loading...

pengolahan Perpustakaan dari aspek struktural

March 23, 2018
loading...
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada “pengelompokkan” perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi tadi. Istilah-istilah perpustakaan “membengkak” menjadi sangat luas namun cenderung mempunyai sebuah spesifikasi tertentu. Dilihat dari perkembangan teknologi informasinya perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional, semi-tradisional, elektronik, digital hingga perpustakaan “virtual”. Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat berkembang mulai perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling, dan sebagainya. Kemudian juga dilihat dari perkembangan kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan anak-anak, perpustakaan sekolah, perpustakaan akademik (perguruan tinggi), perpustakaan perusahaan, dan lain sebagainya. Namun dari sekian banyak istilah dan jenis perpustakaan tersebut, sebetulnya berdasarkan sifat dan golongan besar perpustakaan secara umum terbagi dalam sebuah bentuk perpustakaan khusus dan perpustakaan umum. Dimana dari kedua perpustakaan tersebutlah berkembang istilah lain yang disesuaikan dengan cara pengelolaan, pengguna, tujuan, teknologi yang digunakan, pengetahuan yang dikemas, serta tujuan perpustakaan didirikan. Pengelolaan bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Selain itu, sebagian besar alokasi waktu dan sumber daya di perpustakaan ada di bagian pengelolaan bahan pustaka. Dengan demikian, jika pengelolaan bahan pustaka tidak dilakukan dengan baik dan benar maka perpustakaan akan mengalami hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengolahan dan Perpustakaan?
2. Bagaimana Pengolahan Perpustakaan?
3. Bagaimana pengolahan Perpustakaan dari aspek struktural?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang apa itu pengolahan dan perpustakaan.
2. Mengetahui tata cara pengolahan perpustakaan.
3. Mengetahui pengolahan perpustakaan dari aspek struktural.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGOLAHAN DAN PERPUSTAKAAN
a. Pengolahan
Pengolahan dalam kamus besar bahasa Indonesia dari kata “kelola” yang berarti memelihara, mengurus, dan menyelenggarakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengolahan adalah tata cara untuk memelihara, mengurus dan menyelenggarakan sesuatu hal agar tercapai tujuan atau keinginan bersama. Pengolahan itu sendiri dapat diartikan sebagai orang-orang yang menggerakkan sesuatu dalam hal memelihara, mengurus serta menyelenggarakan suatu hal.
b. Perpustakaan
Pengertian perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke-19 perpustakaan didefinisikan sebagai “suatu gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yang dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu. Kemudian ALA (The American Library Association) menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan”. Sedangkan menurut Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti pustaka atau buku. “Perpustakaan” artinya kumpulan buku (bacaan dsb). Menurut Sulistyo Basuki, Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual. Menurut IFLA (International of Library Associationsand Institutions) “Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.” Menurut Sutarno NS, MSi. “perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca”. Menurut C. Larasati Milburga, dkk, “perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi”. Dalam UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan disebutkan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Secara garis besar, ada kesamaan dalam lima pengertian perpustakaan tersebut, yaitu kumpulan buku yang diatur secara sistematis. Oleh sebab itu, mengatur buku-buku dengan baik dan sistematis merupakan hal paling dasar dalam penataan ruang utama perpustakaan.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi. Terlepas dari pada itu pengertian perpustakaan dapat disimpulkan sebagai pusat informasi yang memiliki gedung atau tempat serta ruangan-ruangan yang nantinya akan dikelola dan digunakan oleh sumber daya manusia dengan aturan-aturan tertentu, dengan tujuan, para pemakai atau pengguna (user) dapat dengan mudah menemukan berbagai macam informasi.
B. PEGOLAHAN PERPUSTAKAAN
Berbicara tentang pengolahan bahan pustaka tidak terlepas dari kata kelola, dan bahan pustaka. Kelola diartikan sebagai proses kegiatan, sedangkan bahan pustaka itu sendiri berarti buku ataupun koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan. Jadi, Pengelolaan buku perpustakaan berarti suatu proses kegiatan kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan pelayanan pengguna perpustakaan. kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku, pengklasifikasian, pembuatan katalog, penyelesaian dan penyusunan dirak buku.
a. Inventarisasi buku.
Bahan pustaka baik buku maupun majalah, Koran atau yang lainnya yang telah datang diperpustakaan perlu diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya guna bagi sipemakai. Adapun langkah menginventarisasi buku adalah:
1. Pemberian stempel buku.
Semua buku yang sudah masuk diperpustakaan perlu dibubuhi stempel. Tempat-tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu: dibalik halaman judul, bagian tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir dan pada halaman yang dianggap rahasia. Stempel itu ada bermacam-macam ada stempel Inventaris, stempel identitas perpustakaan. Stempel Inventaris dibubuhkan dibalik halaman judul yang memuat nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris.sedangkan stempel identitas perpustakaan berisi nama perpustakaan yang bersangkutan. Stempel ini dibubuhkan pada halaman tertentu sedapat mungkin tidak menggenggu informasi yang terdapat didalam buku.
2. Pemberian Nomor Buku
Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan yang akan disusun dirak buku harus diberikan nomor.pemberian nomor tidak hanya nomor induk saja,tetapi juga pemberian nomor berdasakan klasifikasi ( Call Number ). Nomor induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampai nomor terakhir ditempatkan pada halaman judul. Nomor induk terakhir menunjukan nomor buku. Adapun hal – hal yang dicatat dalam buku induk adalah : Kolom tanggal; Kolom nomor induk; Kolom nama pengarang; Kolom judul Buku; Kolom Penerbit; Kolom Tahun terbit; Kolom harga buku; Kolom sumber; Kolom jumlah halaman; Kolom keterangan.
b. Katalogisasi
Salah satu hal penting dalam pengolahan buku adalah Katalogisasi. Katalog merupakan daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan. Aktivitas pengolahan bahan pustaka terdiri dari pengkatalogan diskriptif, klasifikasi dan penetuan tajuk subyek. Catalog dapat disajikan dalam bentuk kartu, buku, lembaran lepas, maupun on line. Buku pedoman yang dipakai antara lain :
• Buku pedoman pengkatalogan deskriptif dapat digunakan peraturan katalogisasi Indonesia.
• Buku pedoman klasifikasi dapat digunakan terjemahan ringkasan klasifikasi Idewey dan Indek relative.
• Buku pedoman penentuan tajuk subyek dapat digunakan tajuk subyek untuk perpustakaan.
Adapun jenis katalog itu adalah:
 Katalog pengarang
Digunakan jika buku yang akan dicari hanya diketahui pengarangnya, atau ingin mengetahui pengarang tertentu telah mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun sistematis berdasarkan nama pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Penulisan nama pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Contoh: Asep Sugriatna menjadi SUGRIATNA, Henry. Melalui katalog pengarang dapat diketahui nama pengarang tertentu telah menghasilkan karangan-karangan tertentu.
 Katalog judul
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui judul bukunya, atau ingin mengetahui judul buku tertentu yang sama telah dikarang oleh pengarang mana saja. Katalog judul disusun secara sistematis berdasarkan judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog judul dapat diketahui judul-judul buku yang sama, yang dikarang oleh pengarang yang berbeda.
 Katalog subyek
Digunakan bila kita ingin mengetahui berbagai buku yang membahas subyek yang sama, biasanya sering digunakan dalam mengumpulkan bhan pustaka untuk kepentingan pmbuatan penelitian, makalah, dsb. Yang membahas suatu subyek tertentu. Melalui katalog subyek akan diketahui karya-karya yang dikarang oleh sebagai pengarang dengan judul yang berbeda tetapi memiliki pokok bahasan yang sama.
Unsur – unsur yang perlu dicantumkan pada penulisan catalog :
• Tanda buku (nomor buku, tiga huruf nama pengarang, satu huruf judul buku).
• Nama pengarang; Cara penulisan sesuai dengan peraturan nama keluarga yang didepan.
• Judul buku; Judul buku ditulis sesuai dengan apa yang tertera dihalaman judul.
• Edisi; Diisi khusus buku – buku yang mengalami penyuntingan kembali untuk penulisan ditulis Ed.ke-2 dan seterusnya.
• Penerbitan; Dicantumkan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Cantoh, Jakarta : Balai pustaka, 1998.
• Deskripsi fisik yang meliputi jumlah halaman, gambar, jilid, ukuran buku.
Katalog yang paling banyak digunakan di perpustakaan khususnya di indonesia, adalah katalog dalam bentuk kartu. Katalog ini memiliki banyak keuntungan. Keuntungan pada katalog kartu adalah:
 Tidak mudah hilang, karena tidak dapat dibawa-bawa seperti pada kartu katalog buku atau katalog berkas
 Mudah penggunaanya
 Mudah dalam mengandakan entri-entrinya.
Katalog kartu juga memiliki kelemahan, antara lain:
 Sangat tergantung pada tempat, sehingga apabila jumlahnya sampai melebihi kapasitas laci atau almari katalog akan menimbulkan kesulitan dalam menggunakannya.
 Katalog kartu tidak bisa dibawa kemana-mana
Tujuan pengkatalogan adalah;
 Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul atau subyeknya.
 Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyekny tertentu, dalam jenis literatur tertentu.
 Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.
c. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan buku berdasarkan subjek buku. Pada langkah ini buku – buku yang sejenis akan terkumpul dalam satu kelompok. Dengan adanya klasifikasi pada perpustakaan pelayanan diperpustakaan dapat dilaksanakan dengan mudah, cepat dan tepat. System klasifikasi persepuluhan Dewey yang dipakai pada perpustakaan sekolah dewasa ini mengelompokkan seluruh cabang pengetahuan menjadi sepuluh kelas atau golongan masing – masing menggunakan 3 angka dasar.
d. Penyelesaian.
Pada tahap penyelesaian ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk melengkapi koleksi buku, adapun langkah itu antara lain:
o Memberi kantong buku
Kantong buku dibuat dari kertas yang agak tebal dengan ukuran 7 dan 9 Cm pada kantong dicantumkan nama pengaran, judul buku, nomor klasifikasi. Kantong tersebut diletakan pada kulit buku bagian belakang
o Kartu buku
Kartu buku dibuat dari kertas manila berukuran 6 X 10 Cm dalam kartu buku dicantumkan keterangan tentang nama pengarang, judul, nomor, nama peminjam, tanggal kembali dan kartu buku dimasukan pada kantong buku.
o Lembaran Tanggal Pengembalian
Lembaran ini dibuat dari kertas biasa. Ditempatkan pada halaman belakang buku dan diusahakan agar tidak mengganggu teks atau ilustrasi buku.
o Tanda Buku
Tanda buku ditulis pada secarik kertas dengan ukuran 2 X 4 Cm kertas tersebut ditempelkan pada bagian bawah punggung buku yaitu 3 Cm ditepi bawah buku. adapun yang dicantumkan adalah call number. Buku – buku yang telah diolah secara lengkap kemudian disusun dirak buku berdasarkan pengelompokannya sehingga pada saat pengguna perpustakaan membutuhkan sebuah buku maka akan lebih mudah untuk mencarinya.
C. PENGOLAHAN PERPUSTAKAAN DARI ASPEK STRUKTURAL
Terkait dengan permasalahan yang ada di perpustakaan, maka perpustakaan kiranya harus melaksanakan manajemennya dengan baik yang mengacu pada fungsi manajemen yang sebenarnya. Pada prinsipnya tugas seorang kepala perpustakaan dapat dibagi dalam beberapa fungsi, sesuai dengan yang disebutkan oleh Koontz dan O’donnel dalam bukunya The Principle Of Management: an Analysis of Managerial Function isinya menyebutkan fungsi manajemen tersebut yang disebut POSDCORB yaitu akronim dari planning, organizing, staffing, directing, dan Controlling.
1. Planning atau Perencanaan;
Untuk mencapai tujuan yang baik dan efisien dalam bidang apapun biasanya kita harus membuat rencana. Perencanaan dapat diartikan sebagai menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang ingin dilakukan, bentuk organisasi yang sesuai untuk mencapainya dan personal yang harus melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Organizing atau Pengorganisasian;
Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, pengelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas kepada managerpendelegasian wewenang untuk melaksanakanya, pengkoordinasian hubungan-hubungan wewenang dan informasi baik horizontal maupun vertical dalam struktur organisasi.
3. Staffing atau Pengisian Jabatan
Staffing atau pengisian jabatan dapat didefinisikan sebagai pengisian jabatan dalam struktur organisasi dengan cara mengidentifikasikan kebutuhan tenaga kerja, mendaftar tenaga kerja yang ada, merekrut, memilih, menempatkan, promosi, menilai, dan member imbalan dan melatih orang yang di perlukan.
4. Directing atau Pengarahan
Directing dapat diartikan sebagai memimpin dan mengawasi orang-orang bawahan atau subordinat (tidak termasuk manajer atau anggota manajemen). Proses directing tersebut melibatkan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain.
5. Controlling atau Pengawasan
Controlling atau pengawasan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran perencanaan, merancang system-sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi actual dengan standar, menentukan apakah ada penyimpangan serta menetapkan cara memperbaiki penyimpangan tersebut.
Kegiatan manajemen adalah kegiatan yang mencerminkan adanya sebuah sistem, terkait dan terdiri dari beberapa aspek atau factor untuk mendukungnya. Beberapa faktor yang dapat ditemui dalam sebuah proses manajemen perpustakaan diantaranya adalah: Kebijakan dan prosedur, Manajemen Koleksi, Pendanaan dan Pengadaan, Manajemen Fasilitas, Sumber Daya Manusia, dan Perencanaan.
Pada umumnya perpustakaan di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hambatan dari aspek struktural, dalam arti keberadaan perpustakaan kurang memperoleh perhatian dari pihak manajemen lembaga induknya. Dilihat dari berbagai perspektif yang nyata, hambatan ini banyak sekali terjadi di sekolah-sekolah pada umumnya, baik sekolah dasar, menengah pertama, bahkan menengah atas.
Berikut ini beberapa kendala yang dialami sekolah dalam melaksanakan pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai berikut:
a) Kepedualian pihak manajemen sekolah terhadap pengembangan perpustakaan yang masih rendah.
b) Kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional tentang perpustakaan sekolah belum menjadi titik perhatian. Perpustakaan sekolah masih dianggap sebagai sarana pelengkap, untuk kegiatan belajar siswa bukan sebagai jantungnya sekolah untuk menggerakan proses kegiatan belajar.
c) Belum diaturnya atau sulitnya diatur dalam kurikulum tentang jam khusus bagi siswa untuk berbagai kegiatan pemanfaatan dan atau kegiatan di perpustakaan sekolah.
Tidak adanya jam khusus penggunaan perpustakaan yang terintegrasi dengan kurikulum sehingga fungsi perpustakaan sekolah seakan-akan hanya sebagai bursa peminjaman buku bagi siswanya pada jam istirahat sekolah. Siswa tidak pernah punya waktu untuk berlama-lama di perpustakaan sekolah karena memang tidak ada alokasi waktu secara khusus untuk kegiatan itu. Kendala-kendala diatas banyak terjadi diperpustakaan-perpustakaan sekolah yang ada didaerah, hal ini disebabkan sarana prasana dan infrastruktur daerah itu sendiri, sehinnga mengakibatkan iklim informasi berjalan kurang baik.















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengolahan dapat diartikan sebagai orang-orang yang menggerakkan sesuatu dalam hal memelihara, mengurus serta menyelenggarakan suatu hal. Perpustakaan dapat disimpulkan sebagai pusat informasi yang memiliki gedung atau tempat serta ruangan-ruangan yang nantinya akan dikelola dan digunakan oleh sumber daya manusia dengan aturan-aturan tertentu, dengan tujuan, para pemakai atau pengguna (user) dapat dengan mudah menemukan berbagai macam informasi. Pengelolaan buku perpustakaan berarti suatu proses kegiatan kepustakaan yang meliputi kegiatan mulai dari pengolahan sampai dengan pelayanan pengguna perpustakaan. kegiatan pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan menginventaris buku, pengklasifikasian, pembuatan katalog, penyelesaian dan penyusunan dirak buku. Hambatan dari aspek struktural, dalam arti keberadaan perpustakaan kurang memperoleh perhatian dari pihak manajemen lembaga induknya. Dilihat dari berbagai perspektif yang nyata, hambatan ini banyak sekali terjadi di sekolah-sekolah pada umumnya, baik sekolah dasar, menengah pertama, bahkan menengah atas.
B. SARAN
Makalah ini masih sangat jauh dengan kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon bantuan terhadap para pembaca agar dapat memberikan komentar, saran, maupun kritik yang membangun demi terwujudnya resensi yang baik yang dapat digunakan sebagai rujukan bersama dalam menemukan literature bacaan yang baik pula. Baca, gunakan, manfaatkan, serta sebarkan ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA
• Bafadal, Ibrahim. 1996. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta :
Bumi Aksara.
• Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.
Jakarta: PT.Gramedia.
• DEPDIKBUD. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan
SLTP. Jakarta: Depdikbud.
• Jurnal. 2007. Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan: Universitas Negeri
Malang.
• Lasa, Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus
Book Publisher.
• Sulistyo, Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka.

loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929