loading...

Konsep-Konsep Kurikulum

January 10, 2017
loading...
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Penafsiran konsep krikulum dapat didevinisikan sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar.Model konsep kurikulum sangat mewarnai pendekatan yang diambil dalam pengembangan kurikulum. Sebagai kajian teoritis, model konsep kurikulum merupakan dasar pengembangan kuriklum didasarkan atas konsep-konsep kurikulum yang ada.Perkembangan konsep kurikulum selalu mengikuti perkembangan zaman dan disetiap negara pasti sangat terkait dengan kebijakan yang diambil oleh penguasa. Khususnya di Indonesia, kurikulum selalu mengalami peubahan.
Konsep adalah abstrak tetapi memberikan pemahaman terhadap sesuatu misalnya, kita bisa pahami tentang rumah tentang rumah dipikiran kita karna kita pernah melihatnya didunia nyata. Akhirnya meski kita tidak melihat rumah dengan mata kepala lagi tetapi rumah bisa jelas pikiran kita.
Oleh karena itu, kurikulum yang ada didunia persekolahan bisa kita pahami. Dengan memahami terlebih dahulu terhadap konsep-konsep kurikulum tersebut. Untuk itu, perlu dipahami konsep-konsep kemudian agar kurikulum yang dilakukan di sekolah-sekolah itu bisa dipahami dengan jelas oleh para guru dan kepala sekolah.
Melalui topik ini diharapkan pembaca dapat memiliki pemahaman yang luas tentang konsep-konsep kurikulum. Mengidentifikasi beberapa landasan konsep kurikulum yang harus dijadikan landasan dalam mengembangkan pembelajaran kulikulum di Madrasah Ibtidaiyah oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam melakukan progrm perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan. Konsep-konsep kurikulum harus di jadikan dasar pertimbangan oleh para guru, kepala sekolah terutama dalam mengembangkan isi maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga program pendidikan/kurikulum yang diterapkan memiliki nilai manfaat yang optimal bagi siswa, masyarakat, bangsa, dan negara.





B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja macam-macam konsep kurikulum?
2. Apa yang dimaksud konsep subyek akademik, konsep kurikulum humanistik, konsep kurikulum transformasi sosial, konsep teknologi, dan konsep perkembangan kognitif ?














BAB II
PEMBAHASAN
Materi yang dibahas dalam topik ini adalah terdiri dari konsep kurikulum subyek akademik, proses pengembangan kognitif, rekontruksi sosial, humanistuk dan theknologi. Aktor yang berpengaruh terhadap lahirnya konsep-konsep kurikulum itu muncul dari aliran filsafat yang berdiri di belakang masing-masing konsep. Konsep adalah salah satu kajian dalam ilmu filsafat yang dalam prespektif ini konsep selalu didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili realitas. Mengingat definisi konsep yang seperti itu, maka yang dapat dikonsepkan adalah yang dapat ditangkap oleh pemikiran manusia, yaitu berupa hal-hal yang bersifat relitas yang ada dalam kehidupan manusia.
Pada hakikatnya dimensi kehidupan manusia tidak semuanya bersifat realitas (rasional) akan tetapi juga ada yang bersifat non realitas (non rasional). Jika dimensi kuhidupan yang rasional dapat didekati dengan akal fikir sehingga bisa digambarkan di dalam fikiran manusia maka dimensi yang tidak bersifat esensinya hanya bisa ditangkap oleh jiwa manusia karena itu dimensi ini hanya bisa dirasakan tetapi tidak bisa digambarkan atau dikonsepkan di dalam fikiran seperti iman yang terletak di hati manusia. Allah SWT hanya dapat di imani bukan untuk di fikirkan, karena itu tidak perlu mengkonsepkan Allah SWT.



A. Konsep-Konsep Kurikulum
1. Konsep Kurikulum Subyek Akademik
Kurikulum yang bertolak dari konsep ini memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan. Dengan kata lain kepentingan untuk memperoleh ilmu pengetahuan lebih mendominasi kegiatan pendidikan disbanding dari kepentingan guru atau siswa itu sendiri. Kurikulum yang menganut konsep ini memiliki kecenderungan untuk mengembangkan daya intektual anak untuk mengasai ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan dianggap menjadi sumber kebenaran.
Konsep kurikulum subyek kademik dapat dikelompokkan ke dalam dua konsep yang dikenal dengan konsep kurikulum perenialis dan konsep kurikulum.
a. Konsep kurikulum perenialis. Kurikulum dengan konsep ini bercita-cita mengembangkan daya intelektual anak untuk mencapai kebenaran-kebenaran yang bersifat universal. Bidang studi klasik dan “sains” adalah dipandang sebagai sumber kebenaran. Mata pelajaran - mata pelajaran di ajarkan secara terpisah dan brdiri sendiri, dan hanya mata pelajran yang dianggap berat (sukar dipelajari) itulah yang dimasukkan ke dalam isi kurikulum. Orientasi kurikulum cenderung kemasa lampau sehingga sember-sumber bacaan siapapun dipropitaskan berasal dari sumber-sumber klasik, diutamakan karya besar dari pujangga-pujangga besar yang mereka hidup dimasa lalu.
b. Konsep kurikulum esensial. Kurikulum dengan konsep ini bercita-cita untuk menanamkan kedisiplinan diri, dan sumber kebenaran adalah agama (religi) karena dianggap mengajarkan nilai-nilai universal dan tidak dapat diubah-ubah. Guru dituntut menjadi panutan atau teladan yang setiap saat dapat dicontoh oleh murid. Menurut konsep ini belajar pada hakekkatnya adalah prosedur untuk mengambil keputusan terhadap hal-hal yang dipeljari dan menjadikan sebagai sebuah kebenaran untuk dijadikan kriteria kebaikan. Dalam konsep kurikulum ini pengasaan-pengasaan mata pelajaran - mata pelajaran sebagia wadah ilmu diabadikan menjadi standar keadilan kebijaksanaan dan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Mata pelajaran-mata pelajaran diajarkan seperti halnya dengan perenialis. Adapun tokoh yang paling berpengaruh pada dua aliran ini adalah plato.

2. Konsep Kurikulum Proses Pengembangan Kognitif
Konsep kurikulum ini sangat didominsi oleh pengembangan otak anak didik, kemampuan otak menjadi faktor yang sangat mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan. Konsep kurikulum ini dimunculkan sebagai jawaban terhadap rendahnya kemampuan berfikir yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang membawa murid tidak mampu berfikir lebih untuk menghasilkan karya-karya yang sangat diperlukan oleh kehidupan manusia.
Kurikulum dengan konsep ini menganggap bahwa segala sesuatu berada dalam konteks proses perubahan, karena itu kebenaran ilmu pengetahuan theknologi dan sistem nilaipun dianggap tidak abadi dan selalu bergantung pada prosesnya sendiri. Kurikulum mempunyai fumgsi untuk membekali anak dengan cara-cara yang benar di dalam cara berfikir dibanding dari pada membekali anak dengan suatu ilmu, tekhnologi dan nilai-nilai yang masih harus mereka pikirkan.
Oleh sebab itulah pelaksanaan kurikulum dengan konsep ini ditekankan pada pemenuhan kegiatan-kegiatan siswa dengan sistem penemuan, penjelajahan, perumusan masalah, pemecahan masalah dan penyelenggaraan eksperimen-eksperimen yang berorientasi pada metode discovery atau inquary. Dengan demikian konsep kurikulum ini tepusat pada kegiatan siswa dengan kadar cara belajar siswa aktif yang tinggi.




3. Konsep Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Konsep kurikulum ini menekankan perhatianya pada perbaikan-perbaikan atau rekonstruksi nilai-nilai sosial. Pada prinsipnya kurikulum ini bertolak dari pandangan bahwa sekolah harus dapat mencerminkan kehidupan sosial. Karna itu fungsi kurikulum harus dapat melakukan pembaharuan masyarakat dan kebudayaan. Lulusan-lulusan pendidikan hendaknya mrupakan manusia-manusia baru yang akan membangun masyarakat dan kebudayaan baru.
Berkaitan dengan itu sekolah harus diberi kebebasan untuk membangun nilai-nilai baru sebagai syarat nutlak yang menjadi target dari kurikulum. Dilain pihak konsep kurikulum ini tidak menyukai hal-hal yang bersifat indoktrinatif, karena sifat yang demikian dianggap menghilangkan kebebasan siswa untuk berpendapat, mengkritisi dan mengemukakan bantahan-bantahan dan jika dikaitkan dengan proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karna dipandang sebagai sumber belajar.
4. Konsep Kurikulum Humanistik
Konsep kurikulum ini menekankan perhatian pada pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Kurikulum ini sangat mengakui hak-hak siswa untuk belajar. Dan untuk tujuan belajar segala sesuatu yang diperlukan oleh siswa menjadi prioritas yang harus disediakan. Kurikulum ini menjadi dasar pandangan sekolah terhadap segala sesuatu tidak ada yang bersifat pasti, karna hal-hal yang pasti selalu cenderung berlaku umum. Guru dituntut untuk berusaha membantu anak menemukan identitas dirinya sekaligus menetapkan system nilai yang diyakininya.
Oleh karna itu siswa diberi hak untuk menentukan tujuan belajar yang ingin dicapainya. Sedangkan masalah bimbingan yang diberikan guru kepada diri siswa umumnya bersifat non direktif. Prinsip ini berarti mendorong pran guru dalam proses pembelajaran siswa hanya bersifat pasilitatif, dalam arti guru dipandang sebagai pasilitator yang berfungsi untuk memperlancar kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dalam konsep ini guru hanya tahu apa yang diberikan kepada siswa, tetapi guru tidak menguasai/mengukur pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
5. Konsep Kurikulum Teknologik
Konsep kurikulum ini menekankn pada peranan media yang sangat menentukan didalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum ini menyajikan teori dan prinsip-prinsip pengetahuan yang menjadi landasan terhadap aplikasinya dilapangan belajar. Kurikulum ini mendorong siswa untuk mempelajari kebenaran-kebenaran yang bersifat pasti, sebagai hasil dari pengorganisasian dan pensistimatisasian yang rasional dan faktual dari semua pengetahuan. Adapun prinsip kebenaran yang dianut adalah bersifat pasti sehingga siswa dituntut mempelajari, tidak perduli apakah siswa berminat atau tidak. Dengan menempuh cara yang demikian, kebenaran dengan sendirinya dapat disampaikan.
Kurikulum theknologi dapat mendorong pengembangan konsep guru dari yang bersifat pribadi orang menjadi benda-benda yang dirancang sebagia sumber belajar, antara lain seperti komputer, internet, dan alat-alat teknologi komunikasi lainnya. Disatu pihak konsep kurikulum ini dapat meredukasi nilai-nilai kemanusiaan, tetapi dilain pihak konsep kurikulm ini dapat mengembangkan kemampuan peserta didik pada tingkat tertentu mengingat prinsip-prinsip pembelajaran yang dikembangkan mengikuti prinsip-prinsip mesin (mekanik).


B. Kekuatan dan Kelemahan Masing-Masing konsep Kurikulum
Pada dasarnya setiap konsep dan prinsip kurikulum memiliki kekuatan dan kelemahan sehingga masing-masing konsep dan prinsip tersebut tidak mungkin memiliki kekuatan atau kekurangan yang bersifat menyeluruh. Beberapa analisis dapat dilakukan untuk mencari berbagai faktor penyebab dari adanya kekuatan atau kelemahan dari setiap konsep dan prinsip kurikulum. Untuk itu dilakukan hal-hal seperti berikut ini :
1. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan sesuatu konsep kurikulum perlu dilakukan dari sudut pandang tertentu. Sudut pandang yang demikian biasanya memiliki kekuatan dan kelemahan, kecuali jika sudut pandang itu dipaksakan untuk dianggap sebagai sesuatu yang paling besar.
2. Kalaupun sekiranya konsep dan prinsip kurikulum dapat diidentifikasikan kelemahan dan kekuatannya sesuatu konsep kurikulum, identifikasi tersebut halnya merupakan hasil manipulasi pikiran, belum tentu terbukti didalam praktek. Hal itu disebabkan, karena menurut pengamatan yang cermat, tidak ada suatu sekolahpun yang menganut konsep kurikulum tertentu cara murni. Plaksanaan kurikulum pada umumnya berisi implementasi berbagai macam konsep kurikulum. Dengan demikian sukar sekali untuk menetapkan, apakah kebaikan dan keburukan hasil pendidikan tertentu merupakan akibat dari diimplementasikannya konsep kurikulum tertentu. Dapat dikemukakan umpamanya, sekolah-sekolah Frobel atau sekolah-sekolah montesori yang diakui telah mengimplementasikan konsep kurikulum tertentu. Namun, bagaimanapun ketatnya sekolah-sekolah itu mempertahankan konsep kurikulumnya, konsep-konsep lain tidak dapat dihindari untuk masuk ke sekolah itu. Siswa hidup didalam berbgai konsep di luar sekolah. Akhirnya, di manapun hasil pendidikan tidaklah seragam walaupun dikelola oleh satu tangan. Keragaman hasil pendidikan itu lah yang menyebabkan sukar melacak, apakah sesuatu konsep kurikulum efisien dan efektif atau tidak. Melihat pelaksanaan kurikulum sekolah yang berlaku di Indonesia, dapat ditemukan Implementasi berbagai konsep kurikulum yang telah disebut. Di dalam buku krikulum, konsep-konsep kurikulum itu sendiri tidak tertulis secara eksplisit, dan boleh jadi secara eksplisit kurikulum tersebut tidak sama. Tetapi pengembang kurikulum, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sebenarnya boleh jadi menganut salah satu konsep atau secara kebetulan mempunyai konsep-konsep tertentu yang sesuai dengan konsep-konsep kurikulum yang telah disebutkan. Didalam proses pendidikan, konsep-konsep itu bertemu, berinteraksi dan menghasilkan tamatan pendidikan yang boleh jadi lebih baik, atau kurang baik atau bahkan sngat buruk. Masalah ini merupakan tantangan bagi guru dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya di Indonesia dimana secara rasional mereka dihadapkan pada persoalan bagaimana menentukan konsep dan prinsip kurikulum yang sejalan dengan ideologi Negara untuk dapat dirumuskan secara meyakinkan dan di implementasikan secara benar. Pendidikan pada hakikatnya harus dapat menerjemahkan ideology Negara sekaligus mewujudkan ideology Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep-konsep kurikulum terdiri dari 5 konsep yaitu:
1. Konsep kurikulum subyek akademik, konsep ini dapat dikelompokkan kedalam 2 konsep yang dikenal dengan konsep kurikulum perenialis dan konsep kurikulum esensialis.
2. Konsep kurikumum proses pengembangan kognitif
Konsep kurikulum ini sangat didominasi oleh pengembangan otak anak didik, kemampuan otak menjadi faktor yang sangat mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan. Seperti berpikir kritis dan realis.
3. Konsep kurikulum rekonstruksi sosial
Konsep kurikulum ini menekankan perhatianya pada perbaikan-perbaikan atau rekonstruksi nilai-nilai sosial. Pada prinsipnya kurikulum ini bertolak dari pandangan bahwa sekolah harus dapat mencerminkan kehidupan sosial.
Seperti memperbaiki nilai sosial dengan baik terhadap masyarakat.
4. Konsep kurikulum humanistik
Konsep kurikulum ini menekankan perhatian pada pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Kurikulum ini sangat mengakui hak-hak siswa untuk belajar.
5. Konsep kurikulum teknologi
Konsep kurikulum ini menekankn pada peranan media yang sangat menentukan didalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum ini menyajikan teori dan prinsip-prinsip pengetahuan yang menjadi landasan terhadap aplikasinya dilapangan belajar. Dengan menggunakan media teknologi yang terpilih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lias Hasibuan, Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, GaungPersada, Jakarta, 2010.

loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929