loading...

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU

January 10, 2017
loading...
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU


Sebagaimana kita kita ketahui bersama bahwa sumber utama pendidikan islam sebagai disiplin ilmu adalah kitab suci alQuran dan sunah rasulullah s.a.w serta pendapat para sahabat /ilmuan mualim sebagai tambahan.
Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok meng-ilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat didalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuan muslim.
Dunia ilmu pengetahuan yang akademik teleh menetapkan norma-norma, syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan keilmuan yang ditetapkan itu nampak bersifat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, ilmu pengetahuan pendidikan islam pada khususnya tersusun dari konsep-konsep dan teori-teori yang disestematikan menjadi suatu kebulatan yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saing berkaitan.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Dengan kata lain, ilmu pendidikan islam harus bertumpu pada gagasan-gagasan yang dialogis dengan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau informasi untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya suatu ilmu pendidikan islam.
Ada tiga komponen dasar yabg harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah;
1. Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Meskipun tujuan pendidikan itu beridealitas tinggi, bila metode dan materinya tidak memadai, maka proses kependidikan mengalami kegagalan. Oleh karena itu suatu tujuan pendidikan tidak akan dapat berwujud dalam satu proses yang kedap metode dan kontent.
Sebagai enssesianya tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan tuntutan alquran itu tidak lain adalah sikap penyerahan diri secara total kepada allah SWT., yang telah kita ikrarkan dalam shalat kita sehari-hari.



2. Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu. Metode yang dipakai dalam proses kependidikan islam bertumpu pada paedosentrisme, dimana kemampuan fitrah manusia dijadikan pusatnya proses kependidikan. Metode islami atau Qur’ani hikmah dan mau’idhah al-khasanah serta mujadalah yang paling baik, menuntut kepada pendidik, dimana faktor human nature yang potensial tiap pribadi anak dijadikan sentrum proses kependidikan sampai kepada batas maksimal perkembangannya.
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN ISLAM DAN ANTISIPASI PERKEMBANGAN IPTEK
Bangsa indonesia barwatak sosilistik-religius bercita-cita meraih kehidupan yang seimbang, serasi dan selaras antara kehidupan batiniah, mental-speritual dengan kehidupan lahiriah, fisik jmateril, dimana nilai-nilai keagamaan menjadi dasar sumber motivasinya. Etos ilmiah dikalangan masysrakat dunia islam masa keemasan dari abad ke delapan masehi sampai abad ke-14 M. Etos ilmiah dan kerja keras tersebut mendapatkan dorongan motivasi dari dalam kandungan ayat-ayat kitab suci alquran sunnah nabi, s.a.w.
Pendidikan islam yang tugas pokoknya menelaah dan meng-usa serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran islam harus mampu mengetangahkan perencanaan program-program kegiatan-kegiatan operasional kependidikan terutama yang berkait dengan pengembangan dan pemenfaatan iptek modern dalam bidang kehidupan sosial dan keagamaan umat. Strategi kependidikan islam dalam menghadapi tantangan modernisasi berkat kemajuan IPTEJ itu mencakup ruang lungkup:
a. Motivasi kreativitas anak didik kearah pengembangan IPTEK itu sendiri dimana nilai-nilai islami menjadi sumber acuannya.
b. Mendidik keterampilan memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya.
c. Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran dan IPTEK serta hubungan yang akrab dengan para ilmuan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang masing-masing.
d. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemanpuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.

1. Perencanaan program pendidikan islam
Dalam merencanakan program ini kita perlu mengidentifikasi 8 masalah pokok yaitu:
a. Apakah ajaran islam memberikan ruang lingkup berpikir kreatif manusia dan sejauh mana ruang lingkup tersebut diberikan kepada manusia.
b. Potensi fisikologi apa sajakah yang menjadi sasaran pendidikan islam terutama dalam kaitannya dengan kreativitas yang berhubungan dengan perkembangan IPTEK tersebut.
c. Terampilan-keterampilan apa sajakah yang diperlukan anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan IPTEK modern sehingga dapatmen sejahterakan kehidupan umat manusia, terutama umat islam.
d. Sampai berapa jauh anak didik diharapkan mampu mengendalikan dan menangkal dampak-dampak negatif dari IPTEK terhadap nilai-nilai etika keagamaan.
e. Sebaliknya apakah nilai moral dan sosial keagamaan mampu memberikan dampak positif terhadap terhadap kemajuan IPTEK tersebut.
f. Kompetensi guru agama apakah yang harus dimiliki sebagai hasil (produk) lembaga pendidikan profesional keguruan yang dapat diandalkan untuk menghadapi modernitas umat berkat kemajuan IPTEK tersebut.
g. Gagasan-gagasan baru apa sajakah yang harus dirumuskan kembali dalam perencanaan pendidikan jangka panjang dan pendek, terkait dengan kurikulum sekolah.
PENDIDIKAN AGAMA, SARANA, FASILITAS, DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Modal rohaniah dan mental yaitu kepercayaan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa merupakan tenaga penggerak yang tak ternilai harganya bagi pengisian aspirasi-aspirasi bangsa.
Pernyataan diatas menjadi salah Satu dari 8 asas pembangunan nasional yang harus dijadikan pola dasar penikiran dalam penyusunan strategi pendidikan agama, hakikat pembangunan nasional adalah manusia indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia yang brlandaskan pada pancasila dan UUD 1945, maka jelaslah tersirat dalam rumusan GBNH tersebut suatu idealitas yang amat tinggi nilainya karena adanya pandangan dasar bahwa hanya manusia yang utuh lahiriah dan jasmaniah, yang seimbang, selaras, dan serasi. Dengan kata lain manusia indonesia harus mampu bersikap terbuka terhadap ide-ide pembaharuan dari manapun datangnya melalui proses pengelolahan yang berkerangka-acuan sepadan dengan pola kepribadian nasionalnya.
1. Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah dan lingkunngan lainnya.
Barangkali kita bersepakat jika lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal dipandang sebagai lembaga enkulturasi generasi penerus bangsa, dengan demekian sekolah-sekolah kita dengan segala kelemahannya, tetap kita percayai sebagai sentrum-sentrum civilisasi generasi penerus bangsa yang berfungsi tidak saja mentransfer dan mentranformasikan nilai-nilai kultural masyarakat,akan tetapi lebih dari itu yaitu menginternalisasikandan melestarikan (mengkonservasikan) serta mengembangtumbuhkan nilai-nilai modernisme yang bersumberkan dari aspirasi bangsa dimana agama merupakan unsurnya yang paling berpengaruh.
Pelaksanaan program pendidikan agam perlu diubah dari pendekatan PPSI menjadi pendekatan edukatif yang berdimensi transendental sampai mengkait dengan permasalahan kehidupan masyarakat yang cenderung mengalami perubahan nilai.
2. Orientasi pelaksanaan pendidikan agama
orientasi idea pancasila menghendaki pemantapan pola sikap dan pola pikir warga negara indonesia kepada tiga orientasi hubungan dengan kekusaan mutlak tuhn yang maha esa, orientasi hubungan dengan masyarakat orientasi kepada hubungan dengan alam sekitar yang digali dan dikelola serta dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat,namun tidak lupadiri dari menjaga kelestariannya lebih lanjut.

3. Program prioritas pendidikan agama
Berlandaskan tujuan pendidikan nasional sebagaimana ditetapkan dalam TAP II/MPR/ 1988 (GBNH), prioritas program pendidikan agama adalah meningkatkan kualitas manusai indonesia melalui asfek-asfek rohaniah dan jasminiah.
4. Problematika umum pendidikan agam disekolah
Berbagai upaya dilakukan oleh para pemikir ilmuan ulama dan ulama ilmuan yang banyak memperhatikan tentang pelaksanaan pendidikan agama dilembaga-lembaga pendidikan formal kita.



POLITIK PEMERINTAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Sejak kedatangannya diindonesia islam telah menggunakan dakwah dan pendidikan sebagai sarana untuk mensosialisasikan nya ketengah-tengah masyarakat. Dalam proses sosialisasi islam melalui pendidikan tersebut, selain dilkakukan oleh masyarakat sendiri, juga dilakukan oleh pemerintah, atau sekurang-kurangnya mendapat bantuan dari pemerintah.
1. Pengertian politik pendidikan
Kata politik berasal dari bahasa inggris, politics yang berarti permainan politik. Sedangkan dalam bahasa indonesia, politik di artikan ilmu pengetahuan tentang ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti tata cara pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan dan sebagainya.
Dalam bahasa arap kata pendidikan di awali oleh kata tarbiyah, ta’dib, ta’lim, tadris, tadzkiyah, dan tadzkiyah yang secara keseluruhan menghinpun kegiatan yangg terdapat dalam pendidikan yaitu membina, memelihara, mengajarkan, menycikan jiwa dan mengingatkan manusia terhadap hal-hal yang baik.

2. Kebijakan politik pendidikan pemerintahan indonesia
Kebijakan politik pemerintahan indonesia secara umum dapat di bagi ke dalam empat periode atau orde. pertama kebijakan politik pemerintahan pada masa pra-kemerdekaan; kedua,kebijakan politik pemerintahan indonesia pada masa orde baru; dan keempat kebijakan politik pemerintahan indonesia pada orde repormasi.
Pada masa pra-kemerdekaan kebijakan politik pemerintahan berada ditangan penjajah belanda. pada masa itu belanda menerapkan politik diskriminatif terhadap rakyat jajahannya terutama terhadap umat islam.sejarah mencatat bahwa secara umum
Kini politik pemerintahan orde baru sudah di geger oleh pemerintah reformasi yang di tandai oleh semakin bewerkembangnya wacana demo krasi kitik berbagai aturan yang sebelumnya ada di kalangan kemahasiswaan yang cenderum mengkebiri kebebasannya kini sudah berubah.
Di atas, tampak bahwa pendidikan islam dalam perjalanannya mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan harapan. Sepanjang sejarahnya pendidikan islam senantiasa mengawal dan senantiasa mengawal dan mengiringi perjalanan pendidikan nasional.
Pendidikan islam harus berproses bersama dengan pendidikan nasional untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan dalam berbagai bidang.








MENSIASATI KEKURANGAN JAM PEELAJARAN AGAMA DISEKOLAH- SEKOLAH
Salah satu masalah yang sering dikemukakan para pengamat pendidikan Islam adalah adanya kekurangan jam pelajaran untuk pengajaran agama islam yang disediakan di sekolah- sekolah umum seperti sekolah Dasa, Sekolah Menengah Umum dan seterusnya.
Selain itu, terdapat pula sebab lain yang membuat paraperajar banyak melakukan Perbuatan negatif itu, yaitu kurangnya watu yang diberikan kedua orang tua di rurrfeh untuk memberikan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan terhadap putaran-putaran dirumah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, solusi yang ditawarkan diantara lain dengan menanbah julah jam pelajaran agama di sekolah dan dengan menambah waktu untuk memberikan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan Pengawasa dari kedua orang tua di rumah.
Pertama, dengan merubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula bcrsifat subject matter oriented, yakni dari yang semula berpusat pada pemberian pengetahuan agama dalam arti memahami dan menghafal ajaran agama sesuai kurikulum, menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentuk sikap keagamaan melalui pembiasan hidup sesuai dengan agama.
Kedua, dengan cara menabah jam pelajaran agama yang diberikan di luar jam pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Ketiga, dengan carameningkatkanperhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua dirumah.
Keempat,dengan cara melaksanakan tradisi Ke-Islaman yang didasarkan pada Al-Qur’an dan dan Al-Sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Selanjutnya mengumandangkan azan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri, dimaksudkan agar sejak mulai lahir ke dua si anak sudah mendengar dan mengenal nama Tuhan yang menciptakan dirinya, allah SWT, yang Rasul yang mem-bimbing umat manusia ke jalan yang lurus serta agar si anak mempunyai komitmen terhadap nilai-nilai yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya, menegakan shalat dan giat berkerja untuk meraih kesuksesan hidup. Selanjutnya memberikan makanan madu pada bayi yang baru lahir dimaksudkan selain agar si anak membiasakan dari memakan atau minum makanan dan minuman yang yang haram yang msuk ke dalam purut si anak. Menanamkan dan memberikan pendidikan shalat pada diri anak merupakan kewajiban agama orang tua. Berbagi tradisi keagaman sebagiamana tersebut diatas telah dengan jelas dan tegas dianjurkan dalam agama.
Kelima,pembinaan sikap keagamaan tersebut dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan berbagai mass media yang tersedia, seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi, dan lain sebagai nya.
PRO-KONTRA TENTANG PERLU TINDAKNYA PENDIDIKAN SEKS BAGI PARA REMAJA
Hingga sekarang, perdebatan tentang perlu tidaknya pendidikan seks bagi para remaja belum juga tuntas maslah tersebut menarik untuk dikaji, apa pemikiran yang melatarbelakangi kelompok yang setuju dan tidak setuju terhadap diadakan nya pendidikan seks bagipara remaja tersebut Apa yang seharusnya dilakukan di tengah-tengah pro dan kontra tersebut?
1. Pro-kontra perlu tidaknya pendidikan seks bagi Remaja
Bagi kelompok yang pro-setuju perlunya pendidikan seks bagi remaja paling kurang didasarkan pada bagi pertimbangan pemikiran sebagai berikut:
a. Bahwa adanya penyimpangan sekundel, atau hubungan seks di luarnikah yang dilakukan sebagai remaja pada masa ini, disebabkan karena mareka tidak diberikan pendidikan seks sebelum menikah, baik dari segi kesehatan, sosial, moral, dan sebagainya.
b. Bahwa adanya rumah tangga yang kurang harmonis, tidak mampu bertahan lama, penuh kegoncangan dan pertentangan antara lain disebabkan karena sebelum mereka menikah, tidak diberikan pendidikan seks serta hal-hal lain yang ada hubungannya dengan kehidupan rumahtang.
c. Bahwa setiap manusia memiliki potensi dan kecenderungan seks yang amat kuat, yang apabila tidak dididik dengan sebaik-baiknya, maka boleh jadi potensi seks dan dorongan biologis yang di miliki manusia tersebut disalah gunakan pada hal-hal yang dapat merupakan dirinya sendiri, hidup bersama tampa ikatan perkawinan dan lain sebagainya.
Menyetujui perlunya pendidikan seks bagi para remaja. Namun demikian kelompok ini tidak dengan jelas memberikan gambaran tentang bagaimana seharusnya pendidikan seks tersebut di berikan.
a. Bahwa masalah seks termasuk kebutuhan dasar manusia, sebagaimana kebutuhannya terhadap makan, minum, pakaian dan tempat. Dengan adanya kebutuhan dasar tersebut, manusia, tempat disuruh dan diajaripun akan mencari sendiri sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
b. Bahwa jika pendidikan seks diberikan kepada para retnaja, justru akan mendorong mereka untuk melakukannya. Mereka ingin mempraktekkannya segera, sebagaimana pelajaran lainnya juga menghendaki praktek.
c. Bahwa jika pendidikan seks diberikan kepada para remaja dibayangi oleh kekhawatiran akan penggunaan pendidikan seks tersebut sebagaimana telah disinggung pada point di atas.
d. Para remaja secara psikologis ditandai oleh keadaan serba ingin tahu, ingin mengalami, ingin merasakan dan seterusnya. Mereka kurang berpikir panjang, sebagai akibat posisi dirinya yang masih serba bebas, tampa ikatan apapun, belum ada beban dan sebagainya.
2. Solusi Yang Dapat Ditawarkan
Menghadapi pro dan kontra sebagaimana tersebut di atas, maka perlu dicarikan jalan keluar (solusinya). Untuk ini dapat merujuk kepada petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah.
a. Bahwa ai-Qur’an dan al-Sunnah dengan tegas, menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan biologis (syahwat)yaitu dorongan yag kuat terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan kenikmatan badaniah seperti kebutuhan terdapat bersetubuh, makan,pakain harta, benda dan lain sebagainya.
b. Bahkan untuk menyalurkan doronganbiologis tersebut yang demikian kuat itu, ajaran islam .
KODE ETIKA PROPESI GURU DALAM KONTEKS PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Dilihat dari sisi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara guru (pendidikan)dengan peserta didik (siswa)untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Peranan guru sebagai pendidik profesional akhir-akhir ini mulai dipertanyakan eksistensisnya secara fungsional.
1. Pengertian Kode Etik Propesi Guru
Kode etik berasal dari dua kata, yaitu kode yang berarti tulisan(kata-kata tanda)yang dengan persetujuan mempunyai arti atau maksud yang tertentu(untuk telekgram dan sebagainya; sedangkan etika, dapat berarti aturan tata susila;sikap atau ahlak.
Ahlak adalah tingkah laku yang memiliki lima ciri sebagai berikut:
a. Tingkah laku yang di perbuat itu telah mendarah daging dan menyatu menjadi keperibadian yang membedakan antara satu indipidu dengan individu lain.
b. Tingkah laku tersebut sudah dapat dilakukan dengan mudah dan tampa memerlukan dengan mudah dan tampa merlukan pemikiran lagi.
c. Perbuatan yang dilakukan itu tmbul atas tekanan dari orang lain.
d. Perbuatan yang dilakukan itu berada dalam keadaan yang sesungguhnya, bukan berpura-pura atau bersandiwara.
e. Perbuatan tersebut dilakukan atas niat semata-mata karena allah, sehingga perbuatan dimaksud bernilai ibadah dan kelak mendapatkan balasan pahala di sisi Allah SWT.
Pertama-tama ditentukan, bahwa setiap profesi dikembangkan untuk memberikan pelayanan tertentu kepada masarakat.
Kedua ditentukan, bahwa profesi bukanlah sekedar mata pencaharian atau bidang pekerjaan. Ketentuan yang ketiga, setiap bidang profesi mempunyai kewajiban untuk memnyampurnakan prosedur kerja yang mendasari penganbiannya secara terus menerus. Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas kita ketahui sekarang, bahwa pengakuan atau claim sebagai seorang profisional, sebagai seorng pengembang profesi membawa kewajiban-kewajiban tertentu.
2. Guru Sebagai Pekerjaan Profesional
Para ahli pendidikan, pada umumnya memesukan guru sebagai pekerjaan propesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapa dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
3. Peranan Guru dalam peningkatan Mutu pendidikan
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang temungkinkan peroses belajar. Sistem lingkuan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memakaikan perasaan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta saranan dan prasaran belajar mengajar yang tersedia. Jika seluruh kemponen pendidikan dan pengajaran tersebut dipersispkan dengan sebaik-baiknya maka mutupendidikan dengan sendiri nya akan meningkat.
PENDIDIKAN AGAMA DAN MORAL DALAM PERSPEKTIP GLOBAL
Gejala kemerosotan moral dewasa ini sudah benar-benar mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjaga dan saling merugikan. Kemerosotan moral yang demikian itu lebih mengkhawatirkan lagi, karena bukan hanya menimpa kalang orang dewasa dalam berbagai jabatan, kedudukan dan propesinya, melainkan juga telah menimpa kepada para pelajar tunas-tunas muda yang diharapkan dapat melanjut kan perjuangan membela kebenaran,keadilan dan perdamaian masa depan.
1. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Perilaku menyimpang
Banyak paktor yang dapat menyebabnya timbulnya prilaku menyimpang di kalangan para remaja. Diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Longgarnya pegangan terhadap agama. Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tahun tanggal simbol, larangan-larangan dan suruhan –suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.
b. Kurang efektipnya pembinaan moral yang dilakukan oloh rumah tangga, sekolah maupun masarakat.
c. Derasnya arus budaya materialitas, hedonestis dan sekularitas.Sekarang ini sudah sering kita dengar dari surat kabar tentang anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh guru atau polisi mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul alat kontrasepsi seperti kondom dan benda-benda tajam.
d. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan(power), uang,teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sungguh untuk melakukan pembinaan moral bangsa.
2. Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral
Pendidikan agama dan pendidikan moral mendapatkan tempat yang wajar dan leluasa dalam sistem pendidikan nasionol indonesia. Udang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistempendidika Nasional Bab IX pasal 39 butir 2 misalnya mengatakan mengatakan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jejang pendidikan dan wajib memuat pendidikan pancasila pendidikan agama dan pendidkan kewarganegaraan.
3. Strategi Pendidikan Agama dan Moral Pada Era Global
Secara hafiah gelobal berarti sedunia, sejagat. Kata iniselanjutnya menjadi istilah yang merujuk kepada suatu keadaan dimana antara suatu negara dengan negara lain sudah menyatu. Batas-batas teritorial, kultural, dan sebagainya sudah bukan merupakan hambatan bagi untuk melakukan penyatuan tersebut.
Pertama, pendidikan moral dapat dilakukan dengan memanpaatkan pelaksanaan pendidikan agama, karna karna sebagaimana pada akhirnya ditunjukan di atas, bahwa nilai-nilai dan ajaran agama pada akhirnya ditujukan untuk membentuk moral yang baik.
ETIKA, MORAL, BUDAYA DAN KAIDAH AGAMA SEBAGAI PEREKAT PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
kesatuan bangsa tersebut akan terus bertahan, atau hanya akan tinggal dalam konsep dan slogan? Pertanyaan serupa ini menarik untuk diangkat ke permukaan, mengingat berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa yang sudah dengan mudah di jumpai di tengah-tengah kehidupan bangsa indonesia saat ini.
1. Etika, moral, Budaya dan kaidah Agama
Secara terminologi antara etika, moral dan budaya dapat dibedakan. Istilah etika mengacu kepada aturan normatif tentang baik dan buruk yang bersumber pada pemikiran rasionol yang jernih. Denga memperhatikan batasan pengertian tersebut tampak jelas bahwa antara etika, moral dan budaya hakikatnya satu, yaitu sebagai produk daya cipta, rasa dan karya manusia.
2. Peran Etika, Moral, Budaya dan Kaidah Agama Sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Etika, moral, budaya dan kaidah agama memiliki banyak peran dalam membimbing masarakat menuju terbentuknya masarakat yang sejahtera lahir dan batin, termasuk dalam mencipkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pertama, dalam bidang etika menarik sekali teori pertengahan yang dikemukakan oleh ibn Miskawih (320H/923M-421H/1030M). Teori etika yang di bangunnya berdasarkan pada potensi pisikologis yang terdapat dalam diri manusia, yakni akal, nafsu amarah dan nafsu biologis.
dari ajaran moral bertumpu pada upaya menjalin hubungan yang baik antara manusia dengan tahun dan manusia dengan manusia lainnya.
Guna mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa melalui konsep ukhuwah Islamiah ini, ajaran islam mengemukakan kaidah-kaidah sebagai berikut.
1. Kaidah ajaran Islam yang menyatakan bahwa seluruh manusia di hadapan Tuhan adalah sama, yaitu sebagai ciptaan-Nya yang harus patuh dan tunduk hanya kepada-Nya.
2. Kaidah ajaran Islam yang menyatakan bahwa seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibuk.
3. Kaidah ajaran Islam yang mengakui adanya persatuan yang didasarkan karena adanya persamaan keturunan dan kebangsaan.
3) Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Sejarah Islam
atu. Ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam al-Qura’an dan Hadits, khususnya yang berkenan dengan konser persatuan dan kesatuan sebagaimana tersebut diatas tampak demikian ideal. Namun praktek kesatuan dan kesatun dan kesatuan sebagai mana terlihat dalam sejarah Islam, tidak selamanya menunjukan keadaan sebagaimana yang digambarkan di atas. Konsep persatuan dan kesatuan dalam konteks ukhuwah Islamiah terlihat dari secara dominan pada masa Rasulullah sebagai Nabi dan pemimpin ummat. Namun setelah zaman beliau, mulai dari zaman Khalufah al-Rasyidin sampai dengan sekarang, persatuan dan kesatuan secara jujur harus berani dikatakan dalam praktek umat islam lebih banyak tidak bersatu daripada bers
PEMBELAJARAN DAN PENIALAIAN BERBASIS KURIKULUM
Pembelajaran berbasis kurikulum dapa didefeninisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga pesertadidik menguasai seperangkat kompotensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.Instruction is thus the implementatoin of curriculum plan, usually,butnot in an educational setting’’.
a) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruanglingkup kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapang.
b) Sebagai pembelajaran; yaitu sterategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan, dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kopetensi peserta didik.
c) Karateristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuanya untuk merealisasikan kurikulum(curiculum planning) dalam pembelajaran.
1. Prinsip pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, sedikitnya harus memperhatikan tujuan prinsip sebagai berikut.
a) untuk menguasai kopetensi yang berguna bagi dirinya.
b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar yaitu;(a) belajar untuk menghayati, (c)belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat epektif, (d)belajar untuk hidupbersama dan berguna dan berguna bagi orang lain.
2. Pengembangan Progeram
Pengembangan kurikulum mencakup pengembang program tahunan, program sementara, progera progeram bimbingan dan konseling.
1) Progeram Tahunan
Progeram tahunan merupakan perogeram umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajar yang bersangkutan. Progeram ini perlu disipkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan Progeram-progeram berikutnya, yani progeram semester, progeram mingguan, dan progeram harian atau perogram pembelajaran setiap kompotensi dasar.
(a) Skunder kronologis (b) sekunder kausal(c)sekunder stuktur (d)sekuens logis dan psikologi(e)sekunder spiral(f)rangkaian ke belakang(g)sekunder berdasarkan hirarki belajar.
2) Perogram semester
Progeram semester berisikan garis-garis besarmengenai hal-hal yang hendak dilakukan dan dicapai dalam semester tersebut. Progeram semester ini merupakan penjabaran dari perogeram tahunan. Pada umunya perogram sementara ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan kerangan-keterangan.
3) Progeram Mngguan dan Harian
Untuk membantu kemajuan belajar peserta didk, di samping modul perlu dikembangkan progeram mingguan dan harian. Progeram ini merupakan pelajaran dari progeram semester dan perogeram modul.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929