loading...

Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya

July 02, 2013
loading...
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, 1974: 478) memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa "storm and stress". la menyatakan bahwa selama masa remaja Banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya) -- kebutuhan aktualisasi diri. Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan, agar ia dapat mengaktualisasi diri secara baik. Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya. Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu:
a. kebutuhan organik, yaitu makan, minum, bernapas, seks;
b. kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain, dikenal dengan n'Aff;
c. kebutuhan berprestasi atau need of achievement (yang dikenal dengan n’Ach), yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis; dan ¬
d. kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan perkembangan dari proses sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkem¬bangan remaja masih mencakup kebutuhan fisik dan kebutuhan sosial psikologis yang lebih menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis) saling terkait. Oleh karena itu, pembagian yang memisahkan kebutuhan atas dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara tegas. Sebagai contoh, "makan" adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja "makan dilakukan bersama dengan orang tertentu orang lain",''makan dengan mengikuti aturan atau norma" yang berlaku di dalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata. Kebutuhan tersebut dapat dikelomRokkan ke dalam kebutuhan sosial emosional.
Di samping itu remaja membutuhkan pengakuan akan kemam¬puannya, yang menurut Maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan. Remaja membutuhkan penghargaan dan pengakuan bahwa ia (mereka) telah mampu berdiri sendiri, mampu melaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, dan dapat ber¬tanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya. Faktor nonfisik, yang secara integratif tergabung di dalam faktor sosial-psiko¬logis dijiwai oleh tiga potensi dasar yang dimiliki manusia yaitu pikir, rasa, dan kehendak. Ketiganya secara potensial mendorong munculnya berbagai kebutuhan. Remaja telah memahami berbagai aturan di dalam kehidupan bermasyarakat, dan tentu saja ia (mereka) berupaya untuk mengikuti aturan-aturan itu.
Dalam kehidupan dunia modern, manusia tidak saja hanya berpikir tentang kebutuhan pokok, mereka telah lebih maju. Pemikirannya telah bercakrawala luas, oleh karena itu kebutuhan pokoknya juga sudah berkembang. Pendidikan dan hiburan misalnya, di dalam masyarakat modern telah menjadi kebutuhan hidupnya yang mendesak, bahkan telah masuk dalam daftar kebutuhan pokok. Kini Anda dapat mengamati lingkungan, bahwa perilaku kehidupan manusia telah menjadi begitu kompleks. Perubahan ini tentu karena adanya faktor yang mendorong dan mempengaruhirtya. Dalam menghadapi masalah dan perkembangan sosial psikologis, menjadi manusia berprestasi telah merupakan kebu¬tuhan sosial yang membimbingnya untuk berhasil dan lebih lanjut untuk menjadi orang yang berprestasi dan berhasil.
Masalah dan Konsekuensinya
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakkan menjadi sikap dan perilaku dewasa, tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki tnaupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku yang besar, sedang di lain pihak harapan ditumpukan pada remaja muda untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau kurang harga diri.
2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi. Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering menimbul¬kan kejengkelan, karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatannya wagu dan tidak pantas.
3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang nonna. Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan. Bagi remaja laki-laki dapat menyebabkan berperilaku yang "menentang norma" dan bagi remaja perempuan akan berperilaku "mengurung diri" atau menjauhi pergaulan dengan sebaya lain jenis. Apabila kematangan seksual itu tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat dapat berakibat negatif. Konsekuensi yang diderita sering berbentuk pelarian yang bertentangan dengan norma susila dan sosial, seperti homoseksual, lari ke kehidupan "hitam" atau melacur, dan semacamnya. Bagi remaja pria secara berkelompok kadang-kadang mencoba pergi bersama-sama ke lokasi "berlampu merah" atau lokasi WTS.
4) Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan meng¬hadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti perilaku yang over acting, "lancang", dan semacamnya. Kehidupan bermasyarakat banyak menuntut remaja untuk banyak menyesuaikan diri, namun yang terjadi tidak semuanya selaras. Dalam hal terjadi ketidakselarasan antara pola hidup masyarakat dan perilaku yang menurut para remaja baik, hal ini dapat berakibat kejengkelan. Remaja merasa selalu "disalahkan" dan akibatnya mereka frustrasi dengan tingkah lakunya sendiri.
5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja. Mereka bukan saja harus menghadapi satu arah ke¬hidupan, yaitu keragaman norma dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, tetapi juga norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.
6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasya¬rakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja; sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini para remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Menghadapi perbedaan norma ini merupakan kesulitan tersendiri bagi kehidupan remaja. Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya menimbul¬kan perilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan "nakal".
Usaha-Usaha Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Impli¬kasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkem¬bangan psikososial seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat kepada anak-anak dan para remaja. Realisasi hal ini di sekolah adalah pendidikan kesehatan, pen¬didikan jasmani, dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS).
Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut faktor lain untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, di mana pada saat itu ia (mereka) telah menyadari akan adanya norma agama, sosial, dan hukum, maka banyak dilakukan secara diam-diam aktivitas onani atau masturbasi.
Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan perhatian. Program bimbingan keluarga, dan bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisasi wanita pada umumnya. Sekolah sekali¬-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan ceramah penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya masalah seksual.
Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat penting dikembangkan kelom¬pok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok olah raga, kelompok seni dan musik, kelompok koperasi, kelompok belajar, dan semacamnya. Pada kesempatan sekolah menyelenggarakan acara-¬acara tertentu seperti malam pertemuan, atau perpisahan sekolah, ada baiknya anak-anak ditugasi untuk ikut mengurus atau dimasukkan sebagai panitia penyelenggara.
2. Rangkuman
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yahg sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor nutrisi yang telah terasa pengaruhnya sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh pencapaian tingkat kematangan fisik.
Proses pertumbuhan ditandai oleh perubahan menuju ke kesem¬purnaan struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan memperoleh yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.
Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kema¬tangan dan dengan demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuari mengendalikan emosi.
Semua proses pertumbuhan dan perkembangan akan berjalan dengan irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya (maton).
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum Cepphalocoudal yang artinya pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal yang artinya pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.
Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembangan ke¬mampuan sosio-psikologi berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus. Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pra-natal, masa bayi, masa anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua: Pena¬hapan perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan fungsi fisik.
Masa remaja adalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik terjadi ketidakseimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berpikir, bahasa, emosi, dan sosial anak.
Gejala onani atau masturbasi timbul karena rangsangan kema¬tangan seksual dan dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan untuk menghindari larangan norma sosial dan hukum.
Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berke¬pentingan, baik pihak hukum; ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan sistem budayanya. Secara umum anak dikatakan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya dan bagi pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder.
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Menurut Freud, dorongan yang paling menentukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual, sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitannya dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut Erickson dorongan primer itu pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi Pan¬dangan Erickson ini sejalan dengan pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan seka-rang dan di masa depan.
Perilaku manusia disebabkan oieh dorongan-dorongan atau mo¬tif. Motif inilah yang mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan misalnya kebutuhan untuk mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk berafiliasi dengan sesama dan kebutuhan untuk berprestasi merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja. Hal ini sejalan dengan pendapat Rogers dan Erickson.

3. Tugas
1. Coba jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan !
2. Sebutkan ciri-ciri pokok pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja!
3. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan sosio-psikologis anak. Berikan keterangsn singkat pengaruh itu dalam bidang intelektual bahasa, emosi, dan sosial!
4. Ada beberapa pendapat tentang arti remaja sebutkan. Ciri pokok remaja menurut padangan masyarakat Indonesia. Bagaimana pengertian itu jika dibandingkan dengan pandangan dunia yang dikemukakan oleh WHO?
5. Bagaimana orang memandang berbagai bentuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasaan seksual yang disalurkan dalam berbagai bentuk, seperti onani atau masturbasi?

DAFTAR PUSTAKA
Bawani, Imam. Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya :PT Bina Ilmu, 1985.
Biehler, R.F. Psychology Applied To Teaching. Boston : Houghton Mifflin Company, 1982.
Crow L.D. & Crow ,A.C Education Psychology. American Book Company, 1958.
Gleitman, Henry. Psychology. New York : W.W. Norton & Co., 1986.
Gunarsa, Singgah D. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1991.
Havighurst, R. J. Disadur Oleh Moh. Kasiram. Human Development And Enducation. Surabaya : Sinar Wijaya, 1985.
Hurlock E.B Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Alih Bahasa Istiwidyanti dan Kawan-Kawan). Jakarta : PT Gelora Aksara Prtama, 1990.
Jersild, A.T. The Psychology Of Adolescene. New York : The Macmillan Company, 1957.
Kartono, Kartini. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : C.V. Mandar Maju, 1990.
Lefton, Lester A. Psychology. Boston: Allin and Bacon, Inc., 1982.
Lindgren, Henry Clay. Educational Psychology in the Classroom, (6 th edition). New York : Oxford University Press, 1980.
Mappiare, Andi. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Monks, F.J. dan kawan-kawan. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada Uni¬versity Press, 1984.
Oxendine, Joseph B. Psychology of Motor Learning. New Jersey : Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, 1984.
Rifai, Melly Sri Sulastri. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: PT Bina Aksara, 1987.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press, 1991.
Sarwono, S.W. dan kawan-kawan. Seksualitas dan Fertilitas Remaja. Jakarta : C.V. Rajawali, 1957. ,
Simanjuntak, B. Psikologi Remaja. Bandung : Tarsito, 1984.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rajawali, 1984.
----------- Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1986.
BAB III
PERTUMBUHAN FISIK
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat memahami:
1. Makna dan karakteristik pertumbuhan fisik remaja;
2. Perbedaan individu dalam pertumbuhan fisik;
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik;
4. Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku; dan
5. Upaya membantu pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya aalam
penyelenggaraan pendidikan.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan¬-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder).
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991: 51) urutan perubahan-perubahan fisik adalah sebagai berikut:
Pada anak perempuan :
1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).
2. Pertumbuhan payudara.
3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.
4. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
5. Bulu kemaluan menjadi keriting.
6. Menstruasi atau haid.
7. Tumbuh bulu-bulu ketiak.
Pada anak laki-laki:
1. Pertumbuhan tulang-tulang.
2. Testis (buah pelir) membesar.
3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap.
4. Awal perubahan suara.
5. Ejakulasi (keluarnya air mani).
6. Bulu kemaluan menjadi keriting.
7. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
8. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot).
9. Tumbuh bulu ketiak.
10. Akhir perubahan suara:
11. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
12. Tumbuh bulu di dada.
A. Penyebab Perubahan
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebab¬kan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad -- yaitu merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai, kedua honnon ini sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh peru¬bahan yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus., yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.
Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif sejak seorang dilahirkan, namun kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru akan aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari pada saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah ter¬capai kematangan alat kelamin, maka hormon gonad akan menghentikan aktivitas hormon pertumbuhan. Dengan demikian, pertumbuhan fisik akan terhenti. Keseimbangan yang tepat yang tercipta antara kelenjar pituitari dan gonad menimbulkan perkembangan fisik yang tepat pula. Sebaliknya bila terjadi gangguan dalam keseimbangan ini, maka akan timbul penyimpangan pertumbuhan.
Selama masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan, baik di bagian luar maupun di bagian dalam tubuh, baik perubahan struktur tubuh maupun fungsinya. Pada kenyataannya hampir semua bagian tubuh perubahannya mengikuti irama yang tetap, sehingga waktu ke¬jadiannya dapat diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut tampak jelas sekali pada bagian pertama masa remaja.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja ialah :
1. Perubahan Ukuran Tubuh
Irama pertumbuhan mendadak menjadi cepat sekitar 2 tahun sebelum anak mencapai taraf pematangan kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg setelah terjadi pema¬tangan kelamin ini. Pertumbuhan tubuh selanjutnya masih terus terjadi namun dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama 4 tahun pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25 persen dan berat tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki tumbuh terus lebih cepat daripada anak perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun sedang bagi anak perempuan pada usia 18 tahun.
2. Perubahan Proporsi Tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber selesai dilalui sepenuhnya sehingga akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orang dewasa. Perubahan ini terjadi baik di dalam maupun di bagian luar tubuh anak. Misalnya, di masa kanak-kanak jantungnya kecil sedangkan pembuluh darah kulit kurang begitu tampak. Pada masa puber yang terjadi malah sebaliknya. Di bagian luar tampak pertumbuhan kaki dan tangan lebih panjang dibanding dengan tubuh.
3. Ciri Kelamin yang Utama
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama masih belum berkembang dengan sempurna. Ketika memasuki masa remaja alat kelamin mulai berfungsi pada saat ia berumur 14 tahun, yaitu saat pertama kali anak laki-laki mengalami "mimpi basah". Sedangkan pada anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum berkembang dengan sempurna, sehingga belum mampu mengandung anak untuk beberapa bulan atau setahun lebih. Masa interval ini disebut sebagai "saat steril" masa remaja.
4. Ciri Kelamin Kedua
Yang dimaksud dengan ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah: membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, pinggul melebar lebih lebar daripada lebar bahu, tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Sedang ciri kelamin kedua pada anak laki-laki adalah: tumbuh kumis dan jenggot, otot-otot mulai tampak, bahu melebar lebih lebar daripada pinggul, nada suara membesar, tumbuh jakun, tumbuh bulu ketiak, bulu dada, dan bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar.
Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula yang seringkali merupakan daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri kelamin yang utama, dan keduanya akan mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua masa remaja.
Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu:
(i) percepatan pertumbuhan, dan
(ii) proses kematangan seksual.
Disebabkan percepatan pertumbuhan tersebut maka terjadi per¬bedaan atau keanekaragaman proporsi tubuh.
a. Percepatan Pertumbuhan
Masa dan proses pertumbuhan tidak sama bagi semua remaja. Banyak faktor individual mempengaruhi jalannya pertumbuhan ini, sehingga baik awal maupun akhir prosesnya terjadi secara berbeda.
Pada titik awal mulainya pertumbuhan biasanya tidak terdapat banyak berbeda, akan tetapi kecepatan pertumbuhan setiap individu menjadi sangat berbeda sesuai dengan iramanya masing-masing. Jadi, perbedaan individual tentang pertumbuhan tampak dalam perbedaan awal percepatan dan cepatnya pertumbuhan.
a. Bagi remaja laki-laki permulaan percepatan pertumbuhan berbeda¬beda dan berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun.
b. Bagi remaja perempuan, percepatan pertumbuhan dimulai antara umur 7,5 tahun dan 11,5 tahun dengan umur rata-rata 10,5 tahun. Puncak pertambahan ukuran fisik dicapai pada umur 12 tahun, yakni kurang lebih bertambah 6-11 cm setahun.
b. Proses Kematangan Seksual
Meskipun kematangan seksual berlangsung dalam batas-batas tertentu dan urutan tertentu dalam perkembangari ciri-ciri kelamin sekun¬dernya, namun kematangan seksual anak-anak remaja berjalan secara individual, sehingga hanya mungkin untuk memberikan ukuran rata-rata dan penyebarannya saja.
Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada anak perempuan, yaitu dalam hal:
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar
(1) kriteria kematangan seksual,
(2) permulaan kematangan seksual, dan
(3) urutan gejala-gejala kematangan.
1. Kriteria kematangan seksual
Kriteria kematangan seksual tampak lebih jelas pada anak perem¬puan daripada anak laki-laki. Menarche atau menstruasi pertama dipakai sebagai tanda permulaan pubertas. Sesudah itu masih dibutuhkan satu sampai satu setengah tahun lagi sebelum anak wanita dapat betul-betul matang untuk berproduksi.
Menarche merupakan ukuran yang baik karena hal itu menentu¬kan salah satu ciri kematangan seksual yang pokok, yaitu disposisi untuk konsepsi (hamil) dan melahirkan. Di samping itu menarche juga merupakan manifestasi yang jelas meskipun pada permulaannya terjadi perdarahan yang masih sedikit.
Kriteria sejelas ini tidak terdapat pada anak laki-laki. Sehubungan dengan ejakulasi (pelepasan air mani) pada laki-laki permulaannya masih sangat sedikit, sehingga tidak jelas. Sering dipakai percepatan per¬tumbuhan sebagai kriteria penetapan titik awal masa remaja, karena diketahui adanya korelasi antara percepatan pertumbuhan itu dengan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder maupun primer.
2. Permulaan kematangan seksual
Permulaan kematangan seksual pada anak perempuan kira-kira 2 tahun lebih cepat mulainya daripada anak laki-laki. Menarche merupakan tanda permulaan kematangan seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10 sampai 16,5 tahun, jadi kira-kira satu tahun sesudah dilaluinya puncak percepatan per¬tumbuhan.
Pada anak laki-laki baru terjadi produksi spermatozoa hidup se¬lama kira-kira satu tahun sesudah puncak percepatan perkembangan (kurang lebih umur 14 tahun). Namun ejakulasi pertama (mimpi pertama) mendahului puncak percepatan perkembangan, tetapi dalam air mani baru terdapat sedikit sperma.
3. Urutan gejala-gejala kematangan seksual
Pada anak wanita kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder dengan tumbuhnya buah dada (payudara) yang tampak clan bagian puting susu yang sedikit mencuat. Hal ini terjadi pada usia antara 8 dan 13 tahun. Baru pada stadium kemudian, menjelang me¬narche, jaringan pengikat di sekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa. Kelenjar payudara baru menga¬dakan reaksi pada masa kehamilan dengan suatu pembengkakan sedangkan produksi air susu terjadi pada akhir kehamilan. Hal ini merupakan akibat reaksi-reaksi fisiologi yang menyebabkan penabahan¬-perubahan pada organ-organ kelamin internal dalam hipofise lobus frontalis.
Pada anak laki-laki, kematangan seksual dimulai dengan per¬tumbuhan testes yang dimulai antara umur 9,5 dan 13,5 tahun dan ber¬akhir antara 13,5 dan 17 tahun. Pada usia kurang lebih 15-16 tahun, pada anak laki-laki maupun perempuan pangkal tenggorokannya (jakun) mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi, lebih panjang. Anak laki-laki mengalami hal itu lebih banyak. Perubahan dalam pita suara tadi menyebabkan anak gadis mendapatkan suara yang lebih tinggi dan lebih nyaring, sedangkan suara anak laki-laki berubah menjadi agak berat. Karena pertumbuhan anatomi yang cepat mendahului penyesuaian urat sarafnya (urat sarafnya belum dapat cocok) maka timbullah keadaan yang khas pada anak laki-laki: Terdengarlah suara yang tinggi di antara suara yang lebih berat. Seperti halnya pada per¬tumbuhan anggota-anggota badan, maka keadaan tersebut hanya bersifat sementara namun dalam waktu itu cukup memberikan alasan untuk frustrasi karena suara tidak mau menaati si pembicara (Monks, 1984: 288).
Dengan bertambahnya berat dan panjang badan, tampak kekuatan juga bertambah. Hal ini tampak lebih jelas pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Pada anak perempuan pertambahan berat badan se¬
bagian besar disebabkan oleh tumbuhnya lemak yang membuat bentuk badan yang khas perempuan. Selanjutnya, bertambahnya berat badan pada waktu ini juga disebabkan oleh pertumbuhan kerangka (membesar¬nya pinggul) dan hanya sebagian kecil saja disebabkan oleh perttunbuhan karena menjadi kuatnya urat-urat daging.
Pada anak laki-laki di samping pertambahan berat karena per¬tumbuhan kerangka, pertumbuhan dan penguatan urat daging dan otot¬-otot juga merupakan penyebab yang penting. Bersama-sama dengaii percepatan pertumbuhan pada anak laki-laki terjadi suatu percepatan pertambahan kekuatan yang mencapai puncaknya pada umur kira-kira 15-16 tahun, yaitu sesudah tercapai puncak percepatan pertumbuhan tadi. Urat-urat daging tumbuh bersama-sama dengan kerangka tetapi bila kerangka mencapai puncak-puncak pertumbuhannya maka daging mengalami penguatan (pembesaran) yang terutama menyebabkan ber¬tambahnya kekuatan. Pertumbuhan badan yang berlebih-lebihan pada periode sebelumnya justru dapat melemahkan badan.
c. Keanekaragaman Perubahan Proporsi Tubuh
Walaupun tampak adanya keteraturan dan sebelumnya dalam hal perubahan proporsi tubuh, ternyata perubahan itu sendiri mei-n¬perlihatkan keanekaragaman.
Sewaktu masih anak-anak, bentuk tubuh mereka tidak terlalu kentara perbedaannya, namun pada akhir masa kanak-kanak, saat mulai memasuki tahap remaja, perbedaan bentuk tubuh antara anak laki-laki clan anak perempuan semakin jelas. Remaja laki-laki cenderung menuju bentuk tubuh mesomorf (cenderung menjadi anak yang kekar, berat, dan segitiga), sedangkan anak perempuan kalau tidak endomorf (cenderung menjadi gemuk clan berat) akan memperlihatkan ciri ektomorf (cenderung kurus clan bertulang panjang).
Sekaliqun uzmikian dalam kelompok anak laki-laki dan anak perempuan juga terdapat perbedaan. se!on,<,a te!nLJlrv=ir ci;karAan
Perkembangan Peserla Didik
Bub III : 1'erlrrmbultun lvisik
87
harus selalu tepat sama. Pada kelompok anak laki-laki mungkin saja ada yang memperlihatkan bentuk tubuh ektomorf atau endomorf clan sebaliknya pada anak perempuan ada yang tubuhnya berbentuk meso¬morf.
Seperti yang dikemukakan terdahulu, selama masa remaja ini seluruh tubuh mengalami perubahan, baik di bagian luar maupun di bagian dalam tubuh, baik dalam struktur tubuh maupun dalam fungsinya.
Hampir untuk semua bagian, temyata perubahan mengikuti jadwal waktu yang dapat diperkirakan sebelumnya.
Jadi, bila sistem endokrin berfungsi normal, maka akan memper¬lihatkan ukuran tubuh yang normal pula. Sebaliknya bila anak mengalami kekurangan hormon pertumbuhannya, maka akan menjadi kecil seperti
orang kerdil, sedangkan yang kelebihan hormon pertumbuhan akan tumbuh menjadi terlalu besar sehingga tidak sesuai dengan anak sebayanya.
Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhap fisik anak, antara lain adalah:
1. Pengaruh Keluarga
dingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi. Lingkungan dapat memb'erikan pengaruh pada remaja sedemikan rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
3. Gangguan Ernosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, clan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituita"ri. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remaja¬nya terhambat clan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan. Kecuali pada usia antara 12 clan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi clan lebih berat daripada
anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang clan otot pada anak laki-laki memana berbeda dari anak perempuan.
Pengaruh faktor keluarga di sini meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang daripada anak lainnya sehingga ia lebih berat
tubuhnya, jika ayah clan ibu atau kakeknya tinggi clan panjang. Faktor ' lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak tersebut. Pada setiap tahap usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada terhadap tinggi tubuh.
2. Pengaruh Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya clan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja diban¬
S. Status Sosial Ekonomi
' Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial eko¬nomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
6. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki twbuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
7. Pengaruh Bentuk Tubuh
Bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endo¬morf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya anak
88
PerkembanRan Peserta Didik
Bab 111 : Pertunrbuhan Fisik
89
yang bangun tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endo-morf atau anak yang ektomorf, karena mereka memang lebih gemuk dan berat.
Perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari peru¬bahan-perubahan fisik. Di antara perubahan-pcrubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah per¬
tumbuhan tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan "mimpi pertama" pada laki-laki), dan tanda-tanda kelamin kedua yang tumbuh.
Perubahan-perubahan fisik itu, menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri. Pertumbuhan badan yang mencolok
misalnya, atau pembesaran payudara yang cepat, membuat remaja merasa tersisih dari teman-temannya. Demikian pula dalam menghadapi haid dan "mimpi" yang pertama, anak-anak remaja itu perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku yang tidak ada dukungan dar~.'orang tua.
Perubahan fisik hdmpir selalu dibarengi dengan pe rubahan peri-. laku dan sikap. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit parah karena' sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan sikapnya sendiri
dalam menanggapi perubahan fisik itu.
Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelum¬nya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga
dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu, masa ini seringkali dinamakan sebagai "masa negatif'. Pada saat irama pertumbuhan sudah sedikit lambat clan perubahan tubuhnya telah sempurna, maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Meskipun pengaruh pubertas terhadap anak-anak berbeda-beda, cara mereka melampiaskan gangguan ketidakseimbangan tampaknya
sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya, ada kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri, menentang kewenangan (misalnya orang tua clan guru), sangat mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tidak bahagia.
Karena memang sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik seringkali merasa sangat tidak nyaman, misalnya ada keluhan, gelisah, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan se¬bagainya yang umumnya mencerminkan adanya perasaan tidak nyaman karena tubuhnya sedang bertambah panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki, bahkan beberapa anak laki-laki sama sekali tidak merasakan hal-hal yang disebutkan di atas. Semua gangguan itu tampaknya tidak mendorong anak remaja berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat. Pada saat ini, tampaknya hanya sedikit remaja yang mengalami kurang darah, yang lebih menonjol memang kurangnya nafsu makan, tetapi in i tidak me mpengaruhi keadaan kimia darahnya. Bila sampai pada keadaan kekurangan darah maka anak akan mengalami gangguan karena adanya ketegangan emosional.
Anak-anak remaja ini tampaknya juga terlalu memperhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami proses perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu mereka
yang terlalu memperhatikan nonnal tidaknya dirinya dan mereka yang terlalu memikirkan tepat tidaknya kehidupan kelaminnya. Bila mereka memperhatikan teman sebayanya, kemudian ternyata dirinya berbeda dari mereka maka akan segera muncul pikirannya tentang normal tidak¬nya dirinya. Misalnya, hanya berbeda dalam hal kecepatan pertumbuhan sudah dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak yang
t-¬
tergolong cepat dan lebih awal tambuh, sering merasa khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti tubuhnya akan terlalu tinggi, sedangkan anak yang tumbuh pendek sampai dewasa akan merasa khawatir per¬tumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak akan berkembang nonnal.
Bila mereka ketinggalan dari sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau Urang berminat dalam kegiatan teman sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka akan pernah menjadi dewasa.
Terlalu memperhatikan keadaan kehidupan kelaminnya, juga merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat seorang mencapai masa remaja, dalam pikirannya telah terbentuk konsep tertentu mengenal wajar tidaknya kehidupan kelamin dalam penampilan seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman si anak sehari-hari misalnya dari televisi, bioskop, buku cerita, komik, atau dari orang-orang di sekelilingnya yang dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa dirinya kurang memenuhi persyaratan, maka ia segera menentukan bahwa dirinya memang tidak wajar. Sayangnya konsep yang telah terbentuk ini sukar sekali dihilang¬kan bahkan mungkin dapat menetap seumur hidupnya. -
tt
Salah satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting adalah pengaruh jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan kepribadian. Kalau sikap dan perilaku remaja kurang
dapat diterima, yang sebenarnya merupakan salah satu ciri dari kehidupan remaja, dapat menghilang setelah tercapainya keseimbangan, maka keadaan ini tidak begitu parah. Akan tetapi, sejumlah studi telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu yang sudah ter,bentuk ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus tampak semakin parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap adalah dalam hal penyimpangan usia kematangan kelaminnya. Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak wajar, akan meniinbulkan pengaruh pada anak laki-laki dan juga pada anak perem¬puan, bahkan pengaruh itu tidak hanya terjadi di masa remaja bahkan dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang mengalami
perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih menguntungkan. sedangkan bagi anak perempuan tidak demikian halnya. Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya hagi anak laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman sebaya¬nya dari kedua jenis kelamiei. Sebaliknya bita kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak gadis, maka ia akan memperoleh sebutan yang tidak menyenangkan. Keadaan ini seringkali menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan. baik di masa remaja maupun di kemudian hari. Anak perempuan yang termasuk lambat dalam kema¬tangan kelaminnya biasanya akan terlepas dari masalah seperti itu, tetapi sebaiknya bagi anak laki-laki yang lambat kematangan kelaminnya; .Iapkan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra dirinya, kurang dihargai, dan seringkali diabaikan.
Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kelompok. perilaku remaja itu akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kFlompoknya. Kelom¬pok remaja dapat terbentuk di dalam sekolah seperti pada kelompok
olah raga, kelompok seni, kelompok belajar, dan semacamnya. Begitu pula kelompok remaja dapat terbentuk di luar sekolah, seperti kelompok olah raga, kesenian, pramuka, dan sebagainya.
Jenis kegiatan kelompok seringkali ditentukan olch kelompok itu sendiri, sehingga di samping banyak kegiatan yang bernilai positif juga terdapat kegiatan yang bernilai negatif. Kegiatan bernilai t)ositif seperti
olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk perlumbuhan fisik remaja, sedangkan yang bernilai negatif seperti ngebut, begadang di malam hari, minum-minuman keras, clan semacamnya akan mengganggu kesehatan dan keselamatan. Dengan demikian, pengembangan prog¬ram kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif oleh para tokoh masyarakat dan sekolah, merupakan upaya untuk membantu para remaja dalam pertumbuhan fisik mereka.
Pengembangan kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani, dan pembiasaan hidup bersih perlu diprogram sebagai
Perkembangan Peserta Didik
Bab III : Pertzrmbzrhan Fisik
93
kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah menengah, perlu diselenggarakan secara baik: Pembentukan kelompok belajar atas bim¬bingan guru menapakan kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar teratur dan bertanggung jawab.
B. Rangkuman
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laki¬laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urut-urutan tertentu.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitari dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan qaerangsang
aktivitas serta pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsdryg aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan dan hormon gonadotr©pik yang berfungsi mengaktiflcan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik yang tepat akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pituitari dan ,gonadotropik.
mencuatnya puting susu pada wanita dan tumbuhnya kumis dan jenggot serta bulu di sekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.
Urutan dan irama pertumbuhan fisik antara laki-laki dan wanita tidak sama, yaitu pada wanita dua tahun lebih cepat dewasa daripada laki-laki. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik ini adalah :
(i) faktor keluarga, yaitu meliputi faktor keturunan dan lingkungan keluarga,
(ii) faktor gizi, yang erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga,
faktor emosional, yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya,
(iv) faktor jenis kelamin, di mana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan wanita, dan
(v) faktor kesehatan.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini tampak pada perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian diri remaja, isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta "melawan" kewenangan, dan semacamnya.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh (i) perubahan ukuran tubuh, yang selama masa remaja pertumbuhan tinggi badan bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar 200 persen atau dua kali lipat; (ii) proporsi tubuh yang kurang proporsional; (iii) ciri kelamin utama, yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama yang pada wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami "mimpi pertama"; dan (iv) ciri kelamin kedua seperti pinggul melebar dan
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan
kelompok olah raga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstra¬kurikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.
Perkembangan Peserta Didik
Bab III : Pertumbuhan Fisik
95
C. Tugas
1. Kemukakan arti dan ciri-ciri pertumbuhan remaja!
2. Mengapa pertumbuhan fisik setiap individu berbeda-beda? Terangkan dengan singkat dengan menggunakan bahasa Anda sendiri!
3. Sebutkan beberapa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap peril~ku remaja!
4. Mengingat ciri dan pengaruh pertumbuhan remaja terhadap perilaku remaja, apa yang perlu dilakukan oleh pendidik dalam proses pen¬didikan untuk membantu pertumbuhan remaja?
DAFTAR PUSTAKA
Monks, F.J., dkk. Psikologi Perkembangart : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1984.
Suwarno, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Press, 1991.
Perkembangan Peserta Didik
Daftar Pcrstaka
perkembangan bahasa, serta upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
BAB IV
A. Perkembangan Intelek
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Setelah selesai mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat:
1. Memahami makna intelek, hubungan intelek dan tingkah laku, karak¬teristik perkembangan intelek remaja dan faktor-faktor yang mem-pengaruhinya, perbedaan individu dalam kemampuan dan perkem¬
bangan intelek, serta usaha-usaha yang membantu pengembangan¬nya dalam proses pembelajaran.
2. Memahami makna dan jenis jenis bakat khusus, kaitan antara bakat - dan prestasi, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat ~ khusus, perbedaan individu dalam bakat khusus, serta upaya pe¬
ngembangannya dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Memahami makna dan karakteristik perkembangan sosial remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengaruhnya terhadap tingkah laku, perbedaan individual dalam hubungan sosial serta upaya pe¬
ngembangan hubungan sosial remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
4. Memahami makna dan karakteristik perkembangan bahasa remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, pengaruh¬nya terhadap kemampuan berpikir, perbedaan individual dalam
1. Pengertian Intelek dan Inteligensi
Menurut English & English dalam bukunya "A Comprehensive Dictionary of Psychological and Psychoanalitical Terms", istilah intellect berarti antara lain: (1) kekuatan mental di mana manusia dapat berpikir; (2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir (misalnya menghubung¬kan, menimbang, dan memahami); dan (3) kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan intelligence. Intelligence = intellect).
Menurut kamus Webster New World Dictionary of the Ameri¬can Language, istilah intellect berarti :
1) kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari kemauan dan perasaan,
2) kecakapan mental yang besar, sangat intelligence, dan
3) pikiran atau inteligensi.
Istilah inteligensi telah banyak digunakan, terutama di dalam bidang psikologi dan pendidikan, namun secara definitif istilah itu tidak mudah dirumuskan. Banyak rumusan tentang inteligensi, seperti yang dikemukakan oleh Singgih Gunarsa dalam bukunya Psikologi Remaja (1991), ia mengajukan beberapa rumus inteligensi sebagai berikut:
1) Inteligensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan
Bab 1V : Perkembangan Intelek, Sosial, dan Bahasa
loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929