬tif. Untuk maksud ini ialah mengingatkan siswa akan waktu yang ma¬sih tersisa untuk menyelesaikan tugas, misalnya, "Waktu tinggal 15 menit lagi. Pukul 10.15 semua kelompok harus sudah siap dengan laporannya."

4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar¬mengajar
Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan, baik secara perseorangan maupun secara kelompok. Untuk itu guru harus mam¬pu membuat perencanaan kegiatan belajar-mengajar yang tepat bagi se¬tiap siswa dan kelompok serta mampu melaksanakannya. Untuk mem¬buat perencanaan yang tepat, guru dituntut mampu mendiagnosis ke¬mampuan akademis siswa, memahami gaya belajar-mengajar, minat sis¬wa, dan sebagainya. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut guru diharap¬kan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar berupa belajar man¬diri, paket kegiatan belajar, belajar dengan tutor sejawat, simulasi, dan sebagainya yang semuanya memandu siswa untuk menghayati pengalaman bekerja sama atau bekerja dengan pengarahan sendiri.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar¬mengajar ini rimencakup:
- Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi sis¬wa untuk mencapai tujuan tersebut.
- Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kri¬teria keberhasilan, langkah-langkah kerja,'waktu, serta kondisi be-. lajar.
- Bertindak atau berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan.
- Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki diri¬nya sendiri yang merupakan kerja sama guru dengan siswa dalam si¬tuasi pendidikan yang manusiawi.
Untuk keempat keterampilan tersebut di atas ternyata ada keterampilan dasar yang sebelumnya harus dikuasai oleh guru, yaitu keterampilan ber¬tanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,, dan menjelaskan. De¬ngan demikian, keterampilan mengajar serta membimbing kelompok ke¬cil dan perseorangan merupakan keterampilan yang kompleks.

c. Latthan penerapan dalam pengajaraa mllcro
Sajikanlah suatu pengajaran selama 10 menit untuk kelompok kecil yang bekerja dengan tugas yang berlainan tentang suatu topik. Latihlah ke¬terampilan mengorganisasi yang efektif serta menggunakan bimbingan dan memudahkan belajar. Gunakan lembar observasi untuk menilai kemam¬puan Anda. Catatlah keterampilan Anda yang berkenaan dengan pe¬ren'canaan dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Mintalah teman sejawat untuk mengamati jalannya pengajaran Anda.

d. Latihan penerapan dalam PPL
1) Bagilah kelas ke dalam sejumlah kelompok kecil. Libatkan mereka ke dalam tugas ketompok yang sama, kemudian .dengan tugas yang berbeda. Pusatkan perhatian Anda pada perpaduan antaraketeram¬pilan mengorganisasi, membimbing, dan memudahkan belajar.
2) Cobalah sejumlah siswa Anda untuk bekerja secara perseorangan de¬ngan materi yang berbeda, misalnya paket belajar dan lembaran ker¬ja. Pusatkan perhatian Anda pada pengintegrasian keterampilan me¬rencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
3) Lakukan latihan nomoi 1 dan 2 di atas secara lengkap dan serempak dengan menggunakan keempat keterampilan secara terpadu.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929