loading...

FUNGSI PENGORGANISASIAN

October 24, 2016
loading...
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan pendidikan yang bersifat makro menjadi kegiatan yang lebih kecil.Oleh karena itu,pengorganisasian daat di artikan sebagi suatu kegiatan yang membagi pekerjaan di antara individu dan kelomk serta mengkoordinasikan aktivitas mereka, agar setia individu dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dalam organisasi pendidikan untuk mencaai tujuan pendidikan.Dalam fungsi pengorganisasian,kegiatan utama yang perlu dilakukan adalah pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang di miliki organisa pendidikan untuk menjalankan rencana yang telah di tetapkan serta menggapai tujuan pendidikan.
Akan tetapi, lazimnya pengorganisasian di kenal sebagai suatu peroses penyusunan struktur oraganisasi pendidikan yang sesuai dengan tujuan organisasi,sumber daya sumber daya yang dimiliki nya,dan lingkungan yang melingkupinya.Dalam pengorganisasian itu pula ada dua aspek utama yang perlu untuk diperhatikan terutama dalam peroses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja (job description).Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan serta dapat dikerjaan bersama.Dengan pengelompokan ini juga,subjek yang akan melakukan kegiatan akan mudah untuk menyelesaikan kegiatan tersebut secara terorganisir,teratur,dan terencana.Sedangkan pembagian kerja (job description) adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi pendidikan bertanggun jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan.Kedua aspek ini merupakan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Memang pada dasarnya,pengorganisasian bisa dikatakan sebagai kegiatan mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan itu.Dari fakta substantif ini muncul beberapa pengertian organisasi,antara lain:
a.Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya yang ada.
b.Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya,dan pada tiap kelompok diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota kelompok.
c.Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi,jabatan-jabatan, tugas-tugas,dan para karyawan.
d.Cara manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut.
Dari deskripsi tersebut tampak bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi pendidikan dapat dicapai dengan efisien.B.Suryosubroto dalam konteks ini memberikan batasan yang sangat spesifik bahwa penorganisasian dalam organisasi pendidikan adalah keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang(guru dan personel sekolah lainnya),serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas-tugas orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.Dengan demikian,ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian yaitu:
a.Bagan organisasi formal.
b.Pembagian kerja.
c.Departementalisasi.
d.Rantai perintah atau kesatuan perintah.
e.Tingkat-tingkat hirarki manajemen.
f.Saluran komunikasi.
g.Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.
Melihat fenomena dalam pengorganisasian,maka yang perlu untuk mendapat proporsionalitas yang tinggi adalah peroses pengorganisaianyang minimal terdapat tiga tahap yaitu:
a.Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilandaskan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi.
b.Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu.Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan,atau terlalu ringan sehingga ada waktu mengangur,tidak efesien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
c.Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidakefisiensian dan konflik.
A. Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan erat dengan perencanaan dan merupakan suatu proses yang dinamis,sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.Yang harus dilakukan pengelompokan tugas-tugas,dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan,penetapan departemen-departemen serta penentuan hubungan. Melayu S.P Hasibuan (2006:118) mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang diperlukan dalam mancapai tujuan.M. Manullang mengatakan organisasi sebagai sebagai proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan di lakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara usur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Keith Davis mendefinisikan “Organizational behavior is the study and application of knowledge about how peopleact within organization”.Fred Luthans juga mengemukakan “Is summary, then organizational behavior is directly uncorned with the understading , prediction, and control of human behaviour in organizational”
Dalam fungsi pengorganisasin, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisai tertentu.Kerangka kerja tersebut dinamakan desain organisasi.Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan struktur organisasi.Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi tempat manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
B. Perencanaan Organisasi
Perencanaan merupakantahap paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkumgan eksternal yang berubah secara dinamis.Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat [dugaan].Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang akan dijalankan untuk meningkatkan tercapainya tujuan-tujuan organisasi di waktu yang akan datang.Perencanaan organisasi harus aktif , dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih peserta aktif dalam dunia usaha.Pokok pembahasan dalam paper ini berfokus pada perkenalan konsep perencanaan, alasan pentignya perencanaan dalam mencapai tujuan dan bagaimana mengefektifkan perencanaan tersebut.
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa adanya perencanaan fungsi-fungsi lain pengorgannisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan dengan lancer.Rencana dapat berubah rencana informal atau rencana formal.Rencana informal adalah rencana yang tidak.
tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Tujuan perencanaan yang pertama adalah untuk memberikan pengarahan untuk anggota organisasi.Dengan rencana anggota dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.Tanpa rencana, suatu organisasi mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampang, sehingga kerja organisasi kurang efisien.Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidak pastian .Ketika seorang anggota membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh kedepan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian.Proses pengevaluasianatau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajemen tidak dapat menilai kinerja suatu organisasi.
C. Wewenang dan Organisasi
Dalam organisasi pemerintah dan lembaga tinggi negara maupun dalam kelembagaan organisasi yang lain, kedua istilah itu tersebut di atas sudah sangat familiar. Wewenang didapat oleh seseorang di dalam suatu organisasi karena jabatan nya. Sedangkan tanggung jawab adalah suatu bentuk obliges dari seseorang yang memiliki kewenangan karena jabatannya.
Kenapa wewenang dan tanggung jawab dipadakan kedudukannya.Salah satu jawabannya karena setiap keputusan atau ketetapan yang di keluarkan oleh pejabat berwenang, dapat bersifat mengikat dan si empunya kewenangan sekaligus dalam waktu bersamaan melekat sebuah tanggung jawab bahwa apa yang telah diputuskannya dapat dijamin keabsahannya secara hukum formal. Pada sisi yamg lain dapat pula menjadi acuan bagi pengambilan keputusan lebih lanjut oleh pejabat pada level dibawahnya atau bahkan sebagai dasar untuk pelaksanaan eksekusi dilapangan contoh paling mudah mengenai wewenang adalah seorang lurah menerbitkan KTP tersebut, maka pak lurah mempunyai tanggung jawab atas keabsahan KTP bersangkutan. Itulah contoh paling mudah tentang perbedaan antara wewenang dan tanggung jawab.
Dalam prakteknya sehari-hari, kejadiannya tidak selalu demikian. Adakalanya orang hanya mau wewenangnya saja karena mungkin dia berfikir dengan kewenangan yang dimiliki, dia bisa melakukan apa saja sesuai dengan kewenangannya, tanpa pernah berfikir tentang tanggung jawab. Tipe seperti ini, orang awam sering menyebutnya sewenang-wenang dan perilaku yang demikiian sering kali menjerumuskan kepada tindakan yang koruptif karena kepentingan dirinya sendiri dan tanggung jawab urusan belakangan.
Dalam situasi lain, pemegang wewenang enggan atau bahkan menolak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil, karena kewenangan yang dimiliki diintervensi oleh kepentingan lain yang sesungguhnya jauh dari kewenangannya yang diilikinya. Manakala tejadi problem yang merugikan masyarakat luas, maka yang bersangkutan pasti tidak mau bertanggung jawab sendiri atas kejadian tersebt dan berupaya untuk menarik pihak lain ikut bertanggung jawab. Tipe yang ini juga rawan dengan perilaku koruptif. Yang paling ideal tentu bila seseorang mendapat kewenangan karena jabatannya, maka pada saat bersamaan yang bersangkutan harus berjanji dan berikrar dengan sepenuh hati bahwa di balik kewenangan tersebut melekat sebuah tanggung jawab, baik kepada dirinya sendiri, kepada keluargannya, kepa kantor/lembaga di mana seseorang bekerja, tanggung jawab kepada hukum dan etika dan tanggung jawab kepada Tuhan.
Pelajaran yang paling berharga dari topik tentang wewenang dan tanggung jawab ini ada beberapa catatan yang patut kita hayati bersama.
1. Kalau dilakukan pembobotan, wewenang sesungguhnyalebih ringan bobotnya dari pada tanggung jawab karena seseorang memiliki naluri gemar akan kekuasaan atau kewenangan, tetapi begitu kewenangan dikaitkan dengan soal tanggung jawab, maka paling tidak hati kecilnya akan mengatakan berat ats wewenang yang dimilikinya, padahal sejatinya yang membuat berat itu adalah tanggung jawab, bukan kewenangannya.
2. Dewasa ini di bidang perpolotikan di negeri ini yang dikejar seseorang adalah kekuasaan dan kewenangan. Ketika kekuasaan telah diraihnya, soal yang berhubungan dengan tanggung jawab tidak pernah terpikirkan atau bahkan diungkapkan sebagai suatu niat yang tulus. Inilah salah satu penyebab kenapa perilaku koruptif tumbuh dan virusnya menyebar kemana-mana.
3. Mengemban kewenagan saja barangkali hanya membutuhkan kecakapan dan ketrampilan akademis saja, tetapi begitu wewenang dipadakan dengan tanggung jawab, maka kecakaoan dan ketrampilan akademis saja tidak cukup dan mesti dilengkapi dengan kecakapan dan ketrampilan di bidang etika moral, bidang agama dan kepercayaan , bidang hukum dan filsafat yang pendek kata dapat memberikan bekal bagi pemangku kewenangan lebih hati-hati dan bijaksana dalam pola pikir dan pola tindaknya. Ada semacam katup pengaman bagi para pemangku kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
4. Diklat bagi para pemangku kewenangan barangkali perlu dirancang modul secara khusus untuk mendidik dan mempersiapkan para calon pemangku kewenangan bagaimana cara memikul dan merespon tanggung jawab (dalam teori dan praktek), bukan hanya cara melaksanakan kewenangan saja. Diklat semacam ini tidak cukup sekali dilaksanakan tetapi harus berulang kali Karena fungsinya sebagai charger.
5. Sikap yang paling baik dan pendidikan yang palig baik bagi kita semua adalah bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menjadi insane yang bertanggung jawab apapun keenangan yang dimilikinya, sebab kalau tidak kita tidak hanya akan menyandang gelar orang yang tidak bertanggung jawab alias munafik. Bertanggung jawab kepada sesame dan bertanggung jawab kepada Tuhan.
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929