loading...

PENGENALAN PRAKTEK TAKHRIJUL HADITS

September 17, 2013
loading...
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Adapun visinya dibuatnya makalah Ilmu hadits ini, mengenai “pengenalan praktek Takhrijul Hadits” agar kami mengetahui ilmu hadits secara tepat dan optimal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Kami menyadari didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun dari segi bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan dan saran dari para penbaca yang bersifat membangun. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, sehigga kelak akan menjadi generasi yang cerdas, trampil dan berwawasan yang tinggi dalam memahami ilmu hadits. Amiin. Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….1 A. Latar Belakang …………………………………………………..…1 B. Pokok Permasalahan…………………………………………..…...1 C. Tujuan Penulisan……………………………………………..…….1 D. Metode Penulisan…………………………………………...…….. .1 BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………2 A. Metode Men-takhrij Hadits………………………………………..2 B. Bimbingan Praktek Takhrij dan Penelitian al-Hadits…...………2 BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………….…..5 A. Kesimpulan………………………………………………...………..5 B. Saran……………………………………………………...…………5 ii BAB 1 PEMBAHASAN PENGENALAN PRAKTEK TAKHRIJUL HADUTS A. Metode Men-takhrij Hadits Menelesuri Hadits tidak semudah menelusuri ayat Al-Qur’an, karena menelusururi ayat al-Qur’an cukup dengan sebuah kamus al-Qur’an, misalnya kitab al-Mu’jam al-Muhfahras li Alfaz al-Qur’an al- Qarim yang disusun Muhammad fu’ad ‘abd al-Baqidengan kiyab al-Qur’an sebagai rujukan. Berbeda dengan menelusuri hadits, karena terhimpun dalam berbagai kitab sehingga lebih sulit untuk untuk menelusurinya dan tidak cukup hanya mempergunakan sebuah kamus dan sebuah kitab sebagai rujukan. Ada beberapa cara atau jalan yang dapat diempuh untuk mentakhrij hadits, yaitu : (1) melalui pengenalan nama sahabat perawi haditts (2) melalui pengenalan awal lafaz atau matan suatu hadits; (3) melalui pengenalan topic yang terkandung dalam matan hadits; (4) melalui pengamatan tertentu yang terdapat dalam suatu hadits (5) melalui pengenalan kata-kata yang merupakan bagian dari matan hadits. B. Bimbingan Praktek Takhrijul dan Penelitian Hadits Pelaksanaan kegiatan takhrij dan penelitian hadits dapat dilakukan melalui bebrapa langkah :. Pertama, memilih atau menetapkan hadits yang akan diteliti, misalnya hadits tentang “ larangan berbuat zalim”. Teks hadits yang diingat hanya bagian lafaz matan yang berbunyi “la yazlimu-hu”.Dengan modal lafaz tersebut, maka lafaz itu ditelusuri melalui halaman kamus (al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits) yang memuat lafaz zhalama. Setelah diperoleh, kemudian dicari lafal yazhlimu. 2 Kedua, melalui kegiatan al-I’tibar. Sebagaima telah dikemukakan bahwa hadits yang diteliti ini, ternyata ada juga yang diriwayatkan secara makna. Oleh karena itu, hadits tersebut tampak mempunyai beberapa sanad. Pada sanad-sanad tersebut terdapat satu jalan yang berkedudukan sebagai periwayat pertama (tingkat sahabat), yakni ‘Abd Allah bin ‘Umar, dan empat perwayat terakhir (mukharrij), yaitu al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad bin Hambal. Ketiga, kegiatan peneltian sanad, maksudnya penilitian kritikus terhadap siperawi, apakah ia termasuk orang yang huffaz, wara’, tsiqah atau sebaliknya ia merupakan ahli bid’ah. Dan apakah hadits tersebut sampai kesumber pertama, yaitu Nabi Muhammad SAW. Keempat, penelitian matan. Meskipun sanad hadits yang diteliti adalah berkualias sahih, tidak mesti matan-nya juga sahih. Oleh karena itu, kegiatan selanjutnya adalah meneliti matan hadits dimaksud. Langkah penelitian hadits ada 3 (tiga) yaitu: 1. Meneliti matan dengan melihat kualitas sanad-nya 2. Meneliti susunan lafaz berbagai matan yang semakna 3. Meneliti kandungan matan Sedangkan unsure yang harus dipenuhi oleh suatu matan hadits yang berkualitas sahih ada dua macam, yakni terhindar dari syuzuz dan ‘illat. Untuk itu, penelitian matan haduts ini di uraikan sebagai berikut: 1. Keadaan sanad hadits Bila salah satu sanad hadits yang diteliti sahih, maka penelitian sanad lainnya boleh tidak dilakukan. 2. kegiatan penelitian susunan lafaz yang semakna. Jika ada perbedaan dari matan hadits dalam segi tulisannya yang bersifat sahih, maka perbedaan tidak mempengaruhi kualitas matan hadits yang diteliti. Ini berarti bahwa matan hadits yang dimaksud adalah sahih. 3 3. Kegiatan penelitian kandungan matan. Kandungan matan hadits yang diteliti apakah menjelaskan larangan atau suruhan dari Nabi Muhammad SAW. Kelima, syarah hadits. Hadits yang akn disyarah adalah hadits yang telah diteliti sanad dan matannya, saperi hadits mengenai larangan berbuat zalim. Dalam islam, orang muslim antara satu dan lainnya bersaudara, baik majikan atau hamba, sudah baligh atau belum. 4 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari ilmu hadits masih kurang lengkap kalau tidak mempelajari ilmu takhrij. Karena ilmu takhrij merupakan bagian ilmu hadits penting untuk dipelajari dan dikuasai, karena didalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui dari sumber hadts itu berasal. Selain itu, didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadits dan untuk mengetahui asal –usul riwayat hadits yang akan diteliti. B. Pokok Permasalahan A. Bagaimana cara men-Takhrij Hadis ? B. Bagaimana cara pelaksanaan kegiatan takhrij dan penelitian hadits ? C. Bagaimana cara untuk meneliti matan Hadits ? C. Tujuan penulisan Adapun tujan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan bagaimana caranya untuk mentakhrij hadits. Selain itu, penulis juga bermaksud membimbing dari sebagian orang yang belum mengetahui tentang takhrijul hadits. D. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam menyelesaikan makalah ini ialah menggunakan metode studi pustaka dengan mempelajari berbagai macam tulisan yang ada mengenai hal-hal yang berkaitan dengan judul “Pengenalan Praktek Takhrijul Hadits” 1 BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Menelusuri hadits lebih sulit dibandingkan menelusuri ayat-ayat alquran, karena menelusuri ayat-ayat alquran cukup dengan sebuah kamus alquran, berbeda denga menelusuri hadits , karena terhimpun dalam berbagai kitab. Sehingga lebih sulit untuk menelusurinya dan tidak cukup hanya mempergunakan sebuah kamus dan sebuah kitab hadits sebagai rujukan. 2. Dengan adanya pengenalan praktek takhrijul hadits ini, kita akan mengetahui tentang asal-usul riwayat hadits yang akan diteliti, mengetahui ada atau tidaknya syahid atu mutabi’ pada sanad yang diteliti. Dan mengetahui bagaimana pandang para uulama tantang kesahehan suatu hadits masih banyak lagi hal-hal penting yang serta kegunaan laiinya dalam hubunannya dngan pen-takhrij hadits. B. Saran Demikianlah penulis berusaha menerangkan beberapa hal pokok mengenai takhrijul hadits, semoga dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, baik di dunia maupun diakhirat kelak. Pemakalah sangat menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan karya tulis ini. Oleh karena itu, pemakalah sangat mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan karya tulis ini. 5 DAFTAR PUSTAKA --- Sulaiman, Muhammad Noor, Antologi ilmu Hadits. Jakarta: Gaung Persada Pres Jakarta: 2009
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929