loading...

Makalah Filsafat Umum

March 24, 2014
loading...

Makalah Filsafat Umum

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat Yunani klasik merupakan awal dari permulaan pemikiran filsafat atau pembahasan masalah filsafat secara spekulatif rasional, dan tidak irrasional dogmatis. Filsafat Yunani klasik juga merupakan ilustrasi pemikiran dan pembahasan masalah filsafat secara sistematis dan lengkap dan juga berlaku sampai sekarang.
Sejarah fisafat dipelajari dengan tujuan agar diperoleh apa yang menjadi masalah pokok filsafat dan sejarah perkembangan pemikiran filsafat.Mempelajari sejarah filsafat juga menyadarkan kita bahwa ajaran yang baik belum tentu diterapkan dengan baik oleh sebab itu waktu dan tempat belum cukup masak memberikan dan berlaku sampai sekarang.
Sejarah filsafat menyadarkan kita bahwa setiap teori ada kelemahannya dan ada kebaikannya, karena itu menuntut adanya kerja sama antara sesama pengusaha filsafat, saling memberi dan menerima (take and give), dalam rangka kepentingan bersama, demi kesejahteraan hidup manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. FILSAFAT YUNANI KLASIK

Periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya semakin besarminat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode yunani klasik ini adalah sopisme. Penamaan aliran sopisme ini berasal dari kata Sophos yang artinya cerdik pandai.
Antara kaum sofis dengan Socrates mempunyai hubungan yang erat sekali. Di samping mereka juga sama, yaitu permasalahan Socrates bukan lagi jagat raya, tetapi manusia (Socrates telah memindahkan filsafat dari langit ke bumi), sedangkan kaum sofis juga memusatkan perhatian pemikiranya kepada manusia. Bahkan Aristophanes menyebutkan bahwa sesungguhnya Socrates termasuk kaum sofis dengan Socrates adalah bahwa pemikiran filsafat Socrates sebagai suatu reaksi dan kritik terhadap pemikiran kaum sofis.

Adapun latar belakang penentuan dijatuhkan pada Filsafat Yunani Klasik, adalah sebagai berikut :

1. Bahwa filsafat Yunani Klasik merupakan awal dari permulaan pemikiran filsafat atau pembahasan masalah filsafat secara spekluatif rasional, dan tidak irrasional dogmatis.
2. Bahwa Filsafat Yunani klasik merupakan contoh ilustrasi pemikiran dan pembahasan maslah filsafat secara sitematis dan lengkap dan berlaku sampai sekarang.
3. Bahwa sesuai dengan butir pada dasarnya pemikir-pemikir filsafat saat ini merupakan komentator filsafat Yunani klasik dan menyesuaian dasar-dasar pemikiran tokoh Klasik dengan tuntutan zaman da perkembangan kebudayaan.
4. Bahwa Filsafat Yunani Klasik dan para tokohnya merupakan bukti yang jelas, bahwa apabila kebebasan pemikiran manusia dijamin akan menghasilkan sesuatu, termasuk ajaran filsafat, yang benar, baik dan bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia yang manusiawi.
5. Bahwa berpikir dan pemikiran filsafat tidak berada dalam kekosongan sosial, artinya berpikiran dan pikiran filsafat kita diilhami, bersumber dan bermodalkan informasi-informasi hasil pemikiran para ahli filsafat sebelum kita.

A. PERIODISASI FILSAFAT YUNANI KLASIK

Sistematis periodisasi, masalah-masalah yang dihadapi diajukan mendahului pembahasan masing-masing tokoh dan ajarannya, dan ini dengan maksud untuk lebih jelas memberikan gambaran umum tentang ilmu filsafat, yang sampai saat ini masih dianggap sebagai induk dari cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain. Dua hal ini yang perlu mendapatkan perhatian adalah pertama tentang penulisan tahun perkembangan pemikiran atau ajaran dan penulisan nama-nama tokoh yang nampaknya terdapat tidak keseragaman di antara sumber-sumber kepustakaan yang digunakan.
Adapun sistematika singkatan periodisasi tersebut dapat dilihat di bawah ini :
• Sokrates
• Plato
• Aristoteles
Suatu hal yang perlu dikemukakan dan diberikan catatan khusus terhadap periode kelima yaitu filsafat agama, yaitu pembahasan tentang terdapat tidaknya, dan seberapa jauh dapat dibenarkan dan masalah-masalah apa yang ada kaitannya dengan hubungan antara filsafat dan agama.
Zaman klasik bermula dengan Sokrates. Tetapi sokrates belum sampai kepada suatu sistim filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu ia baru membuka jalan. Karena dialah tercapai apa yang dimuat sebagai moto pada permulaan buku ini. Alam yang yang tak bertubuh diketahuilah sudah, dan mata pikiran memandanglah ke dalam. Sokrates baru mencari kebenaran ia belum sampai menegakkan suatu sistim penegakan. Tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang baru dan kuat bagi kebenaran dan moral.
Sistem ajaran filosofi klasik baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Sokrates tentang pengetahuan dan etik beserta filosofi alam yang berkembang sebelum Sokrates.
Plato mencapai titik persatuan dalam Filosofi Grik yang selama itu menyatakan perbedaan pandangan. Dengan itu terdapat untuk pertama kali dalam sejarah dunia Barat, suatu sistim pandangan yang menyuluhi seluruhnya dari satu pokok. Aristoteles meneruskan pokok pengertian Plato dan membangun suatu sistim filosofi yang didalamnya terdapat tempat tersendiri bagi berbagai ilmu spesial.

1. SOKRATES

Sokrates lahir di atena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada tahun 399 S.M. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada permulaannya Sokrates mau menuruti jejak bapaknya menjadi tukang pembuat patung pula. Tetapi akhirnya ia berganti haluan. Dari membentuk batu jadi patung ia membentuk watak manusia.
Tokoh filosof ini adalah yang tertua diantara ketiganya, dan merupakan tokoh marginal, orang perbatasan, dimana di saatu segi dapat di kategorikan ke dalam kelompok kaum sofis tetapi dari sudut lain menentang golongan kaumnya sendiri.

AJARAN KAUM SOFIS KLASIK YUNANI

1. Skeptikisme dan nihilisme Ex Nihilo nihil fit. dari Gorgias yang artinya tiap-tiap pendapat benar atau tidak ada yang benar,
2. Empirisme adalah pandangan bahwa pengetahuan bersumber pada pengamatan (perception) terhadap kenyataan individual yang berbeda-beda.
3. Tujuan filsafat adalah menang dalam berdebat, bersilat lidah dengan menggunakan ilmu retorika.
Masalah pokok yang dihadapi kedua tokoh filsafat ini adalah masalah hubungan antara kenyataan yang ‘perpectible” dengan yang “intelligible” atau antara yang “Many” dengan yng “One” antara “thought” dengan yang “thing” yaitu antara konsep dengan sensibilia, artinya hal-hal yang dapat diamati.
Usaha Socrates untuk melepaskan diri dari ikatan kaum Sofis yang skepti bahkan nihilitis itu, dan dalam rangka menyelesaikan permasalahan di atas, adalah ajaran utama dan pertama yang berbunyi dalam rumusannya bahwa “knoeledge is virtues” artinya pengertian adalah kebajikan. Postulat ini menuntut agar setiap tingkah –laku akan diakui sebagai baik dan bijaksana apabila didasrkan atas pengetahuan, atau kesadaran manusia yang melakukannya. Secara tidak langsung bagi manusia pengetahuan dan perngertian yang baik itu merupakan kenyataan yang dapat diperoleh dan manusia diberi kemampuan untuk mencapai pengetahuan tersebut, dan yang akan menjadi dasar yang menentukan tingkah-laku perbuatannya.

2. PLATO

Plato adalah satu-satunya filosof yang berhasil membangun suatu sistim pemikiran filsafat yang integral yang terdiri dari unsur-unsur ajaran filosof pendahulunya. Ia setuju dengan Anaxagoras dalam hal ini bahwa pikiran adalah pengatur segala sesuatu, karena itu berbeda dengan bahan atau benda, dengan Heraclitus ia peroleh ajaran bahwa dalam segala sesuatu ada jamak dua prinsip dasar yang diperoleh Plato dari kaum Mazhab Elea, bahwa Tuhan adalah Esa, dan bahwa dunia yang sebenarnya adalah tidak berubah, dan bagi Plato dunia tersebut adalah dunia idea (eidos).
Doktrin utama dari ajaran plato adalah tentang “Eidos” yaitu tentang ajaran idenya dalam pernyataan bahwa:
Ajaran filsafat idealisme Plato
1. Ajaran tentang dunia EIDOA atau dunia ide atau bentuk. Pengertian apriotis yang diperoleh tentang bentuk lebih dulu dan nyata dari pengertian tentang bendanya.
2. Ide ata konsep yang potensial, abstrak dan umum lebih nyata dari benda yang aktual, individual dan konkrit.
3. Filsafat ala Plato mengakui dualisme antara dunia ideal dan dunia riil, dimana dunia ideal merupakan asaa pertama dan utama, sedang dunia riil yang disebut dunia kebendaan Plato adalah asas sekunder
4. Filsafat psikologi mengakui trichotomi daripada hakekat jiwa, cipta, rasa dan karsa. (kognisi, emosi dan konasi). Jiwa bersifat “immortal” (abadi, tidak mati)
5. Filsafat etika dan sosil mengakui dan bersifat aristokkratis, yang mengakui tiga strata sosial, yaitu kelas filosof yang menjunjung nilai norma kebijaksanaan (wisdom).
“ide” adalah sesuatu pengertian yan bersifat abstrak, dan di mana tidak mungkin dimengerti atau diperoleh dengan pengamatan, sehingga harus dicapai atau diperoleh dengan berpikir dan pikiran. Itulah sebabnya dia membagi ilmu pengetahuan menjadi dua tingkat, yang pertama “Opinion” pendapat yang diperoleh dengan pancaindera, dan yang kedua adalah “genuine knowledge” yang dianggap lebih tinggi dan diperoleh dengan berpkir dan pikiran meleluui metode diatlektika sehingga diperoleh apa yang disebut konsep (koncepts).


3. ARISTOTELES (384 -322 BC)

Pembahasan tentang tokoh dan kontroversial ini tidaklah mudah, bukan karena sulitnya jalan pemikirannya, tetapi luasnya bidang masalah yang dikemukakan da diselesaikan, sehingga penulis dipaksa untuk menentukan pilihan mana yang harus dibahas dan mana yang harus dilewatkan dalam buku sederhana ini. Ini berarti apa yang dibahas oleh tokoh ini.

Langsung pada pokok persoalan pembahasan tentang aliran pemikiran filsafat Aristoteles akan du mulai dengan pengajuan suatu bagan perbandingan antara filsafat moral Plato dan Aristoteles, seperti di bawah ini.

Aristoteles adalah seorang aristokrat intelektual di antara triumvirat, atau trimurti filosof Yunanni Klasik, dan seperti biasanya si bungsu orangnya cerdas, keras dan lebih realistik, sehingga mendapat julukan “the great synthiser or compromiser”. Itulah sebabnya ajaran filsafat Aristotele lebih sistematis, sempurna dari ajaran filosofi klasik yang mendahuluinya. Termasuk kedua gurunya, sokrates dan Plato yang dihormatinya. Aristoteles mampu melengkapi, meluruskan dan mengsistematiskan ajaran-ajaran filosofi-filosofi sebelumnya.

Problema filosofis yan mendasar dan yang dihadapi oleh Aristoteles adalah Problema “idea transendental” dari Plato dan diganti dengan teori “hule-morphisme” dan bahan dan bentuknya, yaitu hubungan antara yang potensial dan yang aktual atau konsep dengan objeknya atau antara bentuk dan bendanya. Sebagai seorang tokoh “pemadu dan komentator pemikiran dan ajaran yang ulung”, pada dasarnya, Aristoteles mencoba memadukan realisme dari Demokritos dan idealisme dari Plato, yang dengan bagan perbandingan antara kedua alira tersebut dibawah ini dapat diikuti apa yang dilakukan oleh Aristoteles.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi sekonyong-konyong. Ini ternyata benar dengan timbulnya Filosofi Klasik Yunani. Seperti disebut di atas, aliran sofisme mulai mengubah pandangan kemanusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofime terlalu mengemukakan pendirian yang subyektif, relatif dan skeptis.
Sistematis periodisasi, masalah-masalah yang dihadapi diajukan mendahului pembahasan masing-masing tokoh dan ajarannya, dan ini dengan maksud untuk lebih jelas memberikan gambaran umum tentang ilmu filsafat, yang sampai saat ini masih dianggap sebagai induk dari cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Tiga tokoh filosofi Yunani yakni, Sokrates, Plato, Aristoteles.
1.SOCRATES (470 – 399 SM)
Dengan sekuat tenaga ia menentang ajaran para sofis. Ia membela yang benar dan yang baik, sebagai nilai-nilai yang obyektif yang harus di junjung tinggi oleh semua orang. Ia seorang filsuf yang jujur dan berani. Ia dihukum mati dengan meminum cawan berisi racun. Murid yang paling setia adalah Plato.
2. PLATO (427 – 347 SM)
Dilahirkan di Antena dalam kalangan bangsawan, ia mendirikan sekolah diberi Akademia. Menurut Plato , manusia dapat dibandingkan orang tahanan, mereka hanya melihat bayang-bayang yang dipantulkan dinding gua, namun setelah dilepaskan mereka melihat cahaya matahari yang menyilaukan.
3. ARISTOTELES (384 – 322 SM)
Berasal dari Stageira di daerah thrake, Yunani utara, belajar dalam Akademi Plato di Anthena, tinggal di sana sampai plato wafat. 2 tahun mengajar pangeran Alexander Agung , lalu kemudian Ia mendirikan sekolah bernama Lykeion (dilatinkan Lyceum). Aristoteles lebih kearah ilmu pengetahuan yang sedapat mungkin menyelidiki dan mengumpulkan data kongkret. Kritik tajam ditujukan pada Plato tentang ide-ide, jadi manusia yang kongkret aja.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Saipullah H.A, Drs, “Antara Filsafat dan Pendidikan”, Usaha Nasional, Surabaya,1980
Hatta, Muhammad, ”Alam Pikiran Yunani”, Tirtanas, Jakarta,1980
M.A.W., Brouwer, Drs., Heryadi., B.Ph., M.P. Sejarah Fisafat Barat Modern dan Sejaman, Alumni, Bandung, 1986















loading...
Previous
Next Post »
0 Komentar

Yang sudah kunjung kemari, jangan lupa bagikan ke teman ya

https://go.oclasrv.com/afu.php?zoneid=1401929